BAB 28

1.1K 122 8
                                    

Hello Sexy Readers,

Follow aku yuk, terus klik bintang dulu. Komen yang rame ya. Sayang kalian.

💋💋💋

Cassandra memenuhi segala syarat yang laki-laki dambakan; Mata bersorot percaya diri, bibir sensual yang meneteskan liur kaum adam lantaran ingin mencicipi, sepasang buah dada penuh yang makin berisi setelah menjadi busui, pinggang ramping, dan bokong padat. Jadi, salahkah jika Hamizan lapar pada istrinya sendiri?

Yah, Cassandra memang sangat kelelahan sampai ototnya serasa lepas dari tulang. Namun dia juga sadar bahwa tugas mempertahankan pernikahan tidak dapat ditumpukan pada bahu suami seorang. Maka dia pun mengikuti permainan Hamizan.

"Kebetulan, aku pun membutuhkan pencuci mulut." Cassandra mengangkat gelas kaca berisi jus jeruk dingin, meminumnya dengan gaya seksi. Sesekali sengaja melepaskan bibir dari tepi gelas untuk menjilati lidah sembari menatap Hamizan.

Isi gelas itu tandas. Cassandra berdiri, menuju bak cuci piring. Tetapi baru saja meletakkan peralatan bekas makannya, lengan Hamizan melingkari pinggangnya. Kecupan-kecupan lembap membasahi tengkuk Cassandra.

Bulu-bulu halus di sekujur tubuh Cassandra meremang. Penat sedikit sirna, malah dia ingin sesuatu yang lebih intim. Maka Cassandra melepaskan begitu saja piring dan gelas yang belum dia cuci, kemudian menarik kerah kemeja Hamizan agar merapat, menghimpit dadanya.

Hamizan menggeram saat bibir Cassandra mendesak, menyurukkan lidah, membelit lidah laki-laki itu. Jarak menuju kamar mendadak terasa jauh ditambah lagi panas mulai merambati dada. Seolah dia baru saja meminum wine berkualitas baik. Cassandra yang menyadari reaksi Hamizan mendorong suaminya hingga terpojok di tepi meja makan.

Ciuman bersalut berahi itu semakin dalam. Cassandra mengerang begitu Hamizan menyentuh bagian sensitifnya. Menambah koleksi isapan pada ceruk leher jenjang itu. Mungkin Hamizan bagai vampir kehausan, tetapi bukan dahaga oleh darah melainkan gairah primitif.

"I miss you so much, Baby," bisik Hamizan. Dia merindukan hari-hari ketika mereka memadu cinta. Tanpa peduli keadaan dunia. Hanya ada dia dan Cassandra, Kesempatan yang tampaknya semakin langka dengan keberadaan anak ditambah masalah yang silih berganti. Kehidupan pernikahan tak selalu semanis madu.

"I miss you too." Cassandra mulai terengah. Jemari lentiknya memereteli satu persatu kemeja Hamizan, kemudian memuja dada bidang itu menggunakan mulutnya. Sengaja berlama-lama mengitari puting suaminya.

Mata Hamizan memejam. Sensasi ini seakan sudah seabad tak dia rasa. Hamizan hanya ingin kesenangan ini tidak segera menghilang. Namun, Cassandra sudah beralih pada celana panjangnya. Menurunkan ritsleting, membelai kejantanan itu dengan lembut. Menghadiahi dengan pijatan melenakan. Hamizan memejamkan mata, otot-ototnya melemas. Dia mulai rileks dan merasa gravitasi bumi tak bekerja dengan benar. Sebab tubuhnya luar biasa ringan hingga layaknya kupu-kupu yang mengambang di udara.

"You are the best, Baby," ucap Hamizan ketika mulut Cassandra membungkus hangat area di antara pahanya. Menyuguhkan candu yang lebih gila lagi.

Cukup, ini sudah lebih dari cukup. Maka Hamizan mengangkat Cassandra agar duduk di meja makan. Menurunkan celana pendek rumahan itu, kemudian celana dalam berendanya.

Bagian itu tidak seharum dahulu. Aroma mawar dan feromon yang menguar sempurna sudah tak ada lagi. Hamizan berhenti.

"Ada apa?" tanya Cassandra dengan napas terengah.

Hamizan dilema antara mengatakan yang sejujurnya dan mengakibatkan perang nuklir atau melakukan saja seperti biasa meski menahan jijik.

"Ada apa?" ulang Cassandra.

SEXY MISTRESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang