BAB 48

1.2K 102 1
                                        

Proses perpindahan kepemilikan Venusian Lingerie dari Cassandra kepada Widi berlangsung cepat. Notaris langganan Widi mengurus segalanya secara profesional. Widi pun dua kali berkunjung ke kantor VL sebelum kemudian memindahkannya ke sebuah ruko yang tak jauh dari butik Zaitun Collection agar lebih mudah mengawasi. Segalanya tampak bai-baik saja sampai suatu hari sesuatu mmebuat sakit kepalanya kambuh dan terpaksa menghubungi Cassandra.

"Assalamu'alaikum, Cass."

Waktu seakan berhenti ketika suara renyah di seberang panggilan menjawab.

[Waalaikumsalam, Wid. Ada yang bisa aku bantu?]

"Kamu lagi di mana, Cass? Kita bisa ketemu nggak? Ada yang aku tanyakan soal Venusian Lingerie."

[Aku baru selesai kontrol Litha, sekarang masih di rumah sakit. Nanti aku singgah di kantor VL, yang baru ya. Kangen sama anak-anak juga.]

“Ide bagus, Cass.” Widi mendesah lega seakan baru saja menelepon superhero yang akan menyelamatkannya dari cengkeraman musuh.

Widi mengacak rambutnya, dia tidak bisa fokus setiap ke tempat ini. Lingerie menggantung di foto model sering membuat Widi kehilangan kewarasan. Hampir seminggu Venusian menjadi miliknya, tetapi Widi masih tidak mengerti bagaimana mengelolanya. Padahal Nisa dan Icha sudah beberapa kali memberikan penjelasan. Widi bahkan tak tahu harus mengomentari rancangan terbaru yang Arman kirimkan lewat e-mail.

Nisa, Gita dan Icha berdiri sambil tersenyum, antara malu dan kikuk. Bagian ini yang sebenarnya Nisa khawatirkan. Widi tidak mengerti tren berbusana lingerie. Bersama Cassandra, mereka sama-sama wanita. Sedangkan Widi? Siapa yang bisa menjamin, fantasi pria itu tidak merambat ke mana-mana.

Kalau ditanya, terlalu banyak alasan di balik ketertarikan pria terhadap lingerie. Jika diberi pilihan untuk melihat pose wanita telanjang atau berbalut lingerie, hampir semua pria akan memilih yang terakhir. Saat seorang wanita memakai lingerie, sosok yang hadir di hadapan pria terlihat tidak hanya erotis dan sensual,  tapi juga misterius dan mengundang rasa ingin tahu lebih dalam.

Dari payudara sampai pinggul, dari paha sampai bokong, lekuk tubuh wanita yang menonjol dalam balutan lingerie tidak dapat kita temui ketika wanita itu memakai pakaian biasa. Wanita dalam balutan lingerie membuat penasaran pria yang melihatnya, menggoda pria seolah mengajaknya untuk berfantasi.
Nisa belum lupa, bagaimana Hamizan sampai berselingkuh dari Mutiara. Pria itu tidak mampu mengekang fantasi liarnya. Lantas, bagaimana dengan Widi? Apa pria itu membeli VL tanpa pengetahuan karena terpikat Cassandra hingga tak mampu menolak pesonanya?

"Halo, selamat siang semuanya."

Yang mereka tunggu muncul juga, wanita itu tampak bersahaja dengan balutan dress polkadot, bandana bermotif sama menghiasi rambut ikal kecokelatan Cassandra. Widi berdiri menyambut, menarik kursi di depan mejanya lantas menggelar beberapa lembar rancangan Arman. Gita meraih Lithania, mengajak bayi mungil itu bermain pada karpet yang ada di sudut ruangan.

"Aku bingung, Cass." Widi mengenyakkan bokong di kursi.
"Rancangan Arman ini mau diapain?" Dia menunjuk ke atas meja dengan tatapan putus asa. Kalau tahu akan seperti ini, Widi mungkin akan berpikir ribuan kali mengambil alih Venusian.

Cassandra mengekeh geli, pandangan beralih dari wajah Widi ke lembaran kertas. Dia memperhatikan guratan-guratan garis yang diciptakan Arman menjadi sebuah negligee, sejenis gaun tidur berbahan halus dengan tali spageti. Di sebelahnya sebuah kimono warna hitam transparan dihiasi bunga-bunga putih pada tepian bawah.

"Kalian sengaja meminta Arman merancang ini?" Cassandra menatap Widi, Icha dan Nisa bergantian, ketiganya menggeleng, tetapi dilanjutkan dehaman Widi.

"Aku hanya bilang, kalau pengin sesuatu yang berbeda dengan yang selama ini dipasarkan Venusian." Widi menerawang, mengeja setiap sudut plafon ruangan. "Sesuatu yang erotis dan sensual, tetapi tidak terlalu terbuka. Aku ingin memenuhi keinginan beberapa wanita yang masih minder menggunakan lingerie terbuka."

"Baiklah, aku suka idemu. Rancangan Arman sudah mewakili keinginan kamu, Wid."

"Benarkah?"

"Ya, setelah ini, kamu tinggal memilih bahan yang nyaman dan bertemu penjahit. Mungkin sutera, satin atau lace?" Cassandra mengumpulkan kertas gambar dan menumpuknya di tengah. "Tetapi Wid, kamu tetap harus meminta desain Arman yang lainnya. Masih banyak juga wanita yang doyan memakan bra, thong atau  G-String. Toh, keduanya bisa dipadukan dengan kimono ini."

Pandangan Widi dan Cassandra kembali bertemu pada satu titik. Keduanya saling pandang, beberapa saat lamanya sampai Nisa berdeham, sebelum mereka sama-sama memalingkan wajah ke sembarang arah.

♥♥♥

Ada yang mulai pandang-pandangan nih. Tunggu besok ya, Sexy Readers. Kalau mau segera baca sampai tamat, silakan ke Karyakarsa.

Love
💋 Bella - WidiSyah 💋

SEXY MISTRESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang