Scared

2K 288 61
                                    

Gawat kuadrat!!!!!!

Eh.... sebenernya nggak gawat gawat amat sih. Tapi tetep gawat!

Di kampus gue, mahasiswa yang sedang transisi dari semester 6 ke 7 diwajibkan untuk ikut kegiatan magang. Biasanya berkelompok dan tiap kelompok bebas menentukan perusahaan tempat mereka akan magang. Tapi biasanya, proses ini nggak gampang. Buktinya Chanyeol aja jadi supersibuk. Beberapa kali dia dan kelompoknya harus mengulang surat ajuan karena ditolak dari perusahaan yang mereka inginkan.

Sebulan lalu gue lagi goleran santai di kos Irene sambil nyemil kuaci sementara hp kita ribut nggak abis-abis karena seangkatan sedang ngomongin soal magang. Pada cepet-cepetan booking perusahaan biar nggak diserobot kelompok lain.

Entah kenapa gue sama Irene nggak ada semangat-semangatnya sama magang ini. Kita sepakat buat cuma berdua aja, di saat yang lain bisa 4 sampai 5 orang per kelompok. Gue bahkan hampir aja berencana buat "magang" di Breakthru; alias kerja kayak gue biasanya tapi dianggep magang.

Tapi waktu kita berdua nonton vlog Nastusha yang super menggemaskan itu di Singapore, mendadak gue kepikiran sesuatu.

"Enak kali ya magang di luar. Bisa sambil liburan kita. Bosen ih masa Jakarta lagi Jakarta lagi."

Irene langsung menyambut positif pemikiran gue itu. "Spore seru kali yaa."

Sebenernya ini rencana yang iseng-iseng serius sih. Iseng karena kepikiran gitu aja, tapi serius karena setelah itu, kita rajin browsing perusahaan mana yang kira-kira kita suka. Dengan proses yang sama sekali nggak dipersulit sama kampus, nggak lama kemudian kita siap apply.

"Ya kali kita ketrima sih? Gue udah siap gugur nih jujur aja," kata Irene sebelum mengirimkan email. Gue pun merasakan hal yang sama. Tapi toh kita nggak akan rugi apapun kalaupun ditolak. Namanya juga iseng.

Tapi barusan, mata gue nyaris copot waktu nerima email balasan dari perusahaan itu. Dan isinya lebih bikin gue melotot lagi.

Cepat-cepat gue telepon Irene dan ternyata dia menerima email yang sama.

"Anjir Spore banget nih kita??!!" pekiknya excited. Lalu kita tertawa bersamaan. Lucu aja, niatnya iseng malah beneran ketrima.

Terus, kenapa gawat?

Gawat karena gue sama sekali nggak ngobrol ke orang tua gue soal ini. Karena juga kita kan niatnya iseng aja, nggak mikir bakal diterima. Dan Chanyeol tentu saja masih nggak tau apa-apa juga soal hal ini.

How should I tell them?!

Mungkin ngasih tau Papa dan Mama akan lebih mudah. Mereka berdua nggak pernah ngelarang anak-anaknya yang macem-macem, apalagi kalo menyangkut pendidikan. Apapun yang Kak Yuri, gue, atau Seohyun pilih pasti mereka mendukung penuh.

Dan memang benar. Papa dan Mama terlihat begitu senang mendengar gue akan magang di Singapura.

"Ini kesempatan bagus, Kak. Apalagi Hoffman Agency yang di Singapura kan kantor internasionalnya yang pertama. Pasti bakal bikin CV kamu lebih mentereng nanti," komentar Papa. Di sampingnya, Mama ngangguk-angguk setuju, begitu pula Kak Yuri dan Seohyun.

Tapi, tetep ada rasa berat di hati gue. "Yoona bakal 3 bulan loh di Singapura. Tinggal sama Irene doang. Beneran nggak papa?"

Mama sepertinya merasakan kegalauan gue. Beliau membelai puncak kepala gue menenangkan. "Papa sama Mama percaya banget Kak Yoona bisa mandiri dan survive dalam keadaan apapun. Kak Yoona udah berhasil buktiin itu ke Mama dan Papa selama ini."

Aduuuuh, kan jadi pengen nangis gue tuh. 

Yah, semoga ngasih tau Chanyeol juga akan segampang ini. Gue tau dia akan membiarkan sih, apalagi Mama sama Papa udah setuju. Tapi gimana respon dia menanggapi berita ini tetep bikin gue deg-degan. 

Day by DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang