Love Mission : 51

422 61 4
                                    

"Edmund."

Edmund yang sedang berjalan segera berhenti dan berbalik, membungkukkan tubuhnya dan tersenyum.

"Ya, Nona? Apakah ada yang bisa saya bantu?"

"Aku ingin membaca buku seputar Grand Duchy, dan buku yang membantuku untuk menjalankan tugasku di masa depan nanti. Bisakah kau membantuku mencarinya di perpustakaan?"

Edmund tampak terkejut dengan pertanyaanku, tetapi ia berhasil mengatur ekspresinya dengan cepat. Ia terlihat senang dan terkesan, tetapi terlihat ragu juga.

"Ya, Nona. Tentu saja." tetapi, sedetik kemudian, ia tampak kembali ragu. "Meski begitu, hari ini masih hari utama pesta penyambutan Grand Duke. Mohon maaf sebelumnya, Nona, tetapi, apakah tidak sebaiknya Nona mengikuti perawatan saja hari ini?"

"Aku akan melakukannya setelah jam makan siang nanti." jawabku singkat. Edmund mengangguk, "Baiklah, Nona. Kalau begitu, silahkan ikuti saya."

Aku dan Emily berjalan mengikuti Edmund yang menuntun kami menuju perpustakaan. Berhubung mansion keluarga Grand Duke terlalu besar, aku belum terlalu hafal dengan letak denah ruang antara satu ruang dengan ruang yang lainnya.

Cklek.

Edmund membuka pintu perpustakaan, dan kami segera bergegas untuk memasuki perpustakaan keluarga Grand Duke. Perpustakaan ini sangat besar, jika dibandingkan dengan luas perpustakaan keluarga kami, mungkin perbandingannnya sekitar 5:2.

Aroma buku dan kayu yang menyeruak menusuk indra penciumanku. Edmund masih tetap berjalan di hadapan kami, lalu ia berhenti di salah satu rak buku yang terletak di baris ke-tujuhbelas. Sedikit terpelosok di dalam perpustakaan.

"Apakah Anda tidak apa-apa dengan buku yang sedikit tebal, Nona?" tanya Edmund. Aku mengangguk, "Ya. Tolong carikan aku lima hingga enam buku dengan isi terlengkap."

"Baik, Nona. Apakah Anda akan menyelesaikan semuanya sekarang?"

Aku mengangguk, "Ya, jika bisa."

"Baik, Nona." Edmund mengangguk, mengerti dengan perintahnya. Sembari menunggu Edmund, aku memilih untuk duduk di bangku panjang dan menatap ke arah jendela.

Lagi-lagi, jendela mozaik seorang perempuan suci. Jika itu bukan representatif mozaik Dewi Cahaya, maka jelas bahwa itu adalah gambaran Yang Mulia Saintess.

Emily memandang sekitar dengan tatapan kagum, "Nona, perpustakaan keluarga Yang Mulia Grand Duke sangatlah besar. Apakah disini mereka juga menyediakan novel?" tanyanya dengan nada ceria.

Aku tersenyum, "Benar. Perpustakaan ini sangatlah besar. Bahkan menurutku, perpustakaan ini lebih besar daripada perpustakaan Yang Mulia Pangeran ketujuh di Istana Sentral."

Mata Emily tampak berbinar, "Benarkah, Nona? Itu adalah hal yang luar biasa!"

"Emily, jika kau mau, kau bisa mencari novel daripada kau hanya diam dan merasa bosan karena hanya menungguku membaca." ujapku. Emily menggeleng dengan kedua alis yang nyaris menyatu, "Tidak, tidak! Bagaimana bisa saya melakukan itu, Nona?"

"Oh, Emily. Kita sudah bersama bahkan sejak aku dilahirkan. Berhentilah bersikap kaku. Kau lebih dari sekedar pelayan bagiku. Kau adalah keluargaku, Emily."

Dengan mata berkaca-kaca, Emily menatapku terharu, "Nona..! Anda telah tumbuh begitu cantik dan bijaksana! Anda memiliki hati seperti peri, layaknya mendiang Countess terlebih dahulu.." ia memelukku erat. Aku membalas pelukannya.

"Kau pandai memuji." ucapku sambil melepas pelukan kami.

"Itu bukan pujian, Nona! Saya hanya membicarakan fakta!" Emily tersenyum lebar. Aku mengangguk dengan tawa kecil, "Baiklah, baiklah. Apapun yang kau inginkan. Kalau begitu, pergilah. Aku akan memanggilmu jika aku membutuhkanmu."

Love Mission: Became the Next Duchess!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang