BAB 36

1.3K 123 3
                                    

Dear Sexy Readers, 

Yuk follow akun saya dan komen yang rame. Sayang kalian semua. 

💋💋 💋 

TwentyFour Groceries membuka gerainya 24 jam. Budi Elsari selaku pendirinya adalah pebisnis senior yang berpikiran terbuka. Menjanjikan produk berkualitas, kerjasama dengan e-commerce dan punya layanan pesan antar sendiri, perkembangannya pesat menyalip industri serupa.

Karyawan yang baru pulang kantor memenuhi lorong-lorongnya. Mereka sama seperti Cassandra yang lebih suka memilih sendiri kebutuhannya ketimbang memanfaatkan jasa pesan antar. Lucu juga kalau dipikir-pikir dulu hobinya belanja produk fashion, sekarang malah jarang beli pakaian. Semua hanya terfokus pada Litha, Litha, dan Litha. Sampai ke salon saja sering tidak sempat. 

Troli Cassandra penuh sayur dan buah segar. Kini dia memilih has dalam segar di konter daging. Lithania kurang menyukai ikan. Mungkin karena aromanya amis. Anak itu lebih peka semenjak terkena kanker.

"Litha mau daging atau hati ayam, Nak?" tanya Cassandra pada Litha yang berada dalam gendongannya. 

Mereka baru kembali dari rumah sakit setelah menjalani kemoterapi. Obat pembunuh sel kanker dimasukkan ke pembuluh darah melalui selang infus. Lithania rewel terus. Tadi juga sempat muntah-muntah akibat efek obat.

Lithania hanya menggumam tidak jelas. Dia menyentuh styrofoam daging has dalam, tapi lalu menggapai hati ayam juga. 

Cassandra terkekeh. "Jadi mau dua-duanya, Nak?" tanyanya lalu mengecup puncak kepala bayinya.

Lithania terhitung kurus untuk anak seusianya. Pipinya tidak lagi gembil menggemaskan. Cassandra memendam kesedihan melihat perubahan drastis putrinya. Semoga saja kata-kata dokter Munawar benar bahwa kanker darah pada bayi berpeluang sembuh.

"Cassandra." Suara maskulin yang familiar menyapa. 

"Widi." Cassandra meletakkan daging sapi dan hati ayam pilihannya ke dalam troli. 

"Litha, apa kabar?" Widi menyalami tangan mungil itu. Lithania tersenyum menyambutnya. 

"Kamu belanja juga, Wid?" tanya Cassandra. 

"Ya. Ini supermarket langgananku sejak Mutiara sakit dulu. Pilih produknya Organext deh, Cass. Segar, tahan lama, dan variannya banyak."

Cassandra menunjuk sayur dan buah dalam troli. "Iya. Litha cocoknya produk ini. Aku buka Instagram Organext, jadi makin yakin karena CEO-nya rajin mengedukasi masyarakat. Ternyata rasa sayur dan buahnya manis alami."

"Sebaiknya kita memang menjaga kesehatan sejak muda. Dokter Munawar bilang seperti itu,"  balas Widi yang trolinya pun penuh sayuran segar. Paprika merah dan kuning, edamame, jamur kancing, tomat segar, dan adonan kulit pizza.

"Mau bikin pizza nih, Wid?"

"Iya, serba organik. Kalau kamu mau, bisa sama Hamizan dan Lithania mampir ke rumah."

"Sepertinya seru. Apalagi kalau bikin pizza bareng istri dan anakmu ya, Wid." Cassandra hanya mengatakannya sebagai basa-basi ketimuran. Dia bahkan sempat tertawa terbahak.

Widi tersenyum simpul. Kenapa dadanya seakan ditikam? Dia percaya Cassandra tidak punya niat jahat untuk mengorek luka.

Cassandra hanya tertawa sendirian layaknya orang gila sementara Widi memasang tampang lucu menghibur Lithania. Tawa itu memudar. Cassandra sadar ucapannya kelewatan. 

"Wid, aku minta maaf," kata Cassandra canggung. 

"Tidak apa. Memang seharusnya aku segera menikah. Tetapi aku belum siap, Cassandra. Mutiara adalah wanita pertama yang membuatku jatuh cinta. Mungkin kamu menganggapku aneh karena menyukai wanita tidak populer." Widi mencengkeram dorongan trolinya. 

SEXY MISTRESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang