29. Hello Audy

1.9K 56 14
                                    

Happy reading....

Ini adalah part pembukaan sekaligus awal dari konfik. Happy enjoy, maaf ya tertumpah sedikit bubuk greget. Siap? Oke kalau siap! Skuy lanjut.....

***

"Simon, Jourell, Davi.... Berdiri sekarang dilapangan" titah Guru Matematika Kelas IPS.

Sekarang mereka bertiga sedang dihukum berdiri dilapangan dikarenakan keseringan tidak masuk kelas, apalagi untuk pelajaran Matematika. Kevin? Ya dia tidak bolos untuk kali ini. Karena tidak mau ketinggalan pelajaran.

Seperti biasa jika mereka dihukum ditengah lapangan, mereka akan jadi bahan tontonan siswi Lexus. Teriakan histeris memanggil nama mereka dari sudut penjuru Lexus. Ya, siapa coba tidak mau melihat pemandangan yang cukup mencuci mata. Apalagi, ditambah keringat mengalir ditubuh mereka akibat cahaya matahari.

"Kenapa bisa ketahuan sih? Mana panas banget lagi," ujar Davi menghusap keringatnya.

"Ganteng banget kayaknya kita jadi sorot pusat perhatian," ujar Jourell bangga.

Sedangkan, Simon sibuk menatap kearah kelas IPA. Matanya tenang menatap seorang siswi yang rambutnya diikat seperti ekor kuda sambil memainkan pulpen mengetuk dahinya. Simon tak melepaskan pandangannya melihat siswi tersebut yang fokus berkutak pada lembaran yang sedang dia tulis.

Bahkan ocehan kedua sahabatnya dia hiraukan. Simon seakan menulihkan pendengarannya akan teriakan histeris yang memanggil namanya. Matanya hanya fokus pada satu titik tuju, hanya dia. Perlu Simon tekankan lagi, Hanya Dia.

Hingga Jourell memandangnya dengan tatapan aneh, lalu mengikuti arah tatapan Simon. Menangkap pemandangan yang lucu baginya. Kemudian, Jourell tersenyum jahil. Jourell lalu menyenggol lengan Davi, matanya menyuruh Davi untuk melihat tatapan Simon.

Davi mengikuti arah tatapannya kemudian tersenyum jahil, "Tak pernah ku rasakan cinta, begitu hebatnya, sebelum ku kenal kamu, dunia ku kelabu... Dan kau datang membawakan cintaaaa... Yang telah lama ku nanti-i," nyanyian Davi berhenti setelah matanya terarah pada Jourell yang sudah menutup kedua telinganya.

"Suara lu enak, Dav. Tapi, lebih enak diam kayaknya," ujar Jourell sambil mengorek-ngorek telinganya.

Davi hanya cengengesan melihat ekpresi Jourell. Malahan, Simon tidak peduli dengan ocehan mereka. Yang disindir tidak ngaruh sepertinya.

***

"Mau kemana lagi bos?" tanya Davi saat melihat Simon berjalan lurus melewati kelasnya sendiri.

"Simon, jangan bolos lagi, ntar kena hukum lagi!" ujar Jourell sedikit berteriak.

"Bentar, ada urusan. Gue balik kok," sahut Simon lagi dengan sedikit berteriak lalu setengah berlari meninggalkan keduanya yang sudah berdiri didepan kelasnya.

Setelah siap satu pelajaran, mereka sudah menyelesaikan hukumannya. Dengan syarat masuk kelas sampai akhir pelajaran.

Simon malah berjalan lurus menuju kelas IPA. Saat sampai langkahnya terhenti ketika melihat seorang guru masih didalam kelas tersebut. Simon lalu melihat seorang gadis yang duduk didekat jendela. Tersenyum manis karna dia adalah sasaran Simon.

The Famous (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang