Love Mission : 08

3.3K 410 0
                                    

"Nona, kamu terlihat sedih."

Aku menoleh, menatap Emily yang berdiri dibelakangku sambil menyisir rambutku, "Begitukah?"

"Iya. Apa ada yang terjadi saat Anda berada di kediaman Macario?" tanya Emily.

Aku diam sejenak, lalu kemudian menggeleng. "Aku tertarik dengan sihir."

"Baik. Tunggu, s-sihir Nona?!" Emily mengeraskan ekspresi terkejutnya. Aku tertawa kecil melihat jawabannya.

"Sebenarnya, aku hanya ingin tahu tentang beberapa. Misalnya, masa lalu sihir. Dan sebagainya." jelasku. "Dimana aku bisa mendapatkan buku yang bisa menjelaskan tentang hal itu?"

Emily menatapku dengan tatapan ragu, "Nona.. apakah kamu benar-benar akan mencarinya? Kamu harus berubah pikiran, Nona. Kekaisaran Annora tidak ramah terhadap penyihir. Dua tahun lalu, penyihir yang ketahuan berkeliaran di ibukota dibakar hidup-hidup oleh rakyat tanpa keputusan resmi dari istana."

"Tenang saja. Aku hanya penasaran, dan aku juga tidak berminat untuk jadi penyihir." aku menjawab. "Jadi bisakah kamu carikan dimana perpustakaan atau tempat dimana banyak buku yang bisa menjelaskan sihir di sekitar ibukota? Aku akan pergi kesana besok, atau lusa."

"Ah lalu," lanjutku. Aku mengambil sebuah kotak di laci meja riasku, mengambil satu set perhiasan berlian yang tidak kupakai—karena aku tidak menyukai modelnya—, tetapi perhiasan itu terlihat cukup mahal. Jadi, aku akan memberikannya ke Emily untuk bekalnya saat pergi ke guild.

"Ambil ini, Emily."

Emily lagi-lagi menatapku ragu, "Nona.. Apakah Anda harus melakukannya hingga sejauh ini?"

"Iya. Harus. Jadi, kumohon tolong aku, Emily." pintaku tegas dengan wajahku yang kubuat memelas.

Melihat pancaran mataku yang memelas, Emily pada akhirnya mengangguk, "Saya akan carikan sesuai perintah Anda, Nona."

"Terimakasih, Emily. Kamu boleh pergi. Selamat malam." aku memberinya senyuman. Emily menatapku, wajahnya masih sedikit ragu, tetapi ia tetap membalas senyumanku dengan wajah yang tulus.

"Selamat malam, Nona."

***

Aku mendapatkan jawaban atas pertanyaan aku pada harinya. Rupanya, semalam Emily langsung mengunjungi guild bayaran di ibukota, dan langsung mendapatkan jawabannya saat itu juga.

"Nona, para pekerja guild mengatakan Anda bisa mencarinya di sekitar daerah Selatan ibu kota. Beberapa buku tentang sihir ada di perpustakaan milik istana yang ada di ibukota bagian selatan. Selain itu, perpustakaan istana juga memiliki buku tentang sihir. Kita juga bisa mengimpor buku tentang sihir dari kerajaan Achilles, tetapi itu cukup berisiko. Namun, jika Nona masih ingin mendapatkan bukunya, saya akan berbicara dengan pihak guild." jelas Emily.

".." aku terdiam, "Baiklah kalau begitu. Untuk buku, aku akan berpikir lebih dahulu. Oh iya, terimakasih banyak, Emily,"

"Senang membantu Anda, Nona."

***

Selama di meja makan, aku memikirkan beberapa cara untuk meminta izin kepada Count dan kakak laki-laki saya, Kak Carsten.

"Ayah, aku punya hal yang harus aku katakan kepadamu." ucapku, memulai pembicaraan.

Count menghentikan kegiatan makannya, "Ya, putriku. Katakanlah."

"Aku akan pergi ke ibukota bagian Selatan hari ini. Mungkin aku akan sedikit pulang terlambat."

"Selatan? Apa yang membuatmu ingin pergi kesana, Nak?" Count bertanya dengan mata memicing, menelusuri.

Love Mission: Became the Next Duchess!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang