"Coba, aku udah ingetin berapa kali dari semalem? Jangan begadang. Nggak usah ngegame. Ada waktu tidur tuh dimanfaatin. Jadinya tidur jam berapa semalem, kok jam segini baru bangun?"
Di seberang sambungan, Chanyeol mendesah. "Nggak usah aku jawab ya, Yang." Ia terdengar memelas. Kalau dibalas pasti ujung-ujungnya ribut.
"Tidur jam berapa?" Yoona tidak terpengaruh.
"Jam 7 pagi," cicit Chanyeol akhirnya sebelum terdengar helaan napas dari bibir Yoona.
Yoona sejenak memejamkan mata, mencoba meredakan emosi yang siap meledak kapan saja. Sebagai gantinya, ia menarik napas berkali-kali, dan akhirnya berujar pelan, "Buruan mandi terus ke sini. Kita masih harus belanja, kasian anak-anak nunggu lama. Udah makan belum?"
"Nanti aja di jalan deh," terdengar Chanyeol menjawab. "Kelamaan kalo makan dulu."
"Ya udah, terserah," jawab Yoona sebelum menutup sambungan telepon.
Di dalam kamarnya, Yoona mendesah panjang. Dirinya merasa konyol marah-marah hanya karena hal kecil seperti ini, di saat yang ia khawatirkan adalah laki-laki dewasa yang pasti tahu apa yang terbaik untuk dirinya sendiri. Kadang rasanya geregetan melihat Chanyeol begadang sampai pagi saat mendapatkan hari libur untuk hal-hal yang tidak perlu, tetapi ia tahu itulah caranya untuk menghilangkan penat yang datang dari profesinya.
Wajah Yoona masih setengah cemberut ketika Chanyeol akhirnya datang untung menjemput. Yoona masuk ke dalam mobilnya tanpa kata, pun ketika ia meletakkan kotak tupperware berukuran sedang di atas dashboard.
Chanyeol mengusap puncak kepala Yoona lembut. "Maaf ya, jadi telat jemput. Mau belanja di mana?"
"Di supermarket biasanya aja," Yoona masih menjawab singkat. Ia kemudian mengerling ke kotak yang ia bawa tadi. "Itu ada nasi goreng, nanti dimakan dulu."
"Wah, enak nih. Bikin sendiri?"
"Menurut lo aja."
Chanyeol terbahak. Menyadari sikap Yoona yang mulai melunak, ia pun memberanikan diri untuk menggenggam tangan pacarnya itu. "Jelas nggak mungkin kamu sih. Bi Ulan, ya?"
Yoona menjawab dengan gumaman singkat. Meski masih bersikeras memasang tampang jutek, ia sama sekali tidak menolak kontak fisik dari Chanyeol.
"Belanjanya banyak nggak, sih?" Chanyeol mencoba membuka obrolan ringan.
"Banyak. Emang rada kurang ajar temen-temen kamu, mentang-mentang aku cewek jadi aku semua yang belanja. Ini kalau bukan karena Krystal lagi banyak pesanan, nggak mungkin juga aku mau."
Lagi-lagi Chanyeol terkekeh. "Udah, nggak usah marah-marah terus ih. Mau cepet tua?"
"Kamu juga kenapa begadang terus? Mau mati muda?"
"Astaghfirullah ngomongnya, Yang."
"Diem deh, masih kesel ini."
Dan sepanjang sisa perjalanan yang tidak terlalu jauh itu hanya diisi oleh suara John Mayer yang mengalun lembut. Yoona bertahan dalam diamnya, sementara Chanyeol ikut terdiam meski tangannya tidak sekalipun meninggalkan tangan Yoona. Ia baru melepaskan genggaman saat harus memarkirkan mobil.
"Beneran mau turun sendiri?" Chanyeol memastikan sekali lagi saat Yoona selesai melepas seat belt.
"Kamu makan dulu. Nanti kalau aku belum selesai, baru nyusul."
Yoona pun melenggang memasuki supermarket itu seorang diri. Ia mengambil troli dan membaca ulang daftar semua bahan yang harus ia beli untuk pesta tahun baru di rumah Baekhyun malam ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/155634148-288-k588930.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Day by Day
FanficKumpulan cerita kocak, aneh, dan menggemaskan tentang keseharian Yoona dan Chanyeol. [Diadaptasi dari akun RP Chanyeol dan Yoona di instagram yang aku bikin beberapa waktu lalu. Yang belum follow, boleh difollow dulu yaa namanya @/yoonatheala dan @...