30. Simon vs Handy

1.9K 43 16
                                    

Happy reading....

-----

"Lo orang pertama yang gua cari, kalau terjadi sesuatu padanya!"

----

Simon membaringkan badannya dikasur king size miliknya. Malam ini Simon memutuskan untuk kembali kerumahnya bukan ke apartment. Berhubung sang Papa Toni Darren tidak ada dirumah dikarenakan berada diluar Negeri, apalagi kalau bukan menyangkut tentang bisnis.

Simon teringat suara gadis yang minta tolong dalam kejadian yang dilakukan. "Familiar," gumamnya pelan.

Simon menghela nafas panjang, dia sangat merindukan sesosok perempuan yang menjadi tempat dimana dia dapat bercerita segalanya. Tapi kini, sesosok wanita tersebut kini meninggalkannya selamanya. Siapa lagi kalau bukan Mamanya.

Tok....tok...tok....

Saat hendak menutup matanya, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk hingga membuat Simon kembali membuka matanya dan melirik kearah pintu tanpa ada niat untuk bangkit.

"Siapa? Gak tau gue udah ngantuk!" teriak Simon setengah suara.

"Simon, buka. Papa mau bicara sama kamu sebentar, Nak," ujarnya sambil mengetuk pintu.

Shit

Simon melebarkan matanya saat mengetahui siapa yang telah mengetok pintunya. Bingung? Pasti, karena bibi-nya memberitahu bahwa Papa-nya sedang tidak ada dirumah selama sebulan.

Simon kembali bangkit mengambil jaket, kunci motor serta Handphone-nya. Membuka pintu dan menatap lurus kedepan tanpa menatap sang Papa yang sudah memandang Simon.

"Simon, tunggu sebentar, Nak. Papa mau bicara," ujar Toni Darren lembut menyamahi langkah kaki Simon.

"Simon capek Pa. Gak mau debat sama Papa," cela Simon.

"Simon, tapi kamu yang akan gantikan, Papa. Buat nerusin perusahaan kita. Jadi, kamu harus ikut Papa rapat besok, soal sekolah biar Papa yang permisiin sama Kepala Sekolah kamu," ujar Papa meyakinkan Simon.

"Persetan sama bisnis gak jelas itu!" pungkas Simon lalu melajukan Motornya meninggalkan Toni yang terdiam. Tanpa sadar ternyata mereka sudah sampai dihalaman rumah mereka. Toni akui anaknya yang satu ini memang keras kepala.

Simon melajukan Motornya dengan kecepatan diatas rata-rata membelah jalanan yang untung saja sudah sepi. Hari ini, hari yang melelahkan baginya, Simon rindu masa kecilnya.

Setelah sedikit lama mengendarai motornya, Simon berhenti pada satu tempat yang akan menjadi tempatnya untuk menghilangkan kekesalannya 'Club'.

Padahal sekarang waktu sudah menunjukkan jam 23.58 Malam. Tapi, Simon memasuki ruangan yang dari luar saja sudah tercium aroma khas minuman untuk clubbing. Suara jedag-jedug dari ruangan tersebut sudah terdengar.

Simon menghampiri salah satu bar untuk meminta minuman.

"Woi! Kita udah tau, lo bakal kemari. Jadi kita nyusul kesini, udah lama juga gue gak minum," ujar Jourell tiba-tiba menepuk bahu Simon.

The Famous (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang