Kamar Yoona sudah seperti kapal pecah. Baju-baju berserakan di atas tempat tidur. Meja belajarnya lebih-lebih lagi. Di lantai, dua buah koper yang sudah lumayan penuh terbuka lebar. Hari ini Yoona harus menyelesaikan packing sebelum datang ke konser Threesixty.
"Kak, obat-obatan kamu belum lengkap loh." Mama ikut duduk bersila di depan koper, memastikan semua barang-barang penting sudah masuk.
Dari depan lemari, Yoona menjawab, "Beli di sana juga bisa kali, Ma."
Mama berdecak tidak setuju. "Kan lebih aman kalo bawa sekalian, Kak. Yang penting-penting aja, nggak usah banyak-banyak juga. Bentar ya Mama suruh Bi Ulan dulu ke apotek depan."
Yoona mendesah pasrah. Dari kemarin memang Mama yang mengambil alih acara packing itu. Katanya kalau hanya Yoona yang melakukannya, bisa dipastikan akan ada banyak barang yang tertinggal. Yoona sih iya-iya aja, daripada belum-belum sudah dikutuk jadi batu.
"Kak, selama lo pergi, mobil lo gue pake, ya," Seohyun tiba-tiba melongokkan kepala ke dalam kamar Yoona.
"Hmmm," Yoona menggumam seadanya karena sedang sibuk membereskan lemari yang acak-acakan pasca packing tadi. "Awas kalo sampe nabrak!" ia memperingatkan sebelum Seohyun kembali ke kamarnya sambil bersorak riang.
"Heh lo sampe sana ada yang nemuin di bandara nggak?" Kali ini giliran Yuri yang tiba-tiba nyelonong masuk. Yoona mengerang kesal. Bisakah dia menyelesaikan pekerjaannya dengan tenang?!
"Sepupu pacarnya Irene bakal jemput. Dia juga yang nyariin kita tempat tinggal waktu itu."
Yuri mengangguk-angguk. "Tapi dia beneran baik mau bantuin, kan? Bukan penipu atau semacamnya?"
Yoona memutar bola matanya. "Dia tuh sepupu temen gue, Kak!"
"Ya siapa tau, kan? Lo udah pernah ngobrol sama dia?"
"Udah. Namanya Jenny. Kuliah di NUS. Mau kontaknya sekalian?" jawab Yoona kesal.
Yuri nyengir. "Oke, oke, sori. Tapi inget, kalo butuh bantuan pokoknya ngomong ke gue aja. Gue punya temen dari Indonesia yang base-nya di sana."
"Iya, kakakku yang cantiiik," kata Yoona dengan nada dibuat-buat. "Sekarang plis biarkan gue packing dengan tenang. Bentar lagi gue harus ke Salihara nih!" Yoona melirik jam dinding dengan cemas. Ia benar-benar harus bergerak cepat.
"Okay! Salam buat Chanyeol yah!" teriak Yuri sambil berlalu. Yoona menggelengkan kepala. Heboh sekali keluarganya ini.
***
Satu jam kemudian, packing pun selesai. Barang-barang yang harus Yoona bawa besok sudah masuk ke dalam dua koper yang diletakkan di samping lemari.
Yoona menatap ke sekeliling kamarnya yang sudah kembali rapi lalu mendesah panjang. Besok ia akan meninggalkan kamar ini dan tinggal di tempat asing selama dua bulan. Meskipun ia sangat bersemangat menyambut petualangan baru, ada beban berat yang menggantung di dadanya. Bagaimanapun, meninggalkan bukanlah hal yang mudah dilakukan.
Untung saja Yoona tidak punya terlalu banyak waktu untuk tenggelam dalam kesedihan. Ponselnya berdenting, menampilkan pesan dari Krystal yang mengabari bahwa dia sudah di depan rumah Yoona. Kedua gadis itu sudah janjian untuk berangkat ke Salihara bersama.
"Kok lo cantik banget sih kayak mau kondangan??!" Krystal menyambut Yoona dengan pekikan cempreng yang terdengar setengah kesal. "Gue masih kayak gembel begini, baru banget kelar bikin cupcake, nggak sempet dandan!"
Yoona langsung memeriksa penampilannya kembali. Krystal sepertinya berlebihan. Baju yang ia pakai hari ini sangat santai, hanya dress pendek hitam dan jaket denim. Bagian mananya yang kayak mau kondangan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Day by Day
FanfictionKumpulan cerita kocak, aneh, dan menggemaskan tentang keseharian Yoona dan Chanyeol. [Diadaptasi dari akun RP Chanyeol dan Yoona di instagram yang aku bikin beberapa waktu lalu. Yang belum follow, boleh difollow dulu yaa namanya @/yoonatheala dan @...