BAB 44

2.8K 181 43
                                    

Hello Sexy Readers,

Jangan lupa vote dan komen yang rame.

💋 💋 💋 

"Litha, Sayang. Hari ini kita ketemu Dokter Munawar lagi, ya." Sambil membersihkan kamar, Cassandra mengajak putrinya berbicara. Meski bayi itu sama sekali tidak mengerti, tangannya berusaha menggapai jemari Cassara yang menggantung di pinggiran boks. Cassandra pun mendekatkan jarinya, Lithania tergelak ketika berhasil menggenggam jempol ibunya. Sayang, keceriaan itu tak berlangsung lama. Bayi itu tiba-tiba meraung, merengek seperti kesakitan.

Cassandra meraih Lithania, memeriksa popok, tetapi sama sekali tak ada kotoran. "Hei, kamu kenapa, Sayang?" Dia menyodorkan dadanya, tetapi Lithania tetap saja menangis. Cassandra meletakkan penyedot debu, dia membawa Lithania ke balkon kamar, menghidu udara pagi yang menyegarkan. Lithania terlihat gembira, tangan mungilnya terentang ke udara.

"Baiklah, Anak Manis. Setelah bebersih, Mama ajak kamu keliling." Cassandra mengangkat putrinya, Lithania cekikikan sambil meninju dan menendang udara di sekeliling, napas Cassandra memburu karena mengimbangi gerakan lincah bayinya.

Jika melihat Lithania seriang ini, Cassandra seakan tak percaya putrinya mengidap penyakit mematikan. Namun saat mengetahui angka penyintas leukemia pada anak jauh lebih tinggi dibandingkan oramg dewasa, memberikan secercah harapan untuk Cassandra. Saat ini, Lithania memang belum mendapatkan donor yang cocok, Cassandra akan mengusahakannya. Bukankah Widi juga bersedia membantu?

"Kita pasti bisa melawan penyakitmu, Baby Girl." Perlahan, Cassandra meletakkan Lithania ke boks. Dia pun harus melanjutkan pekerjaan yang tertunda. Sayang, sebuah email dari Nisa kembali memintasnya.

Tidak ingin Lithania terganggu, Cassandra sedikit menjauh. Menurun lagi. Pemasukan Venusian Lingerie anjlok sampai 50%. Dikurangi beban operasional dan menggaji pegawai, keuntungan yang dicapai tipis sekali. Diteleponnya Nisa untuk mengonfirmasi. 

"Saya sudah baca laporan keuangan." Suara Cassandra terdengar lesu, Nisa tak tahu saja jika penampilan Cassandra saat ini sekusut pikirannya. Dia bahkan tak berani melihat laporan penjualan Venusian Lingerie terlebih saat dia mengingat jika sebentar lagi akhir bulan. Ada banyak mulut yang harus Cassandra beri makan. Nasib pegawainya bergantung pada keuntungan yang diraup setiap bulan.

[Nggak begitu baik, Bu. Berkurang sampai tiga puluh persen dari penjualan bulan lalu, Bu.]

Nisa menjawab kalem sembari memikirkan kata yang cocok untuk mendeskripsikan keterpurukan Venusian Lingerie. Dia tahu jika pikiran atasannya sudah kusut memikirkam putrinya, sekarang ditambah lagi dengan penjualan lingerie yang menurun drastis.

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Yang dikirimkan Nisa hanyalah berupa rincian hasil usaha, berapa banyak penjualan setiap bulannya. Namun mampu memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan.

Cassandra mengembuskan napas panjang, dia memikirkan nasib pengawainya. Dengan apa Cassandra membayar gaji mereka? Sedangkan Nisa yang ada di ujung panggilan mengerti kegelisahan atasannya itu hanya bisa menyemangati. Dia pun tak tahu harus memberi saran apa.

"Saya nggak bisa lagi mengurus VL lagi." Kerongkongan Cassandra tersekat saat mengatakannya. Venusian Lingerie adalah impian sejak muda. Hati kecilnya tak rela jika harus berpisah. 

[Lalu apa yang akan Bu Sandra lakukan?]

"Saya juga belum tahu, Nis. Mungkin saya harus melepasnya."

***

Robot operator seluler menjawab panggilan saat Cassandra mencoba menghubungi Hamizan. Dia berharap, suaminya itu bisa membantu mengatasi masalahnya. Namun, pria itu seperti memiliki dunianya sendiri saat berkutat dengan resto The Parama Kitchen. Sudah berhari-hari Hamizan ke Bali dan belum ada tanda-tanda kembali. Bahkan sekadar memberi kabar, pria itu sepertinya lupa.

SEXY MISTRESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang