34. Malam Kelam (2)

1.8K 46 12
                                    

Karna belakangan ini authornya lama banget up plus gantungin kalian kayak doi wkwkw,  jadi sebagai gantinya aku doubel up nih,,, gimana? Senang gak?😆 tapi vote dan coment nya jangan lupa.

yaudah skuy lanjutt....

Happy Reading...

✴✴✴

Malam Ini Seakan Menjadi Saksi Bisu, Ada Yang Patah Hati disana⭐

✴✴✴

Audy memeluk erat Handy melepaskan segala ketakutannnya. Audy tidak mengerti apa yang sedang terjadi sekarang. Tangisannya kian kencang, takut.

Tanpa mereka sadari dalam tangisan Audy yang terisak ada 4 hati yang  terenyuh sakit, seperti diiris pisau tajam mendengarnya menangis.

Karena perbuatan mereka, karena kesalahan mereka dan juga karena selisih paham, jangan lupakan karena antar geng mereka juga, Audy gadis yang tidak tau apa-apa jadi terikut didalamnya.

Jerry berusaha untuk bangkit, mata nya masih menatap kearah Audy yang menangis, "Audy, lo cewek yang kemarin nolongin gue kan?" tanya Jerry memastikan.

Audy melepas pelukannya, beralih menatap Jerry takut, kemudian menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya.

"Audy. Gue gak tau itu lo, maafin gue karna gak tau berterima kasih sama lo, Dy," ujar Jerry mencoba mendekati dan menatap Audy sendu.

Bhugg...

"DIEM LO, BANGSAT!!!" murka Simon kembali meninju perut Jerry hingga tersungkur agar tak mendekati Audy.

Audy dapat melihat wajah Simon yang sangat seram malam ini, pantas saja seantero sekolah takut akan sosok seorang Simon sang ketua The Rooster, pikirnya. Kalau sudah marah Simon sangat teramat seram.

Audy beralih menatap seorang yang sedang meringis didekat kakinya, "Lo jahat Tom, padahal Audy gak ada salah sama Tomi," ujar Audy sesenggukan.

Handy mengepalkan tangannya hingga menimbulkan urat-urat yang ada ditangan Handy, "ANJING LO," pekik Handy menendang perut Tom.

Handy kemudian berjongkok menyeimbangkan kepalanya dengan Tomi yang terkapar, "Urusan kita belom selesai!" bisik Handy kemudian bangkit lagi.

Handy kemudian membawa Audy dari ruangan itu, mengetahui Audy sudah tidak punya sisa tenaga lagi, Handy mengangkat Audy, adiknya itu dengan ala bridal style. Jangan lupakan Raka, dia juga langsung keluar dari tempat itu mengikuti temannya Handy.

Simon sekarang bisa bernafas lega melihat Audy selamat dari ruangan itu, walau hatinya sedikit sakit melihat Audy berpelukan dengan Handy. Setidaknya tidak terjadi sesuatu padanya.

Simon melihat sahabatnya satu- persatu, mereka berlanjut dengas tos ala mereka, bangga memiliki sahabat yang setia seperti mereka. Sahabat yang peduli satu sama lain.

Simon kemudian berjongkok dan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Handy tadi. "Kalau mau jiwa dan raga lo tenang, sebaiknya lo gak usah nunjukkin mukak lo lagi di Lexus. Lexus gak butuh penghianat kayak lo!" bisik Simon penuh penekanan.

The Famous (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang