Surprise, surprise! Ternyata ini udah nangkring di drive dan kurang beberapa paragraf aja. Jadilah ku selesaiin cepet-cepet dan langsung publish. Enjoy!
***
Khusus hari ini, Yoona tidak ke kantor. Ia mendapat mandat untuk mengikuti Hani ke pemotretan salah satu brand yang menjadi kliennya. Ini pertama kalinya Yoona terjun langsung di proses pemotretan, jadi ia cukup bersemangat hari ini meski perut keroncongan karena puasa.
"Tugas kita nggak berat, sih, Na. Yang penting kita harus mastiin ke agency kalau semuanya udah sesuai sama mau klien kita," Hani memberi penjelasan sementara ia wira-wiri untuk berkoordinasi. Yoona yang mengikuti di belakangnya mengangguk-angguk.
"Kayaknya Chloe bentar lagi dateng. Nanti lo ikut gue nyapa dia, ya, sekalian kenalan," tambah Hani. Lagi-lagi Yoona mengangguk.
Chloe adalah seorang social media influencer sekaligus pemain sinetron yang didapuk sebagai wajah dari brand yang sedang tim Yoona kerjakan. Yoona memang sudah sering melihat wajahnya di instagram, tetapi aslinya ternyata jauh lebih cantik. Wajahnya campuran berbagai macam ras yang membuatnya terlihat unik. Matanya yang berbentuk almond seakan membius siapa saja yang memandangnya. Tapi sayang, first impression yang ditinggalkan tidak sebagus penampilan fisiknya.
"Hmm. Baru, ya?" Dari detik pertama, Yoona sudah tidak menyukai cara Chole menatapnya. Cewek yang mungkin masih belum genap 20 tahun itu melarikan kedua matanya dari ujung kaki sampai ujung kepala Yoona, seakan-akan sedang menilai sebuah barang.
Yoona tidak punya pilihan lain selain memasang senyum profesional. Padahal, kalau boleh, ia ingin menimpuk kepala cewek kurang ajar itu dengan clipboard yang ia bawa.
"Iya. Baru mulai dua bulan lalu," jawab Yoona mencoba sabar.
Chloe menyeringai kecil, lagi-lagi seringaian meremehkan yang Yoona benci. Dan ketika cewek itu mengulurkan handbag yang ia bawa ke hadapan Yoona, Yoona hampir kehabisan kata-kata.
"Tolong bawain, ya. Berat. Tanganku capek." Chloe tidak memberi Yoona pilihan lain karena ia sudah lebih dulu berlalu dengan dagu terangkat. Hanya Yoona yang ditinggalkan dengan perasaan dongkol, juga Hani yang berusaha menenangkan di sebelahnya.
"Sabar. Emang gitu orangnya. Udah jadi rahasia umum di sini. Jangan lo masukin hati, ya. Yang penting kerjaan kita beres aja."
Jangan masukin hati gimana, sih? Yoona sudah terlanjur tersinggung bukan main. Bocah tengik itu jelas-jelas baru saja meremehkan Yoona dan menganggapnya seseorang yang bisa ia suruh-suruh sesuka hati!
"Puasa, Na, puasa. Inget juga tanggal 25 bentar lagi," Yoona bergumam pada dirinya sendiri. Mengingatkan diri sendiri kalau hidupnya bergantung pada tanggal 25 memang cukup ampuh untuk meredakan kepala yang seperti ingin meledak.
Tapi sepertinya Yoona salah langkah. Seharusnya ia tidak menuruti semua permintaan bocah itu dari awal. Bukannya semakin membaik, kesan Chloe di mata Yoona justru semakin memburuk. Dan perintah-perintah tidak masuk akal itu terus saja ditembakkan ke arahnya seperti rudal.
"Caramel Macchiato, pake almond milk, less ice." Chloe kemudian melirik manajer dan tim make up. "Sama tanyain aja, Kak, mereka mau apa."
Manajer Chloe juga tidak membantu. Bukannya merasa bersalah, ia justru mengikuti permainan artisnya. Sepuluh menit berdiri di ruang tunggu ini, sepuluh menit pula Yoona menahan rasa dongkol yang bukannya mereka malah semakin menjadi.
Tugasnya di sini, kan, sebagai social media specialist Stylo yang bisa dibilang menjembatani klien, agensi, dan si artis ini. Tapi mengapa ia malah jadi seperti pembantu?

KAMU SEDANG MEMBACA
Day by Day
FanfictionKumpulan cerita kocak, aneh, dan menggemaskan tentang keseharian Yoona dan Chanyeol. [Diadaptasi dari akun RP Chanyeol dan Yoona di instagram yang aku bikin beberapa waktu lalu. Yang belum follow, boleh difollow dulu yaa namanya @/yoonatheala dan @...