Love Mission : 56

408 50 2
                                    

"Angkatlah wajah kalian semua." ucap Grand Duke ketika kami telah sampai di tengah-tengah aula.

"Aku berterimakasih atas kehadiran kalian semua disini. Semoga pesta hari ini bisa terqsa menyenangkan untuk semua orang." lanjut Grand Duke sambil mengambil botol sampanye yang disodorkan oleh pelayan untuknya.

"Hidup kekaisaran!" seru Grand Duke.

"Hidup kekaisaran dan hidup Yang Mulia Grand Duke!" sahut para bangsawan bersamaan.

Aku dan Abel berjalan mengikuti Grand Duke untuk duduk ke kursi besar yang tampak seperti sebuah kursi takhta. Terdapat empat kursi, tetapi hanya terisi tiga karena ketidakhadiran Grand Duchess hari ini.

Satu persatu bangsawan mulai datang dan memberi salam kepada kami. Grand Duke tampak acuh kepada para bangsawan yang menurut riwayat, sedikit bermasalah. Tetapi, jika dilihat, Grand Duke adalah pemimpin yang sempurna.

"Istrimu lagi-lagi tidak hadir, Dimitri. Apakah dia sedang berusaha mencoreng wajahmu yang sudah tercoreng sebagai seekor anjing itu?" seorang laki-laki dengan kumis tebal dan mata merah yang sama seperti Abel datang. Perawakannya sedikit pendek, tetapi badannya besar dengan tatapan mata sinis nan tajam, seolah tatapannya bisa mengumumkan sebuah permusuhan.

Viscount Castor del Helman. Adik dari mendiang Yang Mulia Ratu, atau dapat dikatakan sebagai paman dari Grand Duke.

"Jaga bicaramu, Viscount del Helman. Kau tidak layak untuk merendahkan istriku seperti itu." nada suara Grand Duke memberat. Ia menyandarkan kepalanya di tangannya yang telah terkepal kuat di pipinya. Jika tatapan yang diberikan Viscount sudah sangat menyeramkan, maka tatapan Grand Duke saat ini sepuluh kali lipat lebih menyeramkan.

Viscount tampak takut, tetapi ia menutupinya dengan seringai sinis yang tampak begitu arogan, "Ha! Kau begitu menjadi sombong setelah tergila-gila dengan putri seorang pelacur!"

"Viscount!" bentak Grand Duke marah. "Anda telah bersikap kelewat batas. Sekali lagi aku mendengar kalimat yang tidak pantas darimu, maka kau akan mendapat hukuman dengan tanganku sendiri sebagai penghinaan terhadap keluarga kekaisaran!" kecam Grand Duke dengan mata berapi-api. Di sebelahnya, Abel juga tampak marah dengan matanya yang tampak dingin dan mengkilat penuh amarah.

"Jika ada hari lain dimana Anda merendahkan sesuatu tentang Ibu saya, maka itu adalah hari terakhir bagi Anda dan keluarga Anda untuk melihat matahari di dunia ini." Abel mengancamnya dengan nada rendah, terlihat jelas bahwa ia sangat marah sekarang. Aku berusaha meraih tangannya dan menggenggam telapak tangannya, supaya amarahnya sedikit mereda.

"Tolong hentikan ketidaksopanan Anda sekarang juga, Viscount del Helman." tegurku dengan nada tenang.

Viscount menukikkan alisnya, tampak jelas bahwa ia sangat kesal. Ia menggeram dan beralih menatapku dengan tatapan meremehkan, "Ha, jadi kau adalah anak itu? Anak kecil yang dibawa oleh Brisia dan datang untuk bertunangan dengan putramu setelah kematian Ayahnya! Apakah Anda tidak punya rasa malu dan kasihan, Lady?"

Apa yang ia katakan?

Tanganku mengepal erat. Wajahku memerah penuh dengan rasa malu yang tercoreng. Ia merendahkanku saat ini.

Abel berusaha memisahkan kepalan tanganku karena takut kukuku akan melukai telapak tanganku, tetapi aku menepisnya.

"Viscount!" seolah menggantikanku, Grand Duke dan Abel berseru marah, tetapi, sebelum mereka menyelesaikan perkataan mereka selanjutnya, aku telah membuka suaraku terlebih dahulu.

"Viscount del Helman, saya menghormati Anda karena Anda adalah Paman dari Yang Mulia Grand Duke dan juga Kakek dari Abel, serta suami dari Viscountess Dahlia, guru yang saya hormati. Tetapi, Anda telah melewati batas, Viscount del Helman."

Love Mission: Became the Next Duchess!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang