25. Ada apa?

2K 62 4
                                    

Happy reading....

***

Berita tentang naungan Simon sudah tersebar seantero sekolah. Bagaimana tidak? Semua info mengenai hal yang cowok ketus tersebut lakukan akan terkulas detail melalui akun fanbase atau sosial media yang terdiri atas fans nya Simon.

Audy berjalan sendiri menulusuri koridor hendak ke perpustakaan karena suruhan guru yang menyuruhnya untuk mengambil buku Biologi, sebagai hukuman karena Audy telat masuk kedalam kelas akibat terlalu lama mengganti seragam olahraga ditoilet.

Sesudah Audy mengambil buku paket untuk guru tersebut, Audy gugup karena harus melewati tiga siswi yang terkenal dengan bully yang dia lakukan. Siswi tersebut menunggu Audy lewat dari depan mereka seperti sedang menunggu mangsa yang hendak dimakan.

"Wah... Wah... Wah... Senang banget nih kayaknya lo?!" ujar Noura dengan gaya sombongnya.

"Maaf, ma-maksudnya a-apa ya?" tanya Audy dengan nada gemetar.

Noura menatap kedua temannya, "Pegangin, bawa ke gudang!" suruh Noura kepada temannya, mereka kemudian membawa Audy ke lantai atas tempat gudang yang tak terpakai.

Setelahnya, kedua teman Noura melempar Audy hingga terbentur kemeja. "Pura-pura gak tau lagi lo! LO PIKIR GUE BUDEG SOAL SIMON?" teriak Noura.

Audy merintis saat perutnya mengenai meja."Gu-gue gak maksud, beneran," jawab Audy memelan.

"Jangan sok akting deh lo,"ujar Noura, "Lo gak puas ya? Kemarin kak Handy! Sekarang Simon dan temannya! Dasar bitch! " lanjut Noura.

Tanpa mereka sadari tiga siswa sudah mengamati mereka sedari tadi didalam gudang tersebut. Tepatnya, mereka sedang duduk dimeja yang sudah tak terpakai sambil menghesap rokok ditangan mereka. Tapi, karna ruangan tersebut gelap dan tak ada cahaya jadi mereka tidak terlihat oleh Noura dan temannya.

"Fika, mana guntingnya, nih anak harus dikasih pelajaran dulu," Noura terkekeh sambil menjambak rambut Audy yang sudah terduduk meringis, "Mulai dari rambut atau rok dulu ya?" tanyanya pada dirinya sendiri. Sedangkan, Audy sudah menangis ketakutan. Berharap ada seseorang yang menolongnya.

***

Simon berjalan bersama Jourell dan Davi. Mereka saat ini hendak melakukan rutinitas mereka. Apalagi, kalau bukan cabut kelas.

"Tempat biasa," suruh Simon pada kedua sahabatnya. Lalu, mereka ketempat biasa yang dimaksud Simon.

Setelahnya, mereka lalu membuka ruangan tersebut dan menutupnya kembali. Lalu, duduk dimeja yang sudah tidak terpakai sambil mengeluarkan sebatang rokok.

"Lo jangan berantem sama Calvin lah, Mon," ujar Davi menatap Simon yang mengepulkan asap rokok.

Simon melirik Davi selintas, "Siapa yang berantem?" tanyanya.

"Terus ngapain kalian tatap-tatapan kayak tadi?" tanya Davi balik.

Jourell langsung tersenyum jahil, "Dari matamu matamu, kumulai jatuh cinta," Jourell malah bernyanyi.

Simon lalu menghembuskan asap rokoknya kewajah Jourell, "Masih normal gua, jamet."

"Uhuukk...uhuk.. Biasa aja dong," ujar Jourell batuk akibat asap rokok yang Simon hembus.

Nampak Davi serius menatap, "Jangan berantem, ingat, gakada kata berantem gara-gara cewek di kamus kita," protes Davi.

"Etdah, tumben lo bijak," timpal Jourell, Davi lalu menatap kesal kearah Jourell yang sudah cengir.

The Famous (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang