Awal Oktober 2016
Hal pertama yang dilakukan Yoona pagi ini adalah menemui Chanyeol yang bertandang ke rumahnya. Semalam Chanyeol lupa mengambil gitar yang ia titipkan di mobil Yoona, alhasil ia harus mampir sebelum kelas pertama dimulai.
Cowok tinggi dengan jeans dan kemeja flanel itu tersenyum ketika melihat Yoona menunggunya di teras depan. Yoona terlihat jelas baru bangun tidur. Cewek itu bahkan masih membawa-bawa selimutnya.
"Jam berapa woy, masih bawa-bawa selimut?" ledek Chanyeol.
Yoona menguap. "Tenggorokan gue nggak enak banget, rasanya males ke kampus."
Cengiran meledek Chanyeol berubah menjadi raut khawatir. "Kenapa lo? Sakit?" Ia mengernyitkan kening lalu maju selangkah untuk mengecek kening Yoona. "Nggak panas," gumamnya.
Yoona menyingkirkan tangan Chanyeol di keningnya. "Emang nggak panas. Tenggorokan doang yang sakit."
Ia kemudian mengulurkan kunci mobilnya. "Nih, ambil sendiri ya. Gue masuk."
Untungnya, Chanyeol menurut tanpa protes. Tidak lama kemudian, ia muncul di ruang tamu dan mendapati Yoona masih di sana menunggunya sambil memeluk selimut.
"Nanti jadi makrab?" Chanyeol mengambil tempat di dekat kaki Yoona.
Yoona mengangguk lemah. Semakin banyak berbicara, tenggorokannya semakin nyeri.
"Tapi lo sakit gini."
"Minum air anget juga sembuh," jawab Yoona enteng.
Bibir Chanyeol mengerucut tidak setuju. Tapi ia tidak bisa menyuarakannya karena kadang Yoona bisa jadi sangat keras kepala.
Alhasil, Chanyeol hanya bisa mengelus puncak kepalanya pelan. "Jangan makan aneh-aneh, nanti sakit beneran. Gue ke kampus, ya. Tar kalo mau berangkat kabarin aja, gue anter."
Setengah mengantuk, Yoona hanya mengangguk. Ia masih terlalu mengantuk untuk bahkan mengantar Chanyeol sampai ke teras. Chanyeol terkekeh. Dibiarkannya Yoona terlelap kembali dan ia pun pergi dari rumah itu untuk segera ke kampus.
***
Semua keperluan logistik sudah diangkut. Barang-barang pribadi juga sebagian sudah dimasukkan ke dalam bagasi, sementara sisanya dibawa oleh masing-masing pemilik. Tinggal berdoa bersama, anak-anak Ilmu Komunikasi '16 pun siap berangkat ke Puncak.
Di antara lalu-lalang panitia, Yoona berdiri lumayan jauh dari tempat bus terparkir. Di sebelahnya ada Chanyeol yang sedang mengamatinya lekat-lekat.
"Abisin," perintah Chanyeol. Yoona yang sedang minum air putih yang beberapa detik lalu diulurkan Chanyeol, berusaha menahan dengusannya.
"Sampe sana langsung bikin air anget, langsung minum. Jaket jangan sampe dilepas."
Duh, cerewet betul ni bapak satu.
"Gue nggak kenapa-napa kali," sanggah Yoona, kurang suka dengan sikap Chanyeol yang berlebihan.
"Tenggorokan sakit tuh pasti karena tonsilitis lo mau kambuh. Makanya gue bilang jangan makan atau minum yang aneh-aneh, yang kira-kira bikin lo sakit beneran."
"Buset," Yoona mencibir. "Itu wejangan apa kereta, panjang bener?"
Chanyeol berdecak. "Dibilangin, juga. Suho ikut, kan? Gue pantau lewat Suho pokoknya, awas aja lo."
Melihat raut serius di wajah Chanyeol, Yoona pun tidak bisa menahan tawa kecilnya. Ia mencolek-colek lengan Chanyeol lengkap dengan cengiran jailnya. "Cie, khawatir banget sama pacar?"
![](https://img.wattpad.com/cover/155634148-288-k588930.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Day by Day
FanfictionKumpulan cerita kocak, aneh, dan menggemaskan tentang keseharian Yoona dan Chanyeol. [Diadaptasi dari akun RP Chanyeol dan Yoona di instagram yang aku bikin beberapa waktu lalu. Yang belum follow, boleh difollow dulu yaa namanya @/yoonatheala dan @...