BAB 34

1.2K 117 11
                                    

Hello Sexy Readers,

Klik berlangganan dulu yuk. Komen yang rame ya. Sayang kalian.

💋💋💋 

“Selamat pagi, Sayang.” 

Jika ada kompetisi, ‘Miss Paling Tidak Peka Segalaksi Bima Sakti’, maka Cassandra dipastikan keluar sebagai juara. Hamizan berkonsentrasi pada nasi goreng kari dalam wajan, terlalu malas menoleh menjawab salam istrinya, tetapi Cassandra dengan cueknya membuka pintu kulkas dan mengambil bahan makanan organik dari sana. Hamizan sengaja menuang nasi goreng kari yang sudah matang ke dalam satu piring, alih-alih dua seperti biasanya, lalu makan sendiri.

“Bagi dong.” Cassandra menyendok sebelum Hamizan mengucap persetujuan atau keberatan.

Dalam diam, Hamizan bersedekap sembari menyorotkan tatapan tajam. Cassandra mendesah kepanasan. Ke mana perginya sosok Iblis Penggoda yang seksi terbalut lingerie? Kenapa sekarang Cassandra hanya mengenakan kaus longgar dan celana di atas lutut? Menyembunyikan lekuk feminin dalam kain yang kebesaran.

Ah, buklet kajian dari Fatma. Pasti itu penyebabnya. 

“Kenapa?” tanya Cassandra tanpa rasa bersalah.

“Enak?” Hamizan menyahut dingin.

“Enak sih. Tumben kamu nggak bikin buatku juga,” oceh Cassandra, malah asyik membelah alpukat, mengerok isinya dan memasukkan ke dalam food processor. 

Lithania memang putri Hamizan, anak yang lama ditunggu-tunggu keluarga besar Parama setelah pernikahan terdahulunya dengan mendiang Mutiara tidak dikaruniai momongan. Wajar jika seorang ibu seperti Cassandra memperhatikan anak semata wayangnya apalagi saat sedang sakit begini. Akan lucu sekali jika Hamizan bilang dia cemburu karena Cassandra tak pernah lagi berdandan untuknya atau memperhatikannya. Bahkan usaha Hamizan untuk meromantisasi pernikahan mereka gagal. Cassandra gampang mengantuk belakangan ini. Namun, Hamizan juga tidak nyaman hanya memendam perasaan.

Pada hari Minggu kemarin, Cassandra tidak mandi seharian dengan alasan tidak ke mana-mana. Malamnya saat Hamizan berencana mengajaknya bermesraan, Cassandra tertidur. Cukup sudah, Hamizan tidak tahan lagi.

“Apa kamu nggak merasa punya salah sama aku?” Hamizan mulai berteka-teki.

Desing mesin penghancur makanan lumayan mengganggu pendengaran.

“Eh?” Cassandra mendongak. “Kamu mau minum es blewah paku?”

Hamizan berdiri, menghampiri Cassandra dan mematikan mesin. Dia berdiri menjulang berhadapan dengan istrinya. “Apa kamu nggak merasa punya salah sama aku?” ulangnya.

“Nggak tuh.” Jawaban Cassandra terlalu cepat, seperti tidak berpikir.

Hamizan hanya bisa mengembuskan napas kesal. Setahun saja cukup untuk mengubah kepribadian Cassandra yang menantang, menggoda, menguji naluri purba Hamizan sebagai pemburu menjadi perempuan kebanyakan yang bodoh dalam membaca kode pasangan. Tentu Hamizan merindukan saat-saat ketika dia adalah prioritas dalam hidup Cassandra, bukan seperti sekarang yang harus mengalah pada segalanya. 

“Sudahlah, kamu buat saja sarapanmu sendiri.” Hamizan tertunduk lesu, kembali ke meja makan. Tanpa bersemangat dia menyendok sarapannya.

“Kalau aku memang punya salah, jangan ragu buat bilang lho, Ham.” Cassandra menambahkan ASI ke dalam lumatan alpukat.

Hamizan mendiamkan saja permintaan itu. Dia ingin Cassandra tahu betapa kecewanya dia sebab mereka tidak punya quality time lagi sekadar untuk berduaan. Setiap hari hanya disibukkan rutinitas, rutinitas, dan rutinitas.

SEXY MISTRESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang