Gue pernah cerita nggak sih kalau Yoona hobi banget nyelipin foto polaroid dia di mana pun? Dompet gue, tas, map isi dokumen penting, dashboard mobil, lo sebutin semua deh. Kalo gue kumpulin, udah ada kali satu album. Di hadapan dia gue sering ngeluh dan pura-pura kesel kalo dia udah mulai nyelipin foto baru lagi, walaupun dalam hati gue gemes setengah mati sama tingkahnya.
Tapi gue nggak pernah ngerasa se-bersyukur ini ketika menemukan foto Yoona di slot kartu e-toll yang ada di sun visor mobil gue. Foto itu yang membuat gue mendadak terdiam, mulai menyadari kebodohan gue.
Brengsek lo, Chanyeol Archibald. Berani-beraninya lo mikirin cewek lain di saat lo punya Yoona? Rasanya gue ingin menonjok diri gue sendiri.
I was just this close to saying yes to meet Wendy. Gue bahkan udah berniat untuk menepikan mobil dan meminta Wendy untuk menemui gue di cafe terdekat. Gue hampir saja membuat Yoona kecewa kalau sampai tahu gue ketemu sama Wendy di belakang dia. IQ gue mungkin nggak sampe menyentuh level superior intelligence, tetapi untungnya gue nggak sebodoh itu.
Dengan jantung yang masih berpacu kencang karena gue nyaris melakukan kesalahan yang pasti akan gue sesali, gue pun meraih ponsel di jok sebelah dan gue langsung menghubungi Yoona. Gue nggak sadar kalau gue menahan napas sampai ketika gue mendengar suara Yoona dan dada gue lega setengah mati.
"Aku lagi nonton sama Seohyun nih. Udah mau mulai filmnya," Yoona berbisik. Mau tidak mau gue tersenyum. Gue bisa ngebayangin muka keselnya sekarang karena gue ganggu.
"Nonton di mana? Aku jemput?"
Gue udah sampai depan rumah. Bahkan Pak Budi udah bukain gerbang depan buat gue. Tapi gue sepengen itu ketemu Yoona sekarang, agar gue bisa dengan cepat menghilangkan rasa bersalah gue ini. Bangsat ya, gue.
"Nanti aku chat. Beneran udah mau mulai ini. Ganggu aja kamu tu." Bukan Yoona namanya kalo nggak pake ngomelin gue dulu. Selesai ngomel, dia menutup panggilan begitu saja.
Panggilan udah berakhir tetapi gue masih memandangi lock screen gue, foto candid gue dan Yoona di belakang panggung yang diambil diam-diam oleh Kai. Gue menghela napas panjang. Tanpa berpikir lagi, gue langsung membuka pesan Wendy yang belum gue bales dan mengetikkan sebaris kalimat balasan.
Sori, Wen, hari ini aku nggak bisa.
***
Hampir seminggu berlalu dan Wendy nggak pernah lagi hubungin gue. Joy juga kalo ketemu gue masih biasa aja, nggak pernah sekalipun menyinggung soal Wendy. Walaupun gue sempat menangkap pandangan menyesalnya ke arah gue. Joy nggak salah. Yang salah ya gue yang sempet-sempetnya kepikiran Wendy lagi hanya karena penasaran.
Hari ini, sepulang latihan, gue berniat gangguin Yoona yang katanya mau belajar bikin kue. Yoona udah mulai mengukur bahan ketika gue masuk ke dapur rumahnya. Mukanya langsung cemberut begitu ngeliat gue.
"Pacarnya dateng kok cemberut gitu?"
"Kamu kalo cuma mau ngetawain aku mending pulang deh," gerutunya masih sambil memecah telur ke dalam mangkok besar.
Dia tau nggak sih, kalo gue nggak siap disuguhi pemandangan seperti ini? Pacar gue yang cerewet ini, yang ke dapur paling cuma buat obrak-abrik isi kulkas, sekarang terlihat serius banget mencampurkan bahan-bahan sambil membaca resep di hape. Kayaknya udah siap banget aku ajak membangun rumah tangga ya, Na?
"Bikin apa, sih?" tanya gue kepo.
"Brownies. Kamu suka nggak?" tanyanya balik tanpa menatap gue sama sekali. Tangannya masih terlihat clumsy ketika dia memegang mixer, tapi justru itu yang bikin gue gemes setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Day by Day
FanfictionKumpulan cerita kocak, aneh, dan menggemaskan tentang keseharian Yoona dan Chanyeol. [Diadaptasi dari akun RP Chanyeol dan Yoona di instagram yang aku bikin beberapa waktu lalu. Yang belum follow, boleh difollow dulu yaa namanya @/yoonatheala dan @...