"Oh, hiks.. Putriku.. Bagaimana bisa aku menebus dosa yang begitu besar kepadamu?"
"Laine, apa yang telah ku perbuat sejauh ini kepadamu? Bagaimana aku yang merupakan keAgungan yang diagungkan oleh langit dan semesta kini menjadi makhluk paling buruk karena menyakitimu?"
"Putriku."
Ketika suara itu memanggilnya lembut, wanita itu menoleh cepat dan menatap sosok bercahaya yang menatapnya dengan sorot mata iba dan sendu.
"Ayahanda!"
"Oh, Putriku."
"Ayahanda, sebenarnya, apa yang telah kulakukan? Kenapa Ayahanda tidak mencegahku? Ayahanda bahkan tidak mencoba membantuku sedikitpun.. Aku kesakitan, Ayahanda. Seluruh kekuatan yang engkau rahmati kepadaku telah menjadi abu. Aku berusaha memperbaikinya tetapi tidak ada yang terjadi selain kekuatanku yang melemah.."
Sementara wanita itu meraung-raung, lelaki itu berkata dengan tenang.
"Putriku, hentikanlah."
"A..pa?"
"Hentikanlah, Putriku." ucap lelaki itu mengulang kata yang sama. "Semua yang kau lakukan hanya akan sia-sia. Relakanlah."
Cengkraman wanita itu lepas dari bahu sang lelaki yang merupakan Ayahanda-nya itu.
"Apakah.. Ayah sudah mengetahui semuanya?"
"Aku adalah adiraja serta pencipta dunia ini beserta kausalitas nya. Aku adalah Maha Tahu yang juga Maha Kuasa. Dengan kekuatanku, niscaya jadilah manusia dan hilanglah pula manusia tersebut."
Wanita tersebut jatuh ke tanah dengan kakinya yang terasa lemas.
"Jika Ayahanda adalah segalanya dari kunci kausalitas, kenapa Ayahanda tidak membantuku?"
"Oh, putriku."
"Sebenarnya, apa yang kurang dari kasihku kepadamu?" lelaki itu berlutut di hadapannya.
"Aku menyayangimu lebih dari seluruh saudaramu. Aku memperlakukanmu dengan baik dan menempatkan mu dengan derajat yang tinggi. Menjadikanmu sebagai kebaikan serta kebijakan langit dan cahaya."
"Tetapi, kau mengingkari kasih dan karuniaku." mata itu berubah dingin.
"Kau mengkhianati kepercayaan serta dirimu sendiri hanya karena seorang manusia."
"Ayahanda..-"
"Bahkan aku masih membiarkan kekuatanmu memulih dari waktu ke waktu. Bahkan Tayron pun jatuh setelah kehilangan kasih dan kepercayaan ku. Tetapi, sekarang aku masih tetap membiarkanmu dan namamu bahkan akan selalu menjadi simbolis Cahaya yang Agung. Kau masih menjadi insan mulia yang kelak menuntun para manusia menuju nirwana pada masa keabadian nantinya."
"Tidakkah kau mensyukurinya? Sebesar itulah kasihku kepadamu, Phalosa."
"Ketika para manusia itu masih tetap mengagungkan nama dan kebesaran mu disaat kau seharusnya menjadi Dewi Cahaya yang telah jatuh dan redup. Kau mengetahui dengan jelas seberapa besar kasih dan karunia ku untuk mempertahankan derajat mu."
"Bahkan setelah kekuatan yang kuberikan untukmu justru kau kerahkan untuk menghancurkan tataan kausalitas yang telah tercipta jauh sebelum manusia itu ada, aku tetap membiarkanmu dan mengasihimu."
"Ayah, Ayahanda.. Kumohon.. Kau bisa mengambil kekuatanku, kau bisa melakukan segalanya.. Tetapi tolong selamatkan putriku.. Hanya putriku!"
"Bahkan setelah putrimu selamat, apa yang akan kau lakukan? Kau telah menghancurkan cinta dan kasihnya dengan merenggut nyawa lelaki yang dicintai putrimu demi dendam dan obsesi pribadimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Mission: Became the Next Duchess!
FantasySetelah bereinkarnasi ke dalam sebuah novel, aku menyadari bahwa aku datang pada timeline yang salah! Kenapa tokoh utama pria dan tokoh utama wanita sudah menikah dan memiliki seorang putra?! Terlebih, putra mereka ternyata dua tahun lebih muda dari...