"Mau jemput Yoona, nak?" suara Mama terdengar memanggil dari arah halaman belakang, menghentikan langkah Chanyeol yang baru saja turun tangga. Chanyeol yang semula hendak ke depan pun memutar arah ke halaman belakang tempat mamanya sedang menyiram tanaman.
"Cie, ganteng amat yang mau ketemu pacar," komentar Mama begitu Chanyeol mendekat. Sore ini anaknya tampak rapi dengan kemeja dan jeans berwarna gelap. Rambutnya juga disisir ke belakang menjauhi dahi, sangat jauh berbeda dari penampilan awut-awutan yang biasanya.
"Mama sendiri kenapa belum mandi?" Chanyeol balik bertanya, memilih untuk tidak menanggapi godaan dari sang Mama.
"Dih, kata siapa? Nggak kecium baunya sampe situ?"
Chanyeol terkekeh pelan. Ia melangkah mendekat untuk berpamitan dan mencium punggung tangan mamanya. "Chanyeol berangkat, Mam. Nanti ketemu di sana."
"Hati-hati!" pesan Mama mengiringi Chanyeol.
Sore ini ada acara spesial di keluarga Chanyeol. Untuk merayakan ulang tahun Yura sekaligus kesuksesan seminar proposal Chanyeol kemarin, mereka sekeluarga sepakat untuk makan malam bersama. Chanyeol sempat ragu mengundang Yoona, lebih karena ia takut gadis itu masih canggung berada di sekitarnya. Tapi atas paksaan Yura dan Mama, Chanyeol akhirnya memberanikan diri mengundang Yoona turut serta. And she said yes, thankfully.
Dan ngomong-ngomong, untuk sebuah undangan makan malam, Yoona terlalu cantik malam ini. Entah mengapa dada Chanyeol langsung berdebar melihat Yoona muncul dari dalam rumah dalam balutan dress selutut berwarna biru muda yang tampak sangat pas di tubuhnya.
It's just like their first date. Kupu-kupu yang menggelitik perut melihat yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul. Jantung yang bertalu-talu melihat wajah cantik Yoona yang tidak pernah gagal membuatnya berhenti untuk memerhatikan.
Diam-diam Chanyeol menelan ludah dengan susah payah. Apa-apaan barusan? Kenapa ia harus gugup bertemu pacar sendiri?
"Kok nggak langsung masuk?" tanya Yoona sambil membuka pagar.
Chanyeol menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia meringis kecil. Masih banyak keragu-raguan yang membuat segalanya terasa canggung, padahal hanya satu bulan mereka break.
"Udah siap?" bukannya menjawab, Chanyeol malah balik bertanya.
"Dikit lagi. Tunggu bentar, ya. Ada Kak Yuri tuh di dalem."
Yoona kemudian meninggalkan Chanyeol di ruang keluarga untuk melanjutkan acara bersiapnya. Tidak lama kemudian, Yuri muncul dan menyeringai ke arahnya. Tanpa diucapkan pun, Chanyeol tau Yuri sedang meledeknya.
"Nggak terbang, Kak?"
Seringaian Yuri makin lebar. "Ah, payah lo basa-basinya."
Chanyeol menggerutu dalam hati. Kakak Yoona ini memang selalu berhasil membuatnya mati kutu.
"Gimana? Aman semuanya?" Yuri bertanya, masih dengan seringaian jail di wajahnya.
"Hehe," Chanyeol melepaskan tawa yang dipaksa. "Gitu deh."
Yuri mendekat untuk menepuk-nepuk bahu Chanyeol. "Good luck," katanya, lalu ia berlalu sambil tertawa keras.
Rasa canggung itu terbawa sampai di perjalanan. Chanyeol selalu fokus menatap ke depan, sementara Yoona juga melakukan yang sama. Mereka membiarkan siaran radio mengisi keheningan itu.
"Ini penyiar baru?" Chanyeol memutuskan untuk lebih dulu memecah keheningan.
Sekarang bukan suara Yoona lagi yang mengisi program Sunset Blast setiap Rabu dan Kamis sore. Yoona tersenyum kecil, mendadak merasa rindu dengan rutinitasnya dulu. "Baru di Sunset Blast, tapi sebenernya dia penyiar lama, freelance juga kayak aku dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Day by Day
Hayran KurguKumpulan cerita kocak, aneh, dan menggemaskan tentang keseharian Yoona dan Chanyeol. [Diadaptasi dari akun RP Chanyeol dan Yoona di instagram yang aku bikin beberapa waktu lalu. Yang belum follow, boleh difollow dulu yaa namanya @/yoonatheala dan @...