"Yang Mulia, kenapa.. kenapa Anda melakukan ini?"
Wanita itu jatuh bersimpuh sambil mencengkram kaki pasangannya. Ditatap sang kekasih dengan hati terluka dan perasaan yang hancur akibat pengkhianatan yang dilakukan sang kekasih kepadanya.
"Permaisuri."
Wanita itu menatap terluka kepada sang kekasih yang bahkan enggan memanggil namanya, dan hanya menyebut gelarnya dengan dingin. Mata yang biasanya penuh dengan kehangatan tersebut, hari ini terlihat sangat dingin.
"Tidak, sebenarnya.. Sebenarnya kenapa?! Yang Mulia, aku mempertaruhkan semuanya untukmu! Keluargaku, kekuatanku.. Aku memberikan semua bagian dari diriku untukmu. Kenapa kau membuangku seperti ini? Kenapa kau mengkhianati perkataanmu?"
"Permaisuri."
"Yang Mulia, bahkan setelah putri kita lahir- Anda.. Anda, apakah.. hiks, apakah Anda pernah mencintai saya sejak awal?" tanya wanita itu dengan tangisan tersedu-sedu.
Bola mata hijau itu menatapnya jijik. "Permaisuri, tindakanmu ini sangat kekanakan."
"Kekanakan?! Yang Mulia, Yang Mulia-lah yang lebih dahulu menghancurkan semuanya! Yang Mulia membawa wanita lain dan bercinta dengannya-!"
"Cukup! Bukankah itu normal bagi kaisar untuk tidur dengan wanita lain!" hardik sang suami dengan nada marah. Sang istri tampak terkejut dengan hardikan suaminya, air matanya semakin turun lebih deras dari sebelumnya.
"Yang Mulia, Anda menggunakan kekuatan saya untuk menghancurkan hal yang telah saya jaga atas kehendak Dewa! Anda mengirim putri kita ke kuil untuk menekan kekuatannya. Yang Mulia, Anda.. Anda adalah manusia paling keji yang pernah saya ketahui!"
"Apa kau sudah selesai berbicara?"
"A.. apa?"
"Permaisuri, sebelum aku memerintahkan kesatria untuk memenggal lehermu, segera keluar dari ruanganku dan jangan pernah muncul di hadapanku lagi."
"Apa? Yang Mulia, bagaimana mungkin Anda melakukan ini kepada saya?!"
"Pengawal, bawa permaisuri ke istananya, dan kurung dia di sana selamanya."
"Apa?! Tidak, Yang Mulia!"
Meskipun sang istri sudah berusaha meronta-ronta untuk membuatnya terlepas dari cengkraman para pengawal, serta berusaha untuk melawan para pengawal yang membawanya secara paksa tersebut, tetapi tetap saja, wanita itu tetap kalah dalam jumlah tenaga.
Dengan perasaan dendam yang hancur berantakan, sang istri menatap suaminya dengan penuh amarah.
"Aku akan mengutukmu! Mengutuk semua keturunan kekaisaran yang menjadi tidak bersyukur sepertimu!"
Namun sayangnya, sang suami bahkan tidak memedulikan kutukan yang ia ucapkan dengan dendam paling besar tersebut.
***
"Semua kekuatanku..! Bagaimana bisa ia menggunakan kekuatanku untuk hal kotor seperti itu!"
"Ibu, tenanglah! Ibu!"
"Laine," dengan pundak bergetar, wanita itu jatuh bersimpuh di hadapan putrinya. Dengan wajahnya yang tampak lelah dan putus asa, ia mencengkram bahu putrinya dengan erat. Tidak memedulikan putrinya yang menangis ketakutan menghadapi kondisi dirinya saat ini.
"Kamu tidak akan melakukannya, kan? Kamu akan menggunakan kekuatan Ibu dengan baik, bukan? Kau menyerap habis seluruh sisa kekuatan Ibu yang Ibu bawa ke dunia ini.. Kau akan menggunakannya dengan baik, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Mission: Became the Next Duchess!
FantasySetelah bereinkarnasi ke dalam sebuah novel, aku menyadari bahwa aku datang pada timeline yang salah! Kenapa tokoh utama pria dan tokoh utama wanita sudah menikah dan memiliki seorang putra?! Terlebih, putra mereka ternyata dua tahun lebih muda dari...