BAB 19

1.2K 133 3
                                    

Hello Sexy Readers,

Follow aku yuk, terus klik bintang dulu. Komen yang rame ya. Sayang kalian.

💋💋💋 

Kedamaian rumah kembali lagi setelah Fatma pulang. Rutinitas Cassandra sedikit berubah mengingat Penyakit Lithania. Cassandra meneteskan obat ke lidah Lithania setelah tadi pagi menyuapinya dengan makanan padat. Sebagai suami yang baik dan tidak ingin istrinya terus larut dalam kesedihan, Hamizan memang berhasil memulangkan Fatma. Dia berharap suasana hati Cassandra membaik dan mereka bisa kembali mesra. Namun, pencapaian Hamizan belum sepenuhnya sempura, Cassandra masih bergelut dengan kondisi Lithania yang sering kali tidak stabil.

"Ham, hari ini aku mau ngantar Lithania kontrol. Kamu mau kan nganter aku?"

Sepagi ini Cassandra sudah tampil rapi. Mini dress putih bermotif bunga-bunga hijau muda memeluk indah tubuhnya. Sementara Hamizan hanya memakai celana dalam dengan sesuatu menggembung di sela paha. Hamizan merindukan morning sex panas bersama Cassandra, hasratnya menginginkan istrinya sedikit acak-acakan. Hamizan mendekat, merengkuh tubuh seksi Cassandra, mengusap punggung lalu meremas bongkahan padat bokongnya.

Hamizan menggeram pelan, "Aku harus ke resto, Ndra." Dia bukan tidak sayang dengan anaknya, tetapi The Parama Kitchen pun membutuhkan perhatian Hamizan. Seperti halnya sekarang, sebagai laki-laki normal, Hamizan butuh perhatian istri dan tentu saja pelepasan.

"Ya sudah, biar aku sendiri yang bawa Lithania kontrol." Alih-alih mendesah,  Cassandra justru menepis lengan Hamizan. Cassandra meraih Lithania dari ranjang sembari berdecak sebal. Laki-laki bahkan masih sempat memikirkan kepuasan biologis di saat ada hal lain yang lebih mendesak.

Hamizan menghela napas kecewa ketika tubuh sintal Cassandra menghilang dari balik pintu kamar, kepalanya berdenyut. Beberapa hari ini Hamizan tidak bercinta, Cassandra semakin sibuk dengan Lithania sampai fantasi liar Hamizan tidak terlampiaskan.

Menyetir sendiri menjadi keputusan terakhir Cassandra, dia cukup mandiri untuk melakukan semuanya sendiri. Hamizan terlalu sibuk semenjak membuka cabang di Bali, Hamizan tidak bisa diandalkan.

Car seat Lithania didudukkan pada kursi penumpang di samping Cassandra. Sesekali melirik Lithania yang tengah pulas tertidur, dokter memang sudah memberikan obat untuk menghambat protein tirosin kinase yang menyebabkan pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Namun, lebam kebiruan itu masih saja muncul, tercetak di sekujur tubuh Lithania.

Cassandra menghubungkan ponsel dengan pelantang, memintas Starlight dari Muse. Cassandra menghubungi Nisa, meski membolos, Cassandra tidak lupa untuk memberi kabar pada pegawainya di kantor.

"Nisa saya nggak masuk lagi hari ini. Soalnya harus membawa Lithania ke dokter."

Di kantor Venusian Lingerie, Nisa menjawab panggilan dengan nada prihatin.

[Iya, Bu. Semoga Lithania cepat sembuh, Ibu yang sabar, ya.]

Cassandra tak tahu, apakah dia patut berbangga atau malah miris. Orang-orang di sekitar Cassandra mengenalnya sebagai perempuan liar, iblis penggoda yang selalu memamerkan kemolekan tubuh, berbakat menjadi pelakor. Berbeda halnya jika yang ada di posisinya adalah perempuan serupa Mutiara, perempuan baik-baik layaknya malaikat. Bisa jadi sanksi sosial akan Cassandra terima selama tujuh turunan.

Seiring waktu, semua pegawai The Parama Kitchen dan Venusian Lingerie perlahan melupakan perselingkuhan yang pernah Cassandra lakukan bersama Hamizan. Nisa, Gita dan Icha memang tidak pernah kedapatan bergunjing di depan Cassandra, entah di belakangnya. Namun, Cassandra memilih untuk tidak memedulikan.

"Oh iya, Nis. Tolong hubungi Alex buat batalin jadwal pemotretan sore ini."

[Iya, Bu.]

"Kenapa, Nis?" Cassandra membatalkan menggeser tombol merah karena pekikan Gita dan Icha di seberang sana.

SEXY MISTRESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang