Happy reading...
"Hanya butuh waktu beberapa detik untuk membakar pecundang dengan nyali secuil"
"Gak bakal ada api, kalau tidak ada penyebab"
#TR#
***
Simon berlari menelusuri koridor kelas. Satu nama yang terlintas di pikiran Simon.
Setelahnya, Simon langsung melihat seseorang yang keluar dari kelas IPA tersebut. Langsung Simon berhambur untuk memeluknya erat.
"Hey, lo kenapa?" tanyanya bingung pada Simon.
"Von, lo gapapa?" ujar Simon. Ya, yang dipeluk Simon adalah Vony.
"Emangnya kenapa?" tanya Vony.
Lalu, Simon melihat kedalam kelas. Seperti Ada yang masih menganjal dalam benak Simon. "Ada siapa lagi dikelas?" tanya Simon.
Detik itu juga Elsa, Mischa, dan Audy muncul dari bilik pintu kelas. Simon langsung melihat kearah Audy. Simon menghembuskan nafas, kenapa rasanya lega sekali? Apakah Audy penyebabnya. Ntahlah, hati Simon seperti sedang mempermainkannya.
"Kalian kenapa gak langsung pulang? Kalian tau gak hari ini kita mau tawuran!" ujar Simon dengan sedikit menaikan volume suara nya.
Yang lainnya pun terkejut mendengar ucapan Simon, lain hal nya dengan Audy yang malah bingung. Audy hanya memasang ekspresi polos, seperti anak-anak yang tidak mengerti apa-apa.
"Buruan, pulang jangan lewat tempat kita biasa tawuran. Ngerti?!" ujar Simon lagi.
Mereka kemudian lari menuju parkiran dan hal itu membuat sahabat Simon langsung terkejut melihat masih ada yang didalam sekolah.
"Lah! Kalian belum pulang. Astaga!" ujar Jourell panik.
"Gue udah dijemput tuh! Gue luan ya?" sahut Mischa lalu berlari menuju sopir yang sudah menunggunya.
"Elsa, lo jangan naik angkot hari ini ya? Bahaya!" ujar Jourell melihat Elsa yang mau pergi.
"Kenapa lo ngatur gue?!" ketus Elsa membuat Jourell diam seketika.
"Udah diem!" gertak Simon membuat suasana sepi jadi tambah sepi. Lalu, Simon beralih menatap Audy. "Mana kunci mobil, lo?" tanya Simon membuat Audy melototkan matanya.
"U-untuk apa?" tanya Audy bingung.
Simon tahu pasti pertanyaan itu akan muncul mengingat Audy tipe cewek lemot "Mariin sini!" Simon lalu perlahan mendekat membuat Audy mundur.
"Mariin atau__"
"I-iya, ini," Audy langsung menyerahkannya.
Simon tersenyum miring melihat wajah gemas Audy yang takut dengan ancamannya kembali. Mulai sekarang Simon akan melakukan hal tersebut. Dan ini akan menjadi hobby nya.
Sahabat Simon hanya bisa mengeleng melihat perubahan Simon sekarang. Berbeda dengan kelakuannya pada siswi lainnya. Kecuali pada, Vony. Sekarang ada dua orang yang bisa membuat Simon bertingkah seperti yang dia lakukan tadi. Mari kita lihat siapa yang akan Simon pilih pada waktunya. Biar waktu yang menjawabnya perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Famous (END)
Novela Juvenil(SEBAGIAN PART DIPRIVAT! FOLLOW KALAU MAU LENGKAP) High School Lexus sekolah Elite paling terkenal dengan diisi oleh siswa dan siswi dengan kalangan atas. Siapa sangka kebanyakan siswi berebut untuk bersekolah disitu hanya untuk menaklukan hati seor...