49. Jadian?

1.6K 39 6
                                    

Beberapa hari berlalu, Audy selalu menghindar dari Simon. Audy memcuekkan saja Simon seperti orang yang tak saling kenal. Hal itu membuat Simon Frustasi dengan kelakuan Audy.

Semua pasang mata menatap Simon yang bukan seperti dirinya. Ya, mereka heran kenapa belakangan ini Simon selalu saja mengejar Audy.

"Eh ... Murid baru! Lo masih marah?" ujar Simon sembari menyamakan langkah mereka.

"Aku punya nama!" jutek Audy.

"Gue minta maaf! Kayaknya udah ratusan kali gue bilang gitu, tapi gak lo respon!" ujar Simon lagi.

Audy tak menghiraukan Simon, ia terus melebarkan langkahnya agar terhindar dari Simon.

"Jalan lo lambat! Gue bisa ngikutin nih buktinya. Lo gak tau ya? Gue ini mantan atlet lari jarak jauh," canda Simon.

"Pfft ..." tanpa sengaja Audy sedikit keceplosan tertawa. Bagaimana tidak? Simon sangat jarang mengeluarkan humor, dan itu seperti terasa janggal untuk di dengar.

"Kalau mau tawa, ketawa aja. Gak usah di tahan, nih gue tutup mata sama telinga deh biar gak liat apa-apa," sahut Simon menutup mata dan telinganya.

Audy memandangi saja kelakuan Simon yang diluar nalar. "Oke! Audy maafin, tapi jangan ngikutin Audy mulu," ungkap Audy.

Simon mengernyit bingung, "Lah? Sama aja lo mau jaga jarak sama gue kan?" tanyanya.

"Audy malu tau! Liat banyak yang lihatin Audy. Itu karna kamu yang ngikutin Audy mulu, kayak kucing tahu!" cemberut Audy.

"Emangnya kenapa? Perlu gue hajar tuh mereka semua biar gak lihatin kita terus?" gertak Simon sembari mengepalkan ngenggamannya dan menatap tajam pada mereka yang melihat.

Audy malah ketakutan dan dengan refleks memegang kepalan tangan Simon, "Ja-jangan! Gak gitu juga Simon," ujarnya lembut.

Audy tahu Simon bukanlah tipikal orang yang bermain-main dengan ucapannya.

Deg!

Simon salah tingkah saat Audy mengenggam lembut tangannya. Cuman Audy yang berhasil membuat harimau itu menurut. Ibarat Audy itu kelinci lemah yang mampu memawangi harimau seperti Simon. Lucu, bukan?!

"Oke!" jawab Simon.

"Sekarang kamu mau jadi ketua OSIS, kan?" tanya Simon.

Pembahasan itu membuat Audy kembali memasang wajah masam.

"Duh! Salah omong lagi gue!" batin Simon.

"Tenang aja! Gue suka keputusan lo apapun itu. Gue dukung lo, kalau perlu gue bantuin lo," Simon mengelus rambut Audy dengan lembut.

Deg!

Jantung Audy mulai berdetak kencang, wajahnya memerah saat diperlakukan lembut oleh Simon. Tatapan dalam Simon yang menatapnya, hampir membuat Audy ingin pingsan.

"Ah, oke. A-aku diluan ya," karena salah tingkah Audy langsung berlari meninggalkan Simon yang sudah tersenyum kemenangan.

"Misi, selesai," gumam Simon. Lalu kembali memasang wajah datarnya.

***

"Aduh! Jantung Audy mau copot. Gak mungkinkan Simon ngelakuin itu karna suka sama Audy!" ujar Audy berusaha menenangkan dirinya didalam kamar mandi.

Ya, setelah kelakuan tadi, Audy langsung berlari menuju kamar mandi, menghilangkan rasa gugupnya tadi.

"Banyak gadis cantik disini, tak mungkin Simon tertarik sama Audy," gumamnya pelan sambil memandangin pantulan dirinya di cermin.

The Famous (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang