40. Harapan

1.4K 42 8
                                    

Happy reading.....

"Bolehkah aku meletakkan harapan ku padamu?"

↔↔↔

Simon memandang langit-langit kamarnya. Pikirannya kacau dikarenakan Jerry yang sangat teramat merusak suasana hati nya hari ini. Simon berusaha melupakan yang baru terjadi tadi. Otaknya lalu berusaha keras mencerna kata-kata Jourell kembali yang cowok itu katakan disekolah pada Simon.

Simon sangat penasaran sekarang, Simon lalu menutup matanya perlahan.

Damn.

Simon tersenyum sekarang seperti orang gila, bisa dipastikan perkataan Jourell benar adanya.

Bayangan Audy yang sangat mengemaskan pada saat mereka berdua muncul begitu saja tanpa izin. Simon dapat melihat saat pertama kali mereka bertemu, dimana Audy menanyakan pada Mischa, Simon itu cowok atau cewek. Bayangan saat Audy kebelet pipis dan salah kamar mandi dihari pertamanya jadi siswi baru. Hal itu membuat Simon tanpa sadar tertawa geli. Lucu!

Drrtt...

Drrtt...

Drrrrtt...

Getaran handphone Simon berkali-kali berhasil membuyarkan bayangan yang sedang Simon bayangkan.

Simon membuka matanya kasar, lalu berdecak sebal, "Ganggu aja!" ujarnya lalu meraih Handphone yang dia letakkan disamping tadi.

"Hmm?" sahut Simon malas.

"Gimana bos? Kebayang gak?"

Simon seperti menimbang sesuatu, "Malam ini kumpul tempat biasa," ujar Simon.

"Hahahah.... Siap!" sahut penelpon tersebut sambil tertawa.

Simon lalu mematikan sepihak. Simon kembali merentangkan tubuhnya dikasur melanjut kedunia mimpi. Hari ini rasanya lelah sekali.

↔↔↔↔

Dikamar, Audy sedang menatap langit-langit ruangannya, memikirkan sesuatu.

"Kok Simon, bohong mulu sama Audy, ya?" tanya Audy sendiri pada dirinya.

"Padahal tadi gak ada ulangan, terus Vony juga gakada ngasih bubur juga," gumam Audy.

Audy lalu seutas senyum muncul pada wajahnya, "Simon jahil ya," kekeh Audy seperti orang gila.

"Simon kayak punya 2 kepribadian. Kadang galak kadang gak," gumam Audy lagi.

Tok...

Tok...

Tok...

Suara ketukan dari pintu kamar Audy berhasil membuat Audy tergelonjak kaget.

"Dy, ayo makan malam. Papa sama Mama udah pulang lho, ayo," panggil Handy.

Audy yang mendengarnya pun membulatkan matanya terkejut senang. Audy lalu berlari membuka pintu kamarnya kegirangan.

"Serius kak?" tanya Audy cepat saat sudah membuka pintu kamar.

"Yaelah ngapain bohong, itu bos besar kita lagi bersih badan dulu," sahut Handy pada adiknya, Audy.

The Famous (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang