Di Bali, Hamizan mengakui jika wanita doyan berbelanja. Mereka menikmati kebiasaan tersebut, setiap kali punya uang dan waktu, wanita bisa dipastikan akan berbelanja. Mereka sangat menyukai aktivitas ini. Tanpa alasan, wanita seolah jatuh cinta dengan kebiasaan belanja.
Namun, Hamizan tidak akan menolerir wanita yang sampai kalap berbelanja seperti Angela. Astaga, wanita itu menghabiskan ratusan juta hanya untuk membeli tas dan pakaian bermerek. Jika saja Angela menggunakan uang pribadinya, tentu tidak ada masalah, tetapi wanita itu menghabiskan lebih dari separuh limit kartu kredit yang Hamizan pinjamkan. Sial! Bagaimana dia akan menjelaskan pada Cassandra yang menerima tagihan kartu kredit Hamizan di Jakarta?
Sambil mendengus menahan kekesalan hati, Hamizan memasukkan pakaian ke dalam koper besar. Dia terbirit-birit memesan tiket pulang ke Jakarta setelah ultimatum yang Cassandra berikan.
"Selamat pagi, Pak Hamiz." Pada pagi hari setelah telepon Cassandra semalam, pintu kamarnya diketuk seseorang. Angela tersenyum nakal, berdiri dengan lengan menumpu pada birai pintu. "Pak Hamiz sudah mau balik ke Jakarta?" tanya wanita itu menutup pintu. Dress berbahan satin keperakan memetakan setiap lekuk tubuhnya saat wanita itu melangkah. Belahan rendah mengekspos leher jenjang dan puncak dada runcingnya.
Dasar Jalang! Wanita ini bahkan tidak menyadari kesalahannya. Hamizan menumpahkan kekesalan di dalam hati. Dia tidak mungkin memancing keributan di hotel, itu sama saja memproklamirkan ke dunia akan perselingkuhannya.
"Saya masih akan ada di sini, jika saja kamu tidak melakukan kekacauan." Hamizan menggeram pelan sambil berkacak pinggang. "Apa yang kamu lakukan dengan kartu kreditku, hah? Kenapa tagihannya membengkak sampai ratusan juta?"
Angela menghempas tubuhnya, duduk menyilangkan kaki di pinggiran ranjang. "Halo, Pak Hamiz. Anda pikir semua kenikmatan yang aku berikan itu gratis?"
Hamizan membeku di samping sofa, andai saja di depannya sekarang seorang pria, Hamizan pasti sudah memberikan pukulan. Sayangnya, dia Angela. Wanita yang memanaskan ranjangnya selama seminggu lebih Hamizan di Bali. Saat ini pun, dia sedang bersusah payah menahan diri untuk tidak menghempas wanita itu ke ranjang.
"Barusan Cassandra menghubungi saya. Dia menanyakan perihal tagihan itu." Hamizan mendesah putus asa, dia tahu akan menerima kemarahan istrinya saat pulang ke Jakarta nanti.
"Ayolah, Pak Hamiz. Anda seharusnya paham dong kebutuhan seorang wanita." Angela tergelak, "Aku masih berbaik hati dengan tidak menghabiskan limit kartu kredit Bapak. Apalagi sku sudah dipecat." Wanita itu cekikikan, memancing emosi Hamizan.
Hamizan berderap, meninggalkan sofa menghampiri Angela dengan cengkraman kuat di dagu wanita itu.
"Dasar wanita sialan!" Hamizan menggeram marah, rahangnya mengetat kuat, satu tangan pria itu terkepal.Angela meringis menahan sakit, tetapi wanita itu seperti sudah terbiasa menghadapi kemarahan pria. Angela justru merapatkan tubuh pada Hamizan sembari membusungkan dada. Dia membuka bibirnya, pura-pura mendesah. Jemari menempel di dada Hamizan, menyusup ke dalam kemeja. "Sepertinya kita perlu mencoba bercinta dengan ... lebih kasar, Pak Hamiz." Angela mengedip binal lantas menyeringai lebar, memelintir puncak dada Hamizan, satu tangannya merambat turun, meremas sesuatu di antara pangkal paha hingga pria itu melenguh.
"Shit!" Hamizan melepaskan cengkeraman, menepis tangan Angela yang masih bergerilya di dadanya, menjeda beberapa langkah dari wanita itu. Napas pria itu memburu menahan rangsangan yang Angela berikan. "Jangan pernah muncul lagi di hadapan saya! Keluar kamu!" bentak Hamizan sambil menunjuk pintu.
Angela tertawa tanpa rasa bersalah, "Dasar munafik!" Wanita itu berbalik badan, meninggalkan Hamizan.
♥♥♥
Hello Sexy Readers,
Gimana dengan rumah tangga Cassandra dan Hamizan? Tunggu update selanjutnya di Wattpad. Kalau mau baca yang sudah tamat, cuss ke Karyakarsa belladonnatossici.
Love,
💋 Bella - WidiSyah 💋
KAMU SEDANG MEMBACA
SEXY MISTRESS
RomanceCassandra van den Heuvel merebut Hamizan Parama dari Mutiara, sahabatnya sendiri. Mereka menikah dan terlihat bahagia dengan kelahiran Lithania sementara Mutiara wafat meninggalkan Widi, suami barunya. Widi yang masih belum bisa melupakan Mutiara me...