Ego

1.8K 276 87
                                    

Seminggu belakangan benar-benar menguras tenaga dan waktu Chanyeol. Pulang kantor jam 11 malam, belum pekerjaan yang menunggu diselesaikan untuk esok hari. Sehun dan Kai juga tidak ada bedanya. Mereka pulang dalam keadaan lelah dan kembali berangkat kerja dengan keadaan mengantuk. Sudah tidak ada lagi tenaga untuk sekedar nongkrong-nongkrong seperti biasa.

Malam ini bukan pengecualian. Jam sudah menunjukkan pukul setengah 11 malam ketika Chanyeol mulai membereskan laptopnya. Perut kosong ditambah badan pegal-pegal karena seharian duduk di depan laptop, kombinasi sempurna.

"Buruan njing gue udah ngantuk banget," Sehun menunggu Kai dan Chanyeol dengan tidak sabar.

"Lemah lo. Biasa juga hura-hura sampe pagi," ledek Kai.

"Kalo itu mah gue seneng-seneng. Lah ini? Diperbudak namanya."

Kai dan Chanyeol hanya tertawa miris karena apa yang dikatakan Sehun sangat akurat.

"Besok meeting sama orang lapangan jam 9 pagi ya!"

Chanyeol, Kai, Sehun, dan beberapa anak magang dari universitas lain yang masih terjebak di ruang rapat pun hanya saling bertukar pandang lalu mendesah panjang.

"Lo nyetir gih." Chanyeol melemparkan kunci mobilnya pada Kai sebelum berlalu dari ruang rapat.

Segera setelah masuk mobil, Chanyeol menyandarkan punggung dan kepalanya sebelum memejamkan mata. Ia menghela napas panjang, sesuatu yang menjadi kebiasaannya setiap pulang kantor akhir-akhir ini.

Ia baru membuka mata ketika ponselnya bergetar di dalam saku celana. Bibirnya mengulas senyum kecil sebelum membawa benda pipih itu ke telinga.

"Halo," sapanya. Suaranya masih terdengar lelah, tetapi juga tak bisa menyembunyikan senyumnya yang terkembang.

"Hey," balas Yoona dari seberang sana. "Baru pulang yah? Lemes gitu."

"Iya nih. Lagi nunggu Kai sama Sehun beres-beres di dalem."

"Ngapain emang?"

"Biasa lah, tugasnya kacung kampret. Kamu kok belum tidur?"

"Nungguin telpon tadi. Eh ternyata yang ditunggu baru pulang kerja," jawab Yoona. Tanpa melihat pun Chanyeol bisa membayangkan senyum jahilnya.

"Kasian amat jomblo nungguin telpon ga dateng-dateng," balas Chanyeol iseng.

"Iya nih, padahal kurang apalagi coba gue?"

"Hmmmmm," Chanyeol menggumam malas.

Yoona terkikik. "Oh iya aku telpon kamu tuh mau bilang sesuatu, malah ngelantur!"

"Apa?"

"Kayaknya aku pulangnya mundur deh."

Chanyeol langsung menegakkan punggung. Senyumnya lenyap, digantikan wajah yang mengerut.

"Kenapa?"

"Tadinya kan aku mau pulang tanggal 7, nah besok jadinya pulang tanggal 10 atau 11 gitu."

"Kenapa?" desak Chanyeol sekali lagi. Pernyataan Yoona barusan bukannya menjawab pertanyaannya malah membuat suasana hatinya semakin runyam.

Mungkin semua ini akan jadi biasa saja kalau saja dia tidak sedang lelah dan super mengantuk sekarang. Sayangnya, Yoona memilih waktu yang tidak tepat untuk menjatuhkan bomnya.

"Aku sama Irene pengen jalan-jalan ke KL dulu. Lagian tanggal 7 kita baru pamitan ke kantor, pasti mereka ajak makan-makan gitu. Besoknya baru berangkat ke KL. Terus jalan-jalan deh."

Raut wajah Chanyeol semakin gelap. Sudah tidak tersisa lagi perasaan senang karena mendapat telepon dari pacar di saat jiwa dan raga sedang lelah.

"Mau lebih lama lagi di sana?"

Day by DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang