Flowers

6.9K 435 72
                                    

Suara nyaring ringtone ponsel membangunkan Yoona pagi itu. Dengan mata masih terpejam dan nyawa yang tercecer, Yoona meraih ponsel di atas nakas, mencabut charger dengan satu tangan, lalu membawa benda pipih itu ke telinganya.

"Hmm?"

"Baru bangun? Kebiasaan."

Mendengar suara familiar itu, Yoona tersenyum. Walaupun nyawanya masih belum terkumpul, Yoona bisa langsung mengenali suara itu di manapun.

"Pagi banget sih telponnya." Yoona bahkan tidak peduli jika suaranya masih terdengar seperti suara bantal. Sudah tidak ada yang perlu ia tutupi lagi dari seseorang yang sedang meneleponnya ini.

"Jadi ke kampus nggak?"

"Hah?"

Butuh beberapa detik bagi Yoona untuk mengumpulkan nyawanya dan mengingat hari apa ini. Badannya yang semula tengkurap langsung terduduk begitu saja. Ia tiba-tiba sudah terbangun dengan sempurna.

"Ini Selasa ya?!" suaranya meninggi.

"Iya. Ngapain sih ke kampus? Udah nggak ada kelas, kan?"

Yoona menatap jam dinding dan berteriak panik. "Ih aku ada janji sama Kak Siwon mau bahas pleno akhir! Duh telat deh gue."

Jam sudah menunjukkan pukul 08.10 pagi, padahal ia sudah janjian dengan Siwon, sang ketua himpunan, jam 9 di sekre. Perjalanan ke kampus saja membutuhkan paling tidak 40 menit. Belum lagi ia harus mandi dan siap-siap. Kan tidak etis saja rasanya kalau telat padahal ia yang mengajak Siwon bertemu hari ini.

"Santai lah, Kak Siwon ini."

"Santai pala lo! Atasan gue itu!" Yoona berteriak karena kini ia sudah sibuk mencari handuk setelah sebelumnya mengaktifkan mode speaker pada ponselnya lalu meletakkannya di meja rias.

"Perlu aku anter nggak?"

"Nggak usah. Siangnya aku ada photoshoot sama Kak Tiffany. Aku mandi dulu, Chan!"

Terdengar suara tawa dari telepon. Chanyeol, di kamarnya, beberapa kilometer dari kamar Yoona, terkekeh membayangkan Yoona yang berlarian ke sana kemari sambil mengucapkan sampah serapah, kebiasaan jika Yoona sedang terburu-buru. Ia samar-samar bisa mendengar suara shower. Bukannya menutup telepon, ia membiarkan teleponnya menyala, menunggu gadis itu. Hingga sepuluh menit kemudian ia mendengar pintu kamar mandi yang dibuka.

"Duh, nggak sempet keramas nih!" gerutunya sambil mendekati meja rias.

"Dih, bau dong."

"Enak aja! Aku mah selalu wangi. Rambutnya aku iket aja kali ya, biar nggak keliatan lepek-lepek banget?" tanya Yoona entah pada dirinya sendiri atau pada Chanyeol.

"Dipikir banget mau ketemu Kak Siwon?"

Yoona menyeringai jahil, tapi tentu saja Chanyeol tidak bisa melihatnya. "Cemburu, Pak?"

"Nggak usah cantik-cantik."

Kali ini tawa Yoona berderai. "Cemburu beneran nih pacar gue."

Sebenarnya Yoona menyukai sisi Chanyeol yang sedikit posesif dan cemburuan seperti ini. Apalagi Chanyeol jarang sekali mau mengakui kalau dia sedang cemburu. Yoona kadang jadi gemes sendiri, karena Chanyeol jadi terlihat seperti anak kecil yang sebenernya mau ngambek tapi gengsi.

"Kamu kan kenal sama Kak Siwon."

"Iya, tapi nggak usah cantik-cantik." Chanyeol tetap kukuh dengan pendiriannya.

Yoona hanya tertawa dan mengiyakan sekilas. "Kamu hari ini mau ngapain aja?"

"Nanti mau ada meeting sama Mas Andi sih, ngomongin album baru. Sorenya kayaknya bakal di studio sampe malem."

Day by DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang