Chanyeol mengikuti mobil Yoona dengan cemas. Setelah keributan mereka di koridor rumah sakit, Yoona langsung mengambil kunci mobil dan nekat menyetir sendiri dalam keadaan kacau setelah menangis. Chanyeol berlari menuju mobilnya lalu secepat mungkin menyusul Yoona di depan.
Sebuah desahan panjang meluncur dari bibir Chanyeol. Ia tidak menyangka bahwa kebodohannya bisa berakibat drama seperti ini.
Mobil Yoona beberapa kali nyaris menabrak pengguna jalan lain. Jelas sekali Yoona sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja untuk menyetir. Beberapa kalo Chanyeol harus menurunkan kaca mobil untuk meminta maaf pada beberapa pengguna jalan yang hampir saja celaka karena Yoona.
"Na, kamu ngapain sih?" gumam Chanyeol pada dirinya sendiri. Ia beberapa kali menelepon Yoona, tetapi seperti dugaannya, tidak ada satupun panggilannya yang direspon.
Selama hampir 30 menit melaju tanpa arah, mobil Yoona akhirnya berhenti di depan minimarket 24 jam yang terlihat sepi. Chanyeol ikut menghentikan mobil.
Di dalam mobil, Yoona menumpukan kepalanya pada roda kemudi. Setengah jam mengemudi tanpa arah sambil menangis, Yoona pun akhirnya memilih untuk berhenti. Ia mengambil napas banyak-banyak, seolah-olah itu bisa meredakan sesak di dadanya. Ponselnya masih terus berdering, entah dari Chanyeol atau dari Seohyun, ia tidak peduli.
"Chanyeol bangsaaat!" teriaknya kencang. Puas menangis, kini hanya kemarahan yang tersisa.
Selama lebih dari sepuluh menit Yoona bertahan dalam posisi itu. Mesin mobilnya pun masih menyala, tidak peduli berapa banyak bahan bakar yang ia hamburkan dan berapa polusi yang ia sumbangkan.
Yoona baru akan kembali menjalankan mobilnya ketika tiba-tiba ada yang mengetuk kaca di sampingnya. Ia menoleh dan terkejut mendapati Irene di sana. Cepat-cepat Yoona menurunkan kaca mobilnya.
"Ngapain lo di situ?"
"Geser! Sini gue yang nyetir!"
Kening Yoona mengernyit. "Apaan sih? Kok lo tau gue di sini?"
"Ck, cerewet," Irene berdecak. "Geser sekarang atau gue baretin mobil lo?" ancamnya yang langsung membuat Yoona menuruti permintaannya. Irene tidak pernah main-main dengan ancamannya. Kecil-kecil begitu, psycho juga dia.
Yoona membuka pintu mobil sebelum bergeser ke jok sebelah, memberi tempat bagi Irene. Irene dengan cekatan menggantikan Yoona di jok pengemudi.
"Mata bengep-bengep begitu pake sok-sok nyetir. Kasian pengguna jalan yang lain, nyawa mereka terancam gara-gara lo." Irene mengomel panjang lebar sambil mengganti tuas gigi, bersiap pergi dari sana. Ia sempat melirik Yoona yang terdiam di tempatnya, lalu matanya menatap mobil di belakangnya lewat spion tengah.
"Ini mau pulang atau gimana?" Irene bertanya setelah beberapa menit tidak ada suara dari cewek di sampingnya.
"Lo ngapain di sana tadi, Rene?" Yoona ganti bertanya.
"Tadi gue lagi di daerah situ terus gue liat mobil lo berhenti lama tapi mesinnya nggak dimatiin. Gue samper aja, kirain lo kenapa-napa. Eh taunya bener."
Yoona mendengus. "Kalo mau boong yang pinteran dikit. Daerah ini jauh banget dari kosan lo dan kampus, nggak mungkin bisa se-kebetulan itu."
Irene nyengir. "Yah, ketahuan. Tadi cowok lo telepon gue, minta gue ke situ."
Yoona menghela napas panjang. Ia menyandarkan kepala pada sandaran jok lalu memejamkan mata, tiba-tiba merasa lelah.
"Tuh mobil cowok lo masih di belakang," Irene melirik mobil Chanyeol yang masih setia mengikuti mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Day by Day
FanficKumpulan cerita kocak, aneh, dan menggemaskan tentang keseharian Yoona dan Chanyeol. [Diadaptasi dari akun RP Chanyeol dan Yoona di instagram yang aku bikin beberapa waktu lalu. Yang belum follow, boleh difollow dulu yaa namanya @/yoonatheala dan @...