48. Pertengkaran kecil

1.3K 40 1
                                    

Happy reading ....

❄❄❄❄❄

"Hadeh ... Bisa gawat kalau misalnya calon ibu negara kita jadi ketos," ujar Davi dramatis.

"Lah? Bagus dong, jadi kita bebas berbuat sesuka hati," sahut Jourell.

"Yang ada kita malah dinasehatin terus. Bambank!" geram Davi.

Simon masih menatap datar mereka berdua yang sedang asyik dengan perdebatan mereka. Simon sendiri juga pusing dengan perasaannya yang tak karuan.

Terlebih jika gadis itu di dekat orang lain. Rasanya Simon pengen mengamuk massal mereka semua. Tiada hentinya desahan nafas frustasi keluar dari Simon.

Calvin memperhatikan wajah frustasi Simon. "Yaudah, kalau lo emang suka, gak usah menyangkal terus. Gak guna tau!" sindir Calvin.

Simon menarik rambutnya kasar, "Oke anggap aja begitu! Tapi, gimana coba buat ngalangin dia biar gak usah jadi Ketua OSIS segala!" ujarnya.

Jourell tiba-tiba tersenyum sembari menjentikkan ibu jari dengan jari telunjuknya seperti menemukan ide yang cemerlang.

"Gue, punya ide yang cukup menarik," ujar Jourell.

Simon mengangkat sebelah alisnya, "Apa?"

Jourell menatap jahil kepada Calvin. Calvin yang sadar dengan tatapan jahil Jourell langsung merasakan perasaan tidak enak.

"Gue gak setuju!" kilat Calvin.

Jourell tertawa lebar, sampai bahunya terguncang kuat. "Kayaknya gue belum ungkapin deh!"

"Gue tahu pasti ada niat terselubungkan lo! Ngapain coba lo liat gue kayak gitu!" sahut Calvin.

"Hiya ... Hiya ... Lo memang paling bisa diandelin sih," jawab Jourell.

"Emang apa ide lo itu?" tanya Simon penasaran.

"Gimana kalau Calvin juga jadi calon Ketua OSIS nyaingin Audy. Gue tahu Calvin itu udah pintar, bisa diandelin, kesayangan guru, dan terakhir banyak fansnya. Ya, pasti menanglah. Dan Audy bakal kalah," terang Jourell panjang.

Simon mengangguk, "Gue setuju, sih!"

"Gak! Gue gak setuju!" kilah Calvin.

"Yah! Padahalkan, udah kita ibarat ngalahin Handy, kita juga bisa dapat Audy yang bukan Ketua OSIS," lemas Jourell.

"Kenapa gak lo aja?!" bomerang Calvin menyerang Jourell.

Simon lagi-lagi mengangguk, "Iya, lo juga bisa," polos Simon.

Jourell menyengir dengan manisnya,"Mau lo Lexus jadi hancur? Iyakali gue yang otak pas-pasan jadi Ketos sih. Kagak lucu mah itu namanya."

Calvin berdiri dari duduknya, "Ya, makanya lo gak usah nyuruh orang!" sembur Calvin meninggalkan mereka.

Jourell mati kutu ditempatnya. Hingga kekehan Davi keluar begitu saja sambil menepuk-nepuk bahu Jourell. "Makanya, Rell. Lo salah kasih ide. Merujakkan tuh si Calvin," ejeknya.

Simon lalu pergi mengabaikan mereka berdua ketempat biasanya. Dimana lagi kalau bukan ke rofftop. Jourell melihat wajah masam Simon yang seperti uring-uringan itu.

"Semangat, Mon. Yok bisa yok!" teriaknya agar terdengar.

Plak!

Davi dengan lihainya menjitak kepela Jourell. "Lo lihat-lihat SiKon kalau mau melawak!"

"Apaan dah SiKon?" bingung Jourell.

"Situasi Kondisi, anjirrr ... Hadeh ..." Davi langsung meninggalkan Jourell yang menurutnya sangat aneh itu. Pantesan saja Elsa menjauhkan diri dari alien satu itu.

The Famous (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang