50. Tentangnya

2.5K 49 6
                                        

Happy reading ...

Part ini akan mengacaukan suasana hati kalian🐥🐥🐥

***

Sekarang ruangan terasa sangat pengap dan pekat. Serasa pasokan udara diruangan ini hampir habis. Audy menunduk saja sekarang tidak berani menatap Handy-kakaknya yang sekarang berada dihadapannya.

Ya, begitu lonceng pulang sekolah berdering, Handy langsung menuju ke kelas Audy untuk pulang secepatnya. Menjauhkan adik kesayangannya itu dari makhluk yang bernama Simon.

Sungguh! Pernyataan cinta sang musuh itu kepada adiknya membuat Handy hampir gila. Berita itu langsung merayap ke setiap sudut sekolahnya dengan sangat cepat.

Handy sungguh tidak ingin adik kecilnya cepat tumbuh dewasa dan mengenal cinta, apalagi kepada makhluk yang dibencinya itu.

Handy menatap intens Audy diruangan tamu rumah mereka. Audy hanya menunduk sembari sedikit-sedikit memunculkan jurus cengir andalannya untuk meluluhkan singa yang seperti sedang siap untuk menyantap Audy kapan pun.

"Gak adakah yang mau Ody jelasin sama kakak?" tanya Handy seperti mengintrogasi saksi mata.

Audy menggeleng pelan, "Gak," sahut Audy dengan sangat polosnya.

"Huft..." Handy sudah hampir frustasi menghadapi Audy yang kelewat polos atau hanya pura-pura tidak tahu apa yang dimaksud Handy.

Handy mengacak rambutnya sendiri dengan gusar, "Ody, kakak dengar semua gosipnya. Sejak kapan Ody punya hubungan sama si bangsat itu?" tanya Handy to the point.

Audy mengangguk pelan, "Oh itu? Ody juga gak tau kak sejak kapan. Seingat Ody Simon cuman teman. Atau Ody amnesia ya?" ujar Audy memasang wajah tak berdosa.

Handy kembali frustasi, "Astaga... Bunda ngidam apaansih sampai lo rada blo'on gitu."

Audy hanya menampilkan jurus andalannya kembali. Ya, nyengir apalagi!

"Kakak nanyak serius, kapan berandalan itu nembak Ody? Trus kenapa Ody terima?" Handy bertanya lebih intens lagi.

Audy membulatkan pupil matanya, "Kak," Audy menempelkan punggung tangannya ke dahi Handy, "Kakak sakit ya?"

Handy mengernyit tanda kebingungan, "Sehat banget malahan," jawabnya. "Kamu jangan alihin pembicaraan," lanjutnya.

"Ody gak alihin, coba deh kakak bayangin. Kalau Simon nembak Ody, pasti Ody sekarang udah gak ada. Udah meninggoy," jawab Audy tanpa berdosanya.

"Tau ah bodo! Terserah, terserah," Handy tak mau lagi meladeni adiknya satu itu. Handy bergegas pergi hendak meninggalkan Audy.

"Eh, mau kemana kak?" tanya Audy melihat Handy pergi.

"Nyari pencerahan, frustasi ngomong sama 2G. Gak nyambung! Lelet!" teriak Handy sambil berjalan.

Audy yang melihatnya pun terkekeh geli, "Udah siapkan ceramahin Ody? Ody mau lanjut baca novel nih" teriak Audy agar terdengar Handy yang mulai menjauh.

"Serah, gak peduli!"

Audy kembali tertawa dengan girangnya karna sudah melesengi kakaknya satu itu. Audy hendak pun hendak bergegas menuju kamarnya. Tapi, langkah terhenti saat handphonenya berbunyi.

Ting!

Satu pesan masuk ke handphonenya. Segera Audy membuka handphonenya dan membaca pesan yang masuk.

082165xxxxxx

Hai, Dy. Gue Jerry, boleh menganggu waktunya sebentar gak?

Oh Jerry? Boleh, ada apa?

The Famous (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang