"Chanyeol jadi ke sini?" Irene mengangkat wajah dari layar laptop untuk beradu pandang dengan Yoona yang baru saja kembali dari mengangkat telepon.
Yoona mengangguk sebelum kembali ke tempatnya semula, tepat di seberang Irene. "Udah gue bilangin tuh lo berdua nitip McD."
Di sebelah Irene, juga sedang sibuk menghadap laptop, Suho menggumamkan terima kasih singkat tanpa mengalihkan pandangan. Cowok itu sedang mengerjakan revisi yang harus diserahkan esok hari.
Sebuah meja dengan empat kursi di halaman samping kos Irene yang juga berperan sebagai ruang tamu menjadi tempat favorit mereka bertiga akhir-akhir ini. Mereka biasanya mengerjakan skripsi bersama, kadang bahkan hingga larut malam. Ini lebih baik daripada bosan di rumah dan tidak ada motivasi.
Di hadapan Yoona sendiri sedang terbuka sebuah slide presentasi yang sedang ia susun untuk persiapan sidang besok. Dosen pembimbingnya meminta semacam latihan sidang sebelum sidang sesungguhnya yang akan diadakan dua hari kemudian. Sejak sore Yoona sudah sibuk belajar sekaligus menyusun presentasi.
"Eh, jadi lo sama Chanyeol udah balikan nih?" tiba-tiba Irene bertanya. Pertanyaan yang sebenarnya sudah menggantung di benaknya sejak ia sering melihat Chanyeol mengantar-jemput Yoona beberapa hari terakhir.
Yoona sampai harus menghentikan gerakan pada mousenya untuk balas menatap sahabatnya itu. "Ya gak bisa dibilang putus juga kan?"
Bibir Irene mencibir. "Gak putus tapi apus-apus foto di instagram. Eh, tapi beneran gak nih?"
Yoona berdecak pelan. "Iyaaa. Cerewet lo ah," balasnya malas.
"Tapi Chanyeol baik banget sih, Na. Keliatan banget dia beneran sayang sama lo."
Di sebelah Irene, Suho mendengus, sedikit geli dengan perkataan pacarnya sendiri. "Ya beneran sayang lah, masa pura-pura?"
Irene hanya meliriknya tajam tanpa berniat membalas tanggapan Suho. Ia lalu mengembalikan fokusnya pada Yoona "Dari dulu emang dia udah bucin maksimal, kan? Pokoknya lo harus bikinin gue seragam yang bagus kalo lo nikah sama dia entar!"
"Nikah, nikah!" hardik Yoona. "Itu skripsi kelarin dulu, Mba!"
Tetapi, kata-kata Irene tadi tak urung membuat Yoona memikirkan hubungannya dengan Chanyeol pasca kejadian beberapa waktu lalu. Ia menyadari bahwa semuanya sudah terasa lebih natural untuk kembali pada kebiasaan lama mereka. Sudah tidak ada rasa canggung dan suasana yang membuat mereka tidak nyaman.
Meski masih sering dihantui ketakutannya sendiri, kali ini Yoona bisa benar-benar merasakan kehadiran Chanyeol di sampingnya. Chanyeol benar-benar menepati ucapannya untuk membantu Yoona menghadapi ini semua tanpa membuat Yoona merasa lemah.
Dan siapa yang mengira kalau bantuan itu juga datang dalam bentuk jasa mengedit slide presentasi yang sejak tadi menyita seluruh perhatiannya?
Chanyeol datang seperti penyelamat tidak hanya bagi Yoona, tetapi juga bagi Irene dan Suho. Kantung besar berlogo fastfood chain favorit mereka baru saja diletakkan di tengah meja, diikuti aroma burger dan kentang goreng yang menggugah selera. Setelah melepas jaketnya, Chanyeol duduk di sebelah Yoona dan saat itulah pandangannya jatuh pada layar laptop Yoona.
"Butuh bantuan?" Chanyeol menawarkan. Ia tahu betul Yoona tidak memiliki kemampuan yang cukup mumpuni dalam hal-hal seperti ini.
Yoona meringis, seperti tertangkap basah. Ia sedikit mendorong laptopnya ke arah Chanyeol. "Please?" pintanya dengan pandangan memohon yang membuat Chanyeol tertawa sebelum mengacak puncak rambutnya gemas.
"Dipake jam berapa besok?" tanya Chanyeol yang kini mulai sibuk dengan laptop Yoona.
"Pak Herman minta jam 3 abis kelas dia. Jadi besok aku masih punya waktu buat belajar lagi sampe siang."

KAMU SEDANG MEMBACA
Day by Day
FanfictionKumpulan cerita kocak, aneh, dan menggemaskan tentang keseharian Yoona dan Chanyeol. [Diadaptasi dari akun RP Chanyeol dan Yoona di instagram yang aku bikin beberapa waktu lalu. Yang belum follow, boleh difollow dulu yaa namanya @/yoonatheala dan @...