Love Mission : 10

3.1K 382 9
                                    

Aku terbangun dengan posisi kepalaku terasa sedikit pening. Namun, pening itu langsung hilang, digantikan dengan rasa tidak nyaman karena ketika membuka mata, langit-langit yang aku lihat adalah sebuah langit-langit kamar dengan interior yang sangat mewah. Langit-langit kamarku juga tentunya mewah, tetapi tidak semewah ini.

 Langit-langit kamarku juga tentunya mewah, tetapi tidak semewah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apakah aku mati, lalu kembali bereinkarnasi ke dunia yang lain?

Awalnya, aku mengira itu adalah mimpi. Namun, ketika aku mengganti arah pandangku, dengan jelas aku melihat seorang anak laki-laki yang sedang duduk dengan raut wajah cemas dan khawatir.

Apakah itu Abel? Aku ragu karena pandanganku masih belum tampak jelas.

"Abel?" panggilku, berusaha memastikan orang yang duduk disamping kasur yang aku tempati saat ini.

"Cleine! Kamu sudah sadar!"

Ketika mataku sudah dapat melihat dengan jelas, aku dapat melihat wajah khawatir Abel. Ia tampak kusut.

"Cleine, apa kamu baik-baik saja? Apa kamu merasakan sakit?" matanya memerah.

Ya? Dia seperti kucing hitam yang ketakutan ditinggal oleh pemiliknya.

Aku tertawa kecil.

"Baik-baik saja." kemudian, aku berusaha bangun, dan Abel yang melihatku berusaha-dengan cepat langsung membantuku.

Aku menatap pakaian yang dikenakan Abel. Itu bukan lagi baju kemeja hitam dengan dasi yang dihiasi permata merah. Ia memakai pakaian berpedang yang jelas aku tahu, meskipun sederhana tetapi pakaian itu dikemas dengan kualitas terbaik, dan dengan sebuah pedang yang disampirkan disamping pinggangnya.

"Dimana aku saat ini, Abel?" tanyaku. Abel masih menggenggam tanganku, seolah enggan melepaskannya. "Eum, aku membawamu ke salah satu kamar tamu di istana Pangeran Altair karena kamu pingsan. Tenang saja, pangeran sudah tahu tentang ini, kok!"

"Begitu.." syukurlah. Aku masih tetap berada disini. Masih bisa mendengar suara khawatir Abel yang ditujukan untukku.

"Lalu, apa yang kamu lakukan di istana, Abel?" aku kembali bertanya kepadanya.

"Aku berlatih pedang bersama Pangeran Altair, dan-Uh! Apa kamu baik-baik saja?!" Abel tampak tidak fokus. Bola matanya yang berwarna merah permata itu bergetar; tampak cemas dan khawatir dalam sekaligus.

Aku mengangguk, "Aku baik-baik saja." kemudian melihat sekitar. Abel memangku cemas, membawahi cahaya lampu tinggi yang digantung di langit-langit. Tatapannya yang tulus itu membuat hatiku merasa sangat sejuk, dan entah kenapa terasa damai.

"Tunggu... sudah berapa lama aku pingsan?" tanyaku. Abel menjawab dengan cepat, "Sekitar satu setengah jam. Oj iya, aku akan memanggil dokter untukmu, Cleine." ia bangkit dari duduknya. Sebelum Abel benar-benar berjalan memanggil dokter, aku menahan tangannya.

Love Mission: Became the Next Duchess!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang