Bagi Chanyeol, naik gunung adalah upayanya untuk menyendiri, untuk merenung, dan bersyukur. Hobi dia yang satu ini sudah ia geluti semenjak tahun pertama ia menjadi mahasiswa. Chanyeol selalu menyempatkan untuk mendaki gunung paling tidak dua kali dalam setahun. Itu artinya, dua tahun sekali juga ia akan menghilang beberapa hari dan meninggalkan Yoona "merana" sendirian.
"Ahelah, lo udah kayak janda yang ditinggal lakinya mati tau nggak?"
Irene gemas dengan perilaku sahabatnya yang udah kayak mayat hidup berhari-hari. Lemas, tanpa semangat. Cuma waktu siaran aja dia bisa balik jadi Yoona yang biasanya.
Yoona masih setia menyandarkan kepalanya pada meja sambil menatap layar ponsel. "Di sana beneran nggak ada sinyal, ya?"
"Ck!" Irene berdecak. "Kayak baru kali ini aja sih Chanyeol naik gunung terus ngga bisa ngabarin lo berhari-hari. Apa jangan-jangan ini efek kalian abis liburan bareng? Lo ngapa-ngapain ya sama dia di sana?!"
Yoona meraih benda terdekat yang bisa ia raih dan menimpuk Irene dengan itu. "Mulut lo ya. Lagian gue juga liburan sama adek gue, ada Sehun juga."
Irene merengut mendengar nama Sehun. Dulu mereka memang sempat dekat, tetapi karena satu dan lain hal yang Yoona nggak tau sampe sekarang, mereka memilih untuk jalan masing-masing. Dan setelah itu malah jadian dengan orang lain.
"Eh biasa aja dong gue sebut Sehun. Lo udah punya Suho ini."
"Chanyeol emang sampe kapan di Semeru?" Irene mencoba mengalihkan pembicaraan.
Raut wajah Yoona kembali merana. Ia sekali lagi mengecek ponselnya, lalu mendesah panjang karena tidak ada tanda-tanda Chanyeol menghubunginya. "Katanya sih balik dari sana tanggal 18. Lama banget, Rene."
Irene menggeleng tidak habis pikir dengan tingkah Yoona. Ditinggal naik gunung udah kayak ditinggal mati aja. Merana, galau berkepanjangan, sampai Irene harus merelakan satu kencan dengan Suho demi menemani Yoona.
"Tapi masa dia ga hubungin gue sampe sekarang sih, padahal harusnya kereta dia sampe Malang tadi siang. Kan bisa tuh telepon gue bentar," gerutu Yoona.
"Ya kan lo juga ngga tau keadaan di sana, Na."
"Ugh! Kenapa sih dia harus naik gunung? Kan gue jadi galau."
"Makanya lo ngga usah galau-galau kenapa? Yuk jalan sama gue aja. Lo mau ke mana gue temenin deh pokoknya. Ke Pasar Subuh juga boleh, lo kan paling hobi ke sana kalo malem-malem gini."
Yoona menggeleng pelan. "Nanti kalo ke Pasar Subuh yang ada gue makin kangen Chanyeol."
"Tau ah! Pusing gue!" Irene mengacak rambutnya frustrasi dan langsung kabur dari kamar Yoona. Malam ini ia memang memutuskan untuk menginap di rumah Yoona.
"Kalo ke dapur gue nitip susu anget ya, Rene," ujar Yoona sebelum Irene melangkah jauh.
"Ogah!" sahut Irene dari luar kamar.
Yoona menggerutu, tetapi kemudian ia kembali teringat kesedihannya. Maklum, mereka memang tipe pasangan yang hampir setiap hari ketemu. Mau sesibuk apapun juga pasti disempetin, walaupun cuma sebentar. Makanya Yoona jadi galau kalo ditinggal Chanyeol berhari-hari tanpa kabar. Ya meskipun kalo ketemu lebih banyak ributnya ketimbang manis-manisnya sih.
Ponsel di tangannya tiba-tiba bergetar, menampilkan nama Chanyeol. Yoona langsung menegakkan posisi duduknya dan segera menggeser tombol hijau.
"Halo? Kok baru telepon aku?" cecar Yoona sebelum Chanyeol sempat berkata.
Di seberang sana, Chanyeol terkekeh. "Maaf ya, tadi masih ribet. Harus irit batre juga ini."
"Terus sekarang kamu lagi di mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Day by Day
FanfictionKumpulan cerita kocak, aneh, dan menggemaskan tentang keseharian Yoona dan Chanyeol. [Diadaptasi dari akun RP Chanyeol dan Yoona di instagram yang aku bikin beberapa waktu lalu. Yang belum follow, boleh difollow dulu yaa namanya @/yoonatheala dan @...