"Kami akan pergi ke Distrik Boulevar di tengah kota." perintah Grand Duke kepada sang kusir yang mengendarai kereta kuda kami. Setelahnya, Grand Duke masuk ke dalam kereta kuda dan duduk di hadapanku.
"Abel, kita harus pergi ke butik dulu untuk mengambil seragam milikmu."
"Apa tidak bisa jika dikirim langsung saja ke mansion?" tanya Abel bersungut-sungut. Grand Duke menggeleng, "Tentu saja tidak. Sia berkata bahwa kita harus mencocokkan bros, dan juga cliff yang akan kau gunakan di butik. Selain itu, dasi, rompi, blazer dan juga belt juga akan penting."
Abel menghela nafas, "Saya sudah berniat untuk mengajak Cleine pergi ke Dessert Macmillan. Tidak bisakah?"
"Dessert Macmillan.." Grand Duke tampak berpikir. Lalu kemudian, beliau beralih menatap putranya untuk sesaat sebelum menjawab, "Jika kau melakukannya dengan cepat, aku dan Cleine akan menunggumu dan kita bisa pergi bersama ke toko dessert itu."
"Saya akan melakukannya dengan cepat!" Abel menjawab cepat. Grand Duke mengangguk.
"Selain itu, Cleine. Karena aku sudah menyewa butik tersebut, bagaimana jika kau juga mencoba gaun dan perhiasan di sana?"
"Ya, Ayah?"
Menyewa?! Menyewa satu toko?!
"Oh.. Terimakasih atas kebaikan Anda, Ayah, tapi saya rasa, saya tidak apa-apa. Bukankah butik itu hanya menyiapkan pakaian untuk siswa Akademi Ducare?" aku menolaknya dengan halus.
Grand Duke mengernyit, "Apa maksudmu? Jika butik itu setidakberguna itu, aku tidak akan mendatanginya." jawab Grand Duke.
"Tidak apa-apa, Cleine. Pilih saja semua yang kau mau. Bukankah gaun dan perhiasan yang kau punya sudah menipis?"
"Menipis? Tidak, Abel! Kau dan Ayah sangat baik sehingga kiriman gaun dan perhiasan setiap harinya selalu berdatangan kepadaku." aku memijit pelipisku.
Grand Duke dan Abel menatapku dengan tatapan anak kucing yang tampak sedih dan kecewa.
"Ah, maaf, Cleine. Aku tidak mempertimbangkannya terlebih dahulu. Aku menghadiahkan itu dengan rekomendasi para desainer, jadi itu pasti tidak sesuai dengan seleramu." Grand Duke berdehem, "Tetapi, kau dapat memilih dengan nyaman di butik nanti. Jadi, katakan saja kepadaku apa yang kau suka dan aku akan membelikannya."
Sungguh, menjadi menantu dari keluarga kaya raya.. adalah sebuah anugerah tetapi terasa berlebihan! Betapa banyak anggaran yang harus aku kalkulasikan untuk menghitung pembelian impulsif Abel dan Grand Duke?! Lalu, kenapa sebenarnya harta keluarga ini begitu berlimpah sehingga tidak terasa akan ada ujung dari kekayaan ini?!
"Bukan begitu, Ayah! Tentu saja, saya menyukai semua hadiah yang Ayah berikan."
"Benarkah?" raut wajahnya membaik. Melihatnya, aku dengan cepat mengangguk dan memasang senyum bisnis milikku.
"Tentu saja! Terimakasih banyak atas kebaikan Anda, Ayah! Saya akan memilih gaun yang saya suka sesuai dengan keinginan Anda~!"
Baiklah, karena ini dunia novel, setidaknya mari berbelanja banyak gaun dan perhiasan cantik lalu hidup bahagia menikmati harta kekayaan milik tunangan dan ayah mertuaku!
***
"Kita sudah sampai, Yang Mulia."
Grand Duke membuka pintu kereta kuda dan turun terlebih dahulu, kemudian disusul oleh Abel. Keduanya berhenti di depan kereta kuda dan keduanya menyodorkan masing-masing sebelah tangan untuk membantuku turun dari kereta kuda yang kami naiki.
"Terimakasih, Ayah, Abel." ucapku sedikit tersipu. Maksudku, ini adalah pengawalan ekslusif dari kedua tokoh utama dalam novel romance fantasy! Kenapa kita tidak menikmati kencan pertama bersama dengan ayah mertua dan tunanganku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Mission: Became the Next Duchess!
FantasíaSetelah bereinkarnasi ke dalam sebuah novel, aku menyadari bahwa aku datang pada timeline yang salah! Kenapa tokoh utama pria dan tokoh utama wanita sudah menikah dan memiliki seorang putra?! Terlebih, putra mereka ternyata dua tahun lebih muda dari...