52. TRIAL

829 35 12
                                    

Happy reading.....

****

Sesampainya disebuah gedung tinggi sunyi dan tak berpenghuni, Simon dan gengnya turun dari sepeda motornya. Simon dengan nafas tak karuan buru-buru masuk ke dalam ruang gelap tanpa rasa takut. Diikuti dengan gerombolannya yang ikut menerobos memasuki gedung gelap itu. Bisa dipastikan gedung itu sudah tidak digunakan lagi, dan sering menjadi tempat persembunyian para geng preman yang sedang dikejar oleh polisi. Mereka menelusuri setiap ruang dan lorong yang berada di dalam gedung tinggi tersebut. 

Gedung itu merupakan konstruksi sebuah perusahaan yang tidak sempat selesai karena permasalahan yang dilakukan manager perusahaan tersebut melarikan uang pembangunan yang telah ia terima dari saham perusahaan yang bekerja sama, hingga hasilnya gedung tersebut gagal dibentuk.

"AUDY!" teriak Simon sekencang mungkin.

"KAKAK IPAR" teriak salah satu anggota geng Simon.

"Lo mau mati, Ndre?" sahut anggota lainnya

"Emang kenapa, bukannya Kak Audy calonnya ketua Simon?" balasnya.

"Tau ah, serah lu," ketusnya.

"AUDY LO DIMANA? JAWAB DYY!" teriak seseorang dari atas. Hal itu membuat semua nya menghadap ke atas mencari sumber suara termasuk Simon.

Mata mereka membelalak tak percaya, orang yang seharusnya mereka curigai malah mencari keberadaan Audy.

Dengan nafas yang memburu Simon menerjang keatas dengan secepat kilat, tanpa aba-aba menarik kerah baju si empunya suara yang berasal dari atas tersebut sampai membuatnya terkejut dengan keberadaan Simon.

"Lo?" ujar mereka bersamaan.

"Di mana Audy?" tanya Simon penuh penekanan.

"Harus berapa kali sih gue bilang sama lo! Gue gak tau dia di mana! Dan gue juga lagi nyari dia sialan!" teriaknya balik.

"Lo pantes dicurigai, karna lo yang terakhir kali dengan dia kan?" frustasi Simon.

"Gue, nyesal ninggalin dia. Emang gue sebrengsek itu ninggalin dia bukannya nganter dia pulang dengan selamat" ujarnya sembari ambruk ke tanah.

"IYA LO MEMANG BRENGSEK TOLOL. TUH OTAK LO CUMA PAJANGAN DOANG!" teriak Simon sejadi-jadinya hampir kehilangan suara karna terus berteriak.

Brrummm.... bruumm......

Terdengar suara deruman sepeda motor yang perlahan mendekat bersahut-sahutan, bisa diperkirakan bahwa jumlah sepeda motor yang mendekat itu banyak. Semua melihat siapa gerangan yang datang di suasana yang mencekam ini.

"Wah... gila itu bukannya geng sepeda motor sebelah ya?" ujar salah satu anggota The Rooster.

suara sepeda motor berhenti diiringin dengan langkah kaki yang mulai memasuki gedung kosong itu, saat wajah mereka perlahan terlihat semua membelalakan matanya terkejut. Itu salah satu geng motor yang menjadi musuh mereka, tapi untuk saat ini sepertinya akan berbeda.

"Mana Audy, gue?" tanyanya singkat datar dan dingin.

Simon menatap sadis, "Bukannya cuman lo ya khawatir, jadi jangan sok keren saat ini,"jawabnya tak kalah dingin.

Jourell datang mendekati Simon sembari berbisik ke telinga Simon, "Brruh, sepertinya untuk saat ini jangan dulu deh, apalagi dia calon kakak ipar lo,"bisikinya.

Ya benar, geng motor yang baru saja datang itu adalah geng motor Handy, kakak Audy. Semua anggotanya datang untuk membantu sang ketua yaitu Handy. Dan geng motornya juga menjadi salah satu musuh geng motor Simon.

The Famous (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang