8. Perjanjian

3.8K 93 1
                                    

Hari sudah mau malam bersama dengan rumah yg cukup dibilang mewah didalam kamar bernuansa abu-abu seorang gadis merebahkan badan nya mager sambil membaca novel teenfiction yg terkenal di gramedia.

"Huh... Laparrr..cari makanan dulu.." ucap Audy keluar dari kamarnya hendak turun menuju dapur.

"Aduh...snack semua, Ody kan pengen nasi goreng" ucap Audy manja. Ya begitula Audy manja saat dirumah. "belik ke kang ayup akh..," ucap Audy lagi.

Saat Audy membuka pintu terdengar suara memanggil namanya. "mau ngapain ody? Ni kan uda malam?" Ujar Handy kakak Audy . Iya Audy mempunyai panggilan yaitu Ody dirumahnya.

"Kak Ody lapar, jadi mau belik nasi goreng di depan" jujur Audy.

"Oh.. Pesen gue juga ya? Lapar ni" ujar Handy cengir.

"Enak aja, kakak aja yg belik ni" ujar Audy melipat kedua tangannya kedepan.

"Yaelah sekalian juga, mau jadi adek durhaka? ntar malas ni gue berangkat bareng lo kesekolah" ancam Handy membuat Audy cengir didepannya

"Hehhehe... Iya kakk.. Gak boleh gitu sama ody, ntar gue aduin ke papa sama mama mau? Biar uang kakak dikurangin baru tau rasa" ancam Audy balik membuat Handy melebarkan pupil matanya lalu melemparkan berondong yg dia pegang pada Audy yg sudah tertawa puas lalu keluar rumah.

"Astaga salah apa gue punya adek kayak dia" ujar Handy tertawa sambil menggelengkan kepala nya lalu duduk di sofa untuk menonton pertandingan bola.

***

Saat Audy sudah selesai memesan nasi gorengnya, Audy berjalan melewati gedung besar sunyi tiba-tiba Audy mendengar suara ribut disekitar gedung itu. Seperti suara orang berkelahi lalu Audy yg penasaran pun pelan-pelan mendekati area itu seketika Audy terkejut melihat salah satu orang yg dikenalnya sedang berkelahi melawan empat orang berbadan besar mempunyai tato bisa Audy pastikan itu preman.

"Simon...." batin Audy terkejut.

"Bantuin gak ya?" Ujar Audy pelan lalu berusaha mencari ide.

"Tapi gimana caranya..." tanya Audy pada dirinya sendiri.

"Hah! Gue punya ide" ujar Audy melentikkan jarinya berbunyi seperti orang yg menemukan ide.

"Pak polisi disini ada berkelahi pak" jerit Audy pada mereka.

"Lari-lari....." ujar preman tersebut yg mukanya susah membiru akibat pukulan Simon. Mereka pun lari kocar-kacir ada yg pincang dan ada yg sudah pingsan. Lalu di angkat teman premannya sambil berlari.

Simon yg melihat Audy berdiri saja pun refleks menarik tangan Audy untuk ikut bersama nya berlari, Audy yg melihat kejadian yg begitu cepat itu pun langsung mengikuti arah tangannya berlari tanpa sempat berkata apapun.

"awhh... Simon lepasi ngapain lo bawak gue lari" rintih Audy tapi diabaikan oleh Simon. Hingga Simon pun membawa ketempat gudang sekitar situ lalu menyenderkan Audy dan membengkam mulutnya dengan tangan Simon karna sedari tadi Audy terus mengoceh.

"Diem lo... Ntar kita ketahuan polisi lo juga yg bakal kenak" bisik Simon sambil melihat keadaan kesamping.

"Hahhahahaha......." tiba-tiba tawa Audy pun pecah menggema di gudang sunyi tersebut. Yg membuat S imon melepaskan tangannya lalu mengkerutkan keningnya bingung.

"Lo kalau kesurupan kunti jangan disini dong, dasar sinting " ujar Simon sadis yg membuat Audy langsung menahan tawanya.

"Lo yg gila Simon, gue cuman boong kok gak ada polisi" ujar Audy lembut dengan senyum manisnya yg hampir membuat Simon luluh tapi langsung ditangkal oleh pikiran Simon karna ingat attitude Audy murid baru yg paling dibenci Simon.

The Famous (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang