20. Trauma

2.4K 59 4
                                    

Happy reading....

***

Cahaya sinar Matahari perlahan memasuki cela jendela kamar seorang gadis yang masih tertidur pulas, hingga perlahan membuka matanya saat sinar sang surya mengenainya.

"Mager, banget gue" gumam Audy masih bergelut dengan selimut dan gulingnya. Padahal sekarang sudah pukul 9:30 WIB.

Tok...tok...tok...

"Ody, bangun, sarapan dulu" ujar Handy sambit mengetok pintu kamar Audy.

"Iya kak Ndy, luan aja, Ody mager nih!" teriak Audy setengah suara.

"Sekarang atau gue potong uang jajannya?" ancam Handy. Audy yang mendengar ancaman dari sang kakak langsung bangkit secepat kilat, lalu membuka pintunya segera.

"I-iya kak, ishh... Ancaman macam apa itu?" Audy lalu keluar dengan menghentakkan kesal langkah kakinya.

Saat berada diruang makan, bibi yang mengurus rumah dan segala isinya itu pun langsung menyediakan sarapan untuk mereka berdua dimeja makan.

"Makasih bik, bibi jangan lupa sarapan juga, oke" ujar Handy ramah.

"Iya den, pasti heheheh..." ujar Bibi tersebut cengir.

Lalu mereka menyantap makanannya sangat lahap. Tanpa Audy sadar Handy sudah menatapnya intens.

"Pulang jam berapa semalam?," Tanya Handy possesif .

Pertanyaan yang meluncur dari Handy mampu membuat Audy terdiam cukup lama. "Duh... Mau bilang apa nih?" batinnya.

"Iya kak, kan, Audy ngerjain tugas"

"Kok ngerjain tugas kemalaman? Gak sekalian ngerjain tugasnya sampek tahun depan?" ujar Handy pedas. Belum pernah sejarahnya Handy ngomong pedas pada Audy, sampai membuat adiknya itu tercengang bukan main.

"Kak, kok ngomong gitu?" ujar Audy setengah suara, karna berusaha menahan untuk tidak menangis.

"TERUS HARUS NGOMONG GIMANA LAGI? SEJAK KAPAN ODY ADIK GUE YANG GUE SAYANGI BERBOHONG? HA?" bentak Handy membuat pekerja dalam rumahnya menoleh pada mereka. Hingga Audy yang mendengar kata bohong pun terkejut sampai tangisnya pun pecah.

"BALIK KERJA NGAPAIN LIHATIN, HUH? KALIAN DIGAJI BUAT LIHATIN GUE?" bentak Handy meluangkan kekesalannya pada pekerja rumahnya. Lalu, pekerja dalam rumahnya itu pun kembali lagi kerja masing-masing. padahal Handy dikenal sesosok yang sangat amat ramah. Tapi, hari ini dia sangat amat kesal.

"Ma-maksud, ka-kak a-apa?" Audy sudah menunduk se-sengukan karna tangisnya yang dibentak oleh sang kakak yang tak pernah menguatkan volume suaranya.

"Kakak kerumah Mischa, dan mengejutkan, gak ada orang, Mischa pergi ketempat sepupunya kata satpam dia!," ujar Handy tersenyum sinis membuat Audy makin gemetar. "Dan lebih mengejutkan, kakak lihat lo dengan Jourell si anggota genk motor".

Untuk kesekian kalinya Audy pun terkejut dengan pernyataan kakaknya. Audy tak bisa berkata apa-apa lagi, semua yang dikatakan kakaknya benar adanya.

Pranggg....

Handy menghempaskan sendoknya kepiring. Lalu pergi meninggalkan Audy yang sudah menangis karna kesalahannya. Segera bibi rumahnya menghampiri Audy untuk menenangkannya.

"Udah, Non, jangan nangis lagi, nanti bibi ikut nangis" ucapnya seraya memeluk Audy yang dibalas oleh Audy.

"Salah Ody, bik" ujar Audy dipelukannya.

The Famous (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang