Hamizan tidak pulang lagi. Cassandra mengompres bekas tamparan kemarahan suaminya di pipi. Bukan tamparan penuh gairah seperti yang selama ini dia dapatkan.
Lithania baru saja terlelap setelah meminum obat. Cassandra akhirnya bisa rebahan. Punggungnya sakit setelah berperang dengan kesibukan.
“Kayaknya enak nih kalau panggil tukang pijat ke rumah,” Cassandra bergumam sendiri.
Sembari menunggu kantuk datang, dia membuka email. Ada undangan pameran kebaya di The Magnolia Hotel. Letaknya jauh. Cassandra menghindari bepergian keluar kota dengan kondisi Lithania yang mudah sakit. IPFI mensponsorinya. Mungkin ada Widi di sana. Cassandra meneleponnya.
[Asalamualaikum, Cassandra.]
"Walaikumsalam, Widi. Aku ganggu kah?"
[Baru selesai mengecek laporan keuangan. Sekarang sudah lowong. Ada yang bisa kubantu?]
Laporan keuangan Venusian Lingerie menunjukkan sedikit grafik naik. Peluncuran model baru hanya sedikit mendongkrak. Masa kejayaan bisnisnya mulai meredup. Inilah akibatnya kalau pikiran seorang pengusaha terpecah. Mengurus perusahaan, juga keluarga.
"Pasti bagus hasilnya." Cassandra tersenyum kecut.
[Alhamdulillah. Semua atas izin Allah.]
Widi merendah meskipun nada bangga atas hasil kerja kerasnya jelas sekali terdengar.
"Apa kamu dapat email undangan pameran dan fashion show Cynthia Kusumohadi? Ternyata disponsori IPFI."
[Oh, desainer yang lagi naik daun itu. Tidak, Cassandra. Saya lagi menawarkan proposal kerjasama dengan banyak pihak. Masjid, ustadz, penerbit buku Islami, dan radio. Terkadang email nggak saya buka.]
"Oh iya. Pengusaha sukses sih beda." Cassandra tertawa renyah.
[Bisa saja kamu. Jadi, kenapa menelepon saya?]
"Mau tanya itu saja." Cassandra mengakui dalam hati bahwa dirinya sangat kesepian. Pernikahannya dengan Hamizan merenggang. Bahkan suaminya main tangan.
[Apa suamimu tidak marah?]
"Kebetulan dia nggak di rumah."
[Oh begitu.]
Widi tidak bertanya ke mana dan kenapa Hamizan pergi selarut ini. Biarlah setiap orang menutupi aibnya.
[Lithania sehat kan?]
"Sejauh ini ya. Kamu tahu kan dia nggak akan sepenuhnya sehat sebelum mendapatkan donor sumsum?"
Keadaan Lithania lumayan stabil. Mimisannya jauh berkurang, kalaupun ada hanya setetes dan frekuensinya jarang.
[Syukurlah kalau begitu. Sebaiknya kamu juga istirahat, Cassandra. Kamu harus kuat demi Lithania.]
"Terima kasih, Widi. Makasih banyak ya."
Cassandra jauh lebih tenang setelah mengakhiri percakapan dengan Widi. Laki-laki itu jenis manusia yang adem. Tidak seksi merangsang atau panas membara.
Tadinya Cassandra pikir dengan menelepon Widi maka dia akan mengantuk. Namun matanya masih belum mau terpejam. Maka jemarinya menggulir WhatsApp. Notifikasinya banyak. Satu nama mengusik keingintahuannya.
“Bu Aisyah.” Cassandra pun mengeklik nama istri ketua IPFI itu.
Percayalah, mata Cassandra membelalak saat membuka foto hasil tangkapan kamera Aisyah. Hanya tiga gambar saja sudah menyiratkan siapa laki-laki dan perempuan yang ada di sana. Jelas sekali Hamizan dan Angela berjalan masuk ke lift. Gedung apa itu? Hotelkah? Kantorkah? Ada urusan apa mereka di sana? Kenapa Hamizan merengkuh pinggang Angela, sebagaimana yang sering dilakukan pada istrinya sendiri? Cassandra cukup lama memandangi foto-foto itu sembari merenung.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEXY MISTRESS
RomanceCassandra van den Heuvel merebut Hamizan Parama dari Mutiara, sahabatnya sendiri. Mereka menikah dan terlihat bahagia dengan kelahiran Lithania sementara Mutiara wafat meninggalkan Widi, suami barunya. Widi yang masih belum bisa melupakan Mutiara me...