Grumpy Chanyeol

1.2K 257 35
                                    

"Pamali gak sih kalo gue belanja bahan kebaya sebelum sidang?"

Yoona dan Krystal serentak menyemburkan tawa. Irene memandang mereka sebal. Padahal kekhawatirannya itu tidak bercanda.

"Jadwal sidang lo kan udah turun, Rene. Emang lo bakal nggak lulus?"

"Astaghfirullah Krystal mulut lo yeee!!"

Lagi-lagi mereka tertawa. Beberapa pengunjung mall sampai menoleh karena kehebohan itu. Yoona cepat-cepat menarik Irene dan Krystal memasuki restoran agar tidak menjadi pusat perhatian.

"Buset, dah. Malu gue jalan sama lo berdua," decak Yoona setelah ketiganya masuk dan mengantre di kasir untuk memesan.

Hari ini hari Minggu. Yoona, Krystal, dan Irene memutuskan untuk berburu kain kebaya untuk wisuda nanti. Walaupun Krystal dan Irene belum sidang, paling tidak jadwal mereka sudah ditetapkan. Setelah hampir tiga jam memusingkan diri dengan banyak pilihan yang ditawarkan Mayestik, mereka bertiga pun pindah ke mall untuk makan siang sekaligus melepas lelah.

"Abis ini nonton kek, atau ngapain," ujar Irene setelah mereka duduk di tempat masing-masing.

Yoona memasang wajah menyesal. "Sori, gue mau pergi sama Chanyeol abis ini."

"Ke mana, Na?" giliran Krystal yang bertanya.

"Nyari jas buat dia sidang sama kayaknya nonton juga."

Tidak lama kemudian, pesanan mereka datang. Ketiganya berkutat pada makanan masing-masing sembari mengobrol tentang apa saja. Yoona tidak pernah merasa kehabisan bahan obrolan dengan mereka berdua.

"Eh, Chanyeol udah cerita soal Threesixty belum, Na?"

Pertanyaan Krystal ini langsung menarik minat Irene. Ia ikut menoleh ke arah Yoona, menunggu jawabannya.

Yoona menggeleng pelan. "Belum. Kenapa emang?"

Krystal tampak mendesah panjang. "Kai juga belum ngomong apa-apa, nih, makanya gue kepo. Kirain Chanyeol bakal cerita ke lo."

Irene menatap Yoona dan Krystal bergantian dengan sedikit bingung. "Emang mereka gak langsung sepakat perpanjang kontrak gitu?"

"Banyak pertimbangan sekarang, Rene," Yoona mencoba menjelaskan walaupun enggan menceritakan lebih jauh. Toh Irene tampaknya langsung mengerti apa yang dikatakan Yoona.

Baik Yoona, Irene, Krystal, maupun sesama mahasiswa tingkat akhir yang lain kurang lebih sedang mengalami hal yang sama. Mereka tiba-tiba saja dijatuhi banyak sekali pilihan yang tidak bisa dianggap remeh karena akan menentukan hidup mereka nantinya.

"Kalo lagi ngomongin begini gue jadi kangen masa-masa awal kuliah deh," Yoona menerawang. Meskipun berat, masa-masa awal kuliah masih tidak ada apa-apanya dengan masa sekarang. Dulu tanggung jawabnya hanya seputaran kuliah dan organisasi, sementara saat ini, beban di pundak mereka jauh lebih berat.

"Tapi sih gue tetep ogah suruh ngulang ngerjain tugas-tugas sama ujian-ujian." Irene bergidik.

Lenyap sudah suasana nostalgia dengan sedikit kesedihan itu. Yoona kembali dibuat tertawa dengan celetukan Irene. "Heh, lo tuh sidang aja belum! Gaya lo kayak udah lulus aja!"

"Sombong lo, mentang-mentang sidang duluan!"

"Lah, emang gue sombong. Baru tau?"

Di tempatnya, Krystal menyaksikan keributan-keributan kecil antara Yoona dan Irene dengan pandangan terhibur dan senyum tertahan. Sampai tiba-tiba muncul sebuah pertanyaan dalam benaknya yang melenyapkan senyumnya.

Kalau mereka sudah lulus nanti, apakah mereka masih bisa seperti ini?

***

Jemari Yoona mengetuk-ngetuk setir dengan cemas. Sepertinya acara jalan-jalannya dengan Krystal dan Irene berakhir lebih lama dari perkiraannya. Berkali-kali matanya melirik jam di dashboard sebelum kembali ke jalanan di hadapannya dan saat itulah ia mengumpat pelan. Harus banget pake macet?

Day by DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang