Love Mission : 18

1.8K 271 0
                                    

"Kak Carsten?!"

Bayangan orang itu diterpa oleh sinar bulan, jadi aku tidak begitu yakin. Tetapi, ketika ia sudah berdiri di hadapanku, dan berlutut untuk membantuku berdiri, rupanya dugaanku benar.

Dia adalah kakak laki-laki Bellanca, Carsten Kahill Evanthe. Pewaris gelar Count Evanthe dan County Evanthe, yang saat ini menjabat sebagai Perdana Mentri Kekaisaran dan sebagai Tuan Muda Evanthe.

"Astaga, lututmu!" seruan Kak Carsten membuat aku segera beralih menatap lututku yang tergores. Meskipun itu berdarah dan terlihat memar, tetapi aku tidak merasakan sakit.

"Kakak, kau mengagetkanku.." ucapku pelan, sambil mengatur nafas.

"Maaf, maaf Cleine. Ayo, aku akan menggendongmu menuju kamarmu." Kak Carsten segera mengangkat tubuhku dan menggendong tubuhku dengan gaya bridal style.

"Kakak!"

"Apa yang kau lakukan di dapur tengah malam begini? Kebiasaan tidur berjalanmu kambuh lagi?" tanya Kak Carsten dengan nada khawatir.

Aku mengalungkan kedua tanganku di leher Kak Carsten, dengan tangan kananku yang masih memegang gelas kosong.

"Tidak.. aku mimpi buruk. Lalu setelah terbangun dengan kaget, aku haus. Tapi minumku habis." jawabku.

"Tsk, kau kan bisa meminta diambilkan minum saja oleh pelayan. Kenapa kau harus berjalan sendiri ke dapur? Bagaimana jika tadi bukan aku yang disana, tetapi pembunuh yang dikirimkan musuh? Kau harus lebih berhati-hati, Cleine. Lututmu juga jadi terluka, kan." celoteh Kak Carsten dengan nada kesal, sekaligus protektif.

Aku meletakkan wajahku dibawah lehernya, "Maaf.." cicitku pelan.

Kak Carsten menarik nafas. "David, keluarlah dan tolong bawakan alat pertolongan pertama, serta bawakan air putih ke kamar Cleine."

Aku mengernyitkan kening, "David? Siapa?"

Namun, pertanyaan itu terjawab begitu saja ketika sebuah suara menjawab dari belakang kami. "Baik, Tuan."

Ah, ternyata David adalah seorang ksatria bayangan milik kakakku.

Tunggu, sebenarnya apa-apaan ini?? Jika David mengikuti kami dari belakang, kenapa aku tidak menyadarinya?

Astaga.. rasa sensitifitasku akan sekeliling ternyata sangatlah rendah. Hmph, sulit merubah kebiasaan buruk itu, karena aku sudah menjadi manusia seperti itu sejak aku masih berindetitas Ahn Seo-Hyun.

***

Kak Carsten mendudukkanku di pinggir kasur. Ia berjongkok kemudian melihat luka di lututku, lalu mulai membersihkannya dengan kapas. Setelah membersihkan dan mengobati luka di lututku, Kak Carsten meletakkan alat itu diatas nakas dan ikut mendudukkan dirinya di sampingku.

"Lain kali, kau harus memanggil pelayan daripada mengorbankan kakimu. Mengerti?" titah Kak Carsten. Aku mengangguk.

"Baik, aku mengerti."

"Bagus." Kak Carsten menghela nafas. Air mukanya tampak lelah, terutama dengan kantong matanya yang lumayan menghitam.

"Kak, kamu tampak lelah."

"Tentu saja lelah." sahutnya cepat. "Aku bekerja 14 jam di istana kekaisaran. Kau tahu, selain itu aku harus tetap membantu Ayah karena itu tugasku sebagai pewaris keluarga ini."

Aku menatapnya, sedikit iba. Benar.. sebagai putra tunggal keluarga Evanthe yang merangkap sebagai perdana menteri kekaisaran, pasti beban yang dipikulnya sangatlah berat. Ia harus menjadi sempurna setiap waktu, dan itu pasti sangat melelahkan. Ditambah, pekerjaan yang ia emban pasti tidak sedikit.

Love Mission: Became the Next Duchess!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang