53. One Night (1)

670 27 1
                                    

.

"Musuhmu dimasa lalu bisa jadi temanmu dimasa sekarang"


*****

Semua sudah berkumpul di titik tuju yang menjadi tujuan mereka. Terlihat wajah mereka yang siap menerkam mangsa yang ada dihadapannya. Lagi-lagi mereka mendatangi sebuah gedung tinggi tidak berpenghuni lagi, apakah mereka sangat menyukai yang tempat sangat seram ini? Begitulah kira-kira pemikiran mereka.

Simon dengan tidak sabaran langsung saja memasuki tempat itu tanpa perduli akan bahaya yang mungkin saja berada di depannya. Anggota The Rooster yang melihat itu pastinya kebingungan melihat perubahan sifat sang ketua yang dulunya sangat ketus dengan wanita kini sekarang seperti seorang pangeran yang siap menyelamatkan sang putri dari kerajaan. Ya, apapun itu pasti mereka tampak senang jika ketuanya itu senang.

diikuti dengan Handy, Jerry serta yang lainnya satu persatu mulai mengelilingi gedung yang menjulang tinggi itu. Saat tiba mereka akhirnya berhenti melihat segerombolan berandalan sudah berada di depan mereka siap menghadang jalan mereka. Tidak bisa diperkirakan jumlahnya, karena sangat banyak preman berbadan besar yang menghalangi jalan mereka untuk lebbih memasuki gedung itu lebih dalam lagi.

"Sepertinya yang membayar kalian semua anak sultan ya?" tanya Jourell pada salah satu anggota preman yang menghadang mereka semua. Bisa dipastikan ia adalah ketua preman yang memimpin preman lainnya, karena posisinya yang berada didepan.

"Itu bukan urusanmu sialan! Langkahi dulu kami jika ingin mengambil apa yang kalian cari!" Jawab ketua preman itu.

Simon tertawa renyah, "Gass sialan!" umpatnya.

Tanpa aba-aba Simon yang tidak bisa meredam emosinya langsung membabi-buta musuh yang ada dihadapannya, diikuti anggota lainnya, begitu pula Handy dan kawan-kawan. Sekarang di tempat itu menjadi saksi bisu adanya perkelahian hingga ada yang mengeluarkan darah. Simon langsung menghajar ketua preman yang badannya lebih besar dari Simon. Tapi, Simon tidak perduli, yang ada dipikirnnya saat ini hanya gadis itu. Audy!

Tidak memakan waktu lama Simon sudah mengalahkan Bos preman tersebut, beda halnya dengan anggotanya yang masih melanjutkan pertandingan mereka. Simon lanjut menghajar anggota preman yang kelihatannya akan menjadi beban anggotanya. Tidak membutuhkan waktu lama, ia sudah membabak belur sebagian.

Kelvin mendekat pada Simon, "Mon, pergi cari dia, percayakan sisanya pada kami," ucap Kelvin.

Simon mengangguk paham, ia sangat percaya pada anggotanya, "Thanks," ucapnya langsung pergi bergegas.

Handy yang masih sibuk menghajar preman itu sempat melihat Simon yang dengan cepat menghabisi bos preman yang badan besar itu, setelahnya  langsung pergi menuju lantai 3 yang ada digedung ini, Handy tersenyum tipis, "Dasar iblis, gue percayakan adik gue sama lo, sialan!" gumamnya lalu lanjut menghabisi preman itu.

Jerry yang melihat Simon sudah lebih dulu pergi, langsung mengendap-endap pergi juga mengikutinya dari belakang, Jerry sangat percaya anggota The Rooster itu adalah anggota paling gila yang pernah ia jumpai kalau sudah berkelahi begini.

Setelah para berandalan sudah tidak mempunya tenaga lagi, mereka pun langsung naik ke lantai tempat Simon pergi tadi. Davi bergegas naik, tapi tertahan oleh Jourell yang sedang mencari sesuatu diantara tumpukan berandalan yang sudah pingsan, hingga akhirnya ia bertemu juga. Tertawa raksasa yang ia bikin-bikin, lalu melangkahi satu orang yang sudah pingsan. "Ini udah gue langkahi lo," tawanya pada orang yang pingsan tersebut. 

Davi melihat siapa yang dilangkahi Jourell yang tak lain adalah bos preman yang sempat meremehkan mereka, "Dasar Jourell kampret, benar-benar lo ya, pendendam," tawanya lalu langsung menarik tangan Jourell menuju lantai selanjutnya.


***

Simon yang sudah bergegas naik, akhirnya melihat titik terakhir, di mana ia melihat seseorang disana. Lagi-lagi dibelakang orang itu ada bodyguard lagi. Simon mengernyit akhirnya bisa melihat siapa pelaku yang menculik Audy, "Sampai kapan lo dilindungi pecundang terus?" tanya Simon.

Orang tersebut tersenyum getir, "Sebenarnya gue gak ada masalah sih sama kalian, ya tapi sepupu lo Jerry sudah menghianati gue dengan menyukai gadis yang jadi perebutan sengit ini."

"Gila gue jekpot banget, nyulik satu orang yang dapat tiga geng,"lanjut orang itu lagi.

"Kalau punya masalah sama tikus, ngapain bawa oranglain sialan!" umpat Simon. Simon mulai meregangkan kembali tangan serta ototnya, "Gak perlu basi-basi lagi, nanti jadi basi kayak mukak lo, ayo sini maju lo semua," ujar Simon dengan wajah songonnya.

Tiba-tiba dari pintu masuk, datanglah Jerry  yang menarik perhatian mereka. "Tom, Tomi ini masalah kita kan, lepaskan Audy dan biar mereka pergi, mari kita selesaikan," teriak Jerry kepada orang tersebut yaitu Tomi, teman Jerry dan juga teman sekelas Audy.

Tomi tersenyum manis, "Jerry bukannya ini yang lo mau? Gue beri lo kesempatan untuk kita bergabung lagi," ujarnya

Simon yang melihat hal itu, merasa badannya seperti ingin mual, "Hal menjijikkan apa ini, kalian gak lagi homo kan?" sarkas Simon.

Jerry yang melihat hal itu, bergerdik ngeri, mengacak-acak rambutnya sendiri frustasi, "Jangan konyol, gue masih normal monyet," ucapnya pada Simon.

Jerry lalu dengan frustasi melihat nyalang pada Tomi, "Gaslah anj*ng, gue muak lihat wajah lo," umpat Jerry berubah. "Simonyet, mungkin kita berdua sedang musuhan, tapi malam ini, one night saja kita berdamai," ujar Jerry.

"One night, keren juga," sahut Simon tersenyum sambil mengambil aba-aba untuk siap menerkam mangsa.

Mereka berdua bersatu, hal ini sangat keren untuk dilihat. Dua pria tampan sedang menyatukan kekuatannya, ah siapapun yang melihatnya tidak akan memalingkan wajahnya sedetik pun.

Tomi yang melihat tersebut sedikit khawatir melihat sepupu yang dulunya bertengkar, tapi malam ini menyatu. Tomi khawatir bagaimana jadinya kekuatan mereka jika mereka kompak seperti itu, melawan Simon saja masih kewalahan apalagi ditambah dengan Jerry. Darah mereka yang mengalir sedarah, memang pantas mereka sepupu, karena tempramentalnya yang sedikit memiliki kesamaan.

Tomi langsung saja menyuruh anak buahnya untuk menyerang dua singa yang ada di depannya itu, langsung saja dua lawan puluhan orang anak buah Tomi langsung menyerang. Jerry dan juga Simon malam ini sangat teramat kompak, di mana mereka saling melindungi satu sama lain.

Salah satu preman itu ingin menimpuk kayu besar ke kepala Jerry, tapi tidak kena, karena Simon melindungi dengan cepat, begitu pula sebaliknya.

"Kalau lo mati sekarang, di rumah gue jadi gak ada tikusnya," gurau Simon di sela-sela perkelahiannya.

"Tenang aja, gue masih mau ngasih makan Simonyet gue, jadi gak akan mati konyol disini," balas Jerry.

Tomi mulai menggigit jari-jemarinya takut dan khawatir melihat anak buahnya yang mulai berjatuhan satu-persatu, bagaimana bisa dua orang itu bisa melawan puluhan orang yang sudah ia beri uang dengan bantuan wanita itu, pikirnya.

Tomi yang merasa tidak ada lagi titik terang, mulai menghubungi wanita itu, "Woii, gimana ini, gue dan anak bayaran lo sudah gak ada apa-apanya lagi," ujar Tomi ketakutan.

"Masuk lo ke kamar ini sekarang!" sahut wanita yang Tomi telpon. Tomi mulai mengendap-endap pergi dari perkelahian itu mengikuti perintah wanita yang ia hubungin.



*****


JANGAN LUPA SUPPORT NYA BIAR MAKIN SEMANGATTT UPDATE NYA

KIRA-KIRA SIAPA YANG DITELPON TOMI? AYOO, KALAU BISA NEBAK DENGAN BENAR AKAN UP SECEPATNYA

NEXT SECEPATNYA GAK NIH?




The Famous (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang