BAB 55

931 64 10
                                    

Hello Sexy Readers,

Ada yang kangen sama Cassandra, Widi, dan Hamizan? Rupanya sudah 2 bulan saya nggak up. Maaf banget karena sibuk lanjutin spin off cerita ini. Angela Mericci ada di The J8. Mampir yuk.

Tapi nanti dulu, baca lanjutan kisah Cassandra-Widi-Hamizan di sini. Enjoy.

💋 💋 💋 💋 💋 💋 💋 💋

Alih-alih mengorder taksi daring ke resto The Parama, Hamizan justru melangkahkan kaki. Bisik-bisik pengunjung taman yang terkenal dengan keasriannya karena  lebih identik dengan pepohonan hijau yang rimbun tinggi, membuat Hamizan tidak nyaman. Taman Situ Lembang yang tak jauh dari Taman Suropati menjadi tujuannya.

Sebagai Ibu kota, Jakarta merupakan daerah yang padat penduduk lengkap dengan segala aktivitas yang membuat kemacetan. Namun di balik kepenatan kota tersebut, Jakarta juga menyimpan ruang-ruang hijau di beberapa sudut kota. Tak terkecuali Taman Situ Lembang. Sesuai dengan namanya, taman ini berada di sekeliling danau buatan atau yang disebut dengan situ. Hamizan mengingat jika taman ini pernah menjadi lokasi syuting langganan dari film Warkop DKI.

Danau buatan yang terletak di tengah taman selain mempercantik tatanan juga menjadi spot memancing warga Jakarta. Pohon-pohon rindang yang tumbuh di sekeliling danau pun menjadi tempat yang nyaman untuk berteduh sekaligus menggelar piknik bareng keluarga. Ah, pikiran melankolis menyapa Hamizan, dia sudah lama tidak menghubungi Fatma. Mengadu kepada ibu selalu menjadi pelarian anak ketika ada masalah.

"Assalamualaikum, Ma."

Fatma terbatuk-batuk menjawab salam. Tumben, Hamizan tiba-tiba meneleponnya.

[Waalaikumsalam, Zan. Kamu apa kabar?]

Hamizan menarik napas panjang lalu mengembuskannya melalui mulut, dia bahkn belum bercerita apa pun, tetapi Fatma seolah tahu kegelisahan hati putranya.

"Alhamdulillah, saya sehat, Ma. Mama apa kabar?"

[Mama sehat, Ham. Paman kamu ada kerjasama waralaba dengan 'BobaTime', itu loh, Ham. Minuman kekinian yang lagi viral.]

Hamizan mengekeh pelan, boba yang sudah lama viral dan tren di Jakarta kini hadir di Pontianak, BobaTime membuka cabang baru di Tanjung Raya. Minuman itu begitu digenari, padahal hanya teh susu yang diberikan bola-bola yang terbuat dari tepung tapioka.

"Mungkin nanti, The Parama Kitchen akan ekspansi di sana juga."

[Aamiin, Mama selalu mendoakan kesuksesan untuk kamu, Zan.]

Hamizan sontak teringat Cassandra, istrinya itu tak pernah lagi mendoakan setiap usahanya. Padahal Hamizan melakukan untuk keluarga kecil mereka.

[Zan, kamu ada masalah?]

Fatma bertanya hati-hati setelah keterdiaman Hamizan beberapa saat lamanya.

"Kesehatan putri kami memburuk, Ma. Sandra berhenti bekerja dan berusaha mencarikan donor untuk Litha."

[Lho, bukannya bagus? Sandra sudah berhenti bekerja dan mengurus putrimu dengan baik, kan?]

Fatma merasa yang diucapkan Hamizan sama sekali bukan masalah.

"Iya, Ma, tapi saya tidak suka dia terlalu akrab dengan Widi."

[Widi siapa, kayaknya namanya familiar?]

"Iya. Dia mantan suami Mutiara, Ma. Dia membeli VL yang nyaris bangkrut dan membantu Sandra mencarikan donor untuk Litha. Saya merasa ada yang aneh dari kedekatan mereka berdua. Mungkin, Sandra dan Widi sering bertemu tanpa sepengetahuan saya, Ma."

Fatma akhirnya paham, kegelisahan putranya. Cassandra memang bukan wanita yang baik untuk Hamizan.

[Kalau pada dasarnya memang suka selingkuh nggak akan berubah meski wanita itu menikah dengan pria yang dia cintai, Zan. Kamu sih, terlalu lunak sama dia. Kebebasan yang kamu berikan sekarang disalah gunakan kan sama Sandra?]

Ocehan panjang lebar Fatma seakan membuka mata Hamizan. Kenangan Cassandra pulang duluan ketika Grand Opening The Parama Kitchen Bali terputar ulang. Bukankah Widi juga mendadak tidak bisa hadir kala itu? Apa karena Cassandra sudah lebih dulu selingkuh, makanya wanita itu dengan gampang memaafkan perbuatan Hamizan? Astaga, Hamizan merasa menjadi orang paling bodoh sekarang. Cassandra bertindak seolah-olah legowo memaafkan kekhilafan Hamizan demi menutupi kebobrokan sendiri.

[Zan, buku kajian yang waktu itu Mama kirim gimana? Apa istrimu membaca?]

Hamizan mendesah lelah. Mungkin dibaca, mungkin juga dibuang. Cassandra memang sempat menunjukkan perubahan positif, sayang tak bertahan lama. Istrinya itu malah semakin sering membentaknya. 

[Apa Mama perlu ke Jakarta untuk mengajari istrimu menjadi istri yang baik?]

"Tidak usah, Ma. Saya nggak mau Cassandra semakin meremehkan saya karena menganggap suaminya suka mengadu pada ibunya. Wibawa saya bisa makin hancur di depan dia."

[Ya sudah. Mama percaya kamu bisa mendidik istrimu. Asalamualaikum.]

"Walaikumsalam."

Rahang Hamizan mengetat saat memutus panggilan dengan Fatma. Otaknya menyinkronkan semua kejadian beruntun selama ini. Setiap kesehatan Lithania drop selalu ada Widi di samping Cassandra.

Astaga, siapa yang tahu apa yang mereka lakukan saat Hamizan sedang tidak di rumah? Hamizan batal memasukkan ponsel ke saku, beralih pada aplikasi perpesanan.

Hamizan Parama:
Selamat siang, Pak Widi ada waktu hari ini?

Hamizan tak perlu menunggu lama, Widi membalas via whatsapp.

Widi Erlangga:
Selamat siang, Pak Hamizan. Saya kebetulan ada meeting di Count Cafe Herritage. Pak Hamiz di mana sekarang?

Hamizan mendengkus kasar saat membaca pesan yang masuk. Kebetulan sekali, apakah Widi habis bertemu Cassandra di sana? Count Cafe hanya berjarak kurang dua kilometer dari lokasi Hamizan sekarang. Dia pun membalas pesan Widi, meminta pria itu untuk menunggunya.

♥♥♥

Di mana ada Fatma, di situ ada kerusuhan. 😆😆😆

Yang nggak sabar baca lanjutannya yang entah kapan akan update, silakan ke Karyakarsa: Belladonnatossici.

Lanjutannya bisa dibaca sampai tamat hanya seharga Rp. 29.000 untuk akses 30 hari. Akses dari website aja supaya harganya lebih murah. Ayo buruan cuss ya.

Love,

💋 Bella - WidiSyah 💋

SEXY MISTRESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang