Love Mission : 24

1.5K 194 3
                                    

"Nona, Anda terlihat sangat cantik sekarang."

Aku membuka kelopak mataku perlahan, lalu tatapanku beralih menatap pantulan diriku yang terlihat di cermin yang berada di hadapanku.

Mata biru dengan rambut perak keemasan yang menjuntai, rahang yang tegas, dan wajah secantik porselen.

Wajah yang teramat sangat cantik, jika disimpulkan.

"Aku akan berangkat sekarang. Siapkan kereta kudanya." perintahku kepada Emily.

"Baik, Nona."

Emily segera pergi keluar untuk memenuhi perintahku, dan selama ia keluar, aku menatap cermin itu dengan tatapan mengagumi.

Kecantikan, kekayaan, dan kemampuan sosial yang sangat amat baik dan diatas rata-rata orang biasa pada umumnya. Bellanca memiliki semuanya. Itulah alasan mengapa ia sempat menjadi ratu pergaulan kelas atas di dunia sosialita putra-putri bangsawan.

"Nona, kereta kudanya telah siap." panggil Emily. Setelah mendengar pemberitahuan itu, aku segera bangkit dari dudukku dan segera berjalan bersama dengan Emily menuju halaman gedung utama; dimana kereta kuda kediaman Evanthe telah terparkir dan tengah menungguku.

"Tolong pergi ke kediaman Count Tuvania." perintahku kepada sang kusir yang setahuku bernama Hans. Hans mengangguk, "Baik, Nona."

Seperti biasa, aku membawa Emily dan Sir Urias bersamaku. Sebelumnya, Count dan Kak Carsten berniat untuk menambahkan pelayan dan ksatria pribadiku, tetapi tentu saja aku menolak dengan keras.

Kehadiran Emily dan Sir Urias yang menemaniku setiap kali keluar rumah itu sudah sangatlah cukup bagiku. Emily sangat terampil membantuku dalam banyak hal dan Sir Urias memiliki kemampuan berpedang serta bela diri yang sangat hebat sehingga aku bisa tahu bahwa keamananku akan aman dan terjamin.

Jadi, dengan alasan itu, bagiku itu sudah cukup.

***

Kereta sudah mulai berjalan sejak beberapa menit tadi. Emily duduk di hadapanku, sedangkan Sir Urias memilih untuk duduk di samping kusir diluar kereta.

"Kira-kira, apakah Yolaine akan mau berbelanja denganku?" tanyaku ragu kepada Emily sambil bertopang dagu dan menatap ke arah luar jendela kereta kuda.

"Tentu saja, pastinya Lady Tuvania akan senang dengan ajakan Nona. Lady Tuvania sudah mengikuti Anda sejak pertama kali Anda menolong beliau pada pesta yang diadakan di istana kekaisaran. Jadi, ketika Anda berinisiatif lebih dulu untuk mendekatinya seperti saat ini, pasti Lady Tuvania akan merasa senang. Bukankah begitu, Nona?" jawab Emily semangat. Melihat semangatnya, aku tertawa kecil.

"Sebenarnya, aku juga berpikir seperti itu. Tapi.. yah, jika dia tidak mau juga tidak apa-apa. Aku akan pergi sendiri." aku berhenti tertawa, lalu menarik nafas pendek selanjutnya aku mulai memejamkan mataku.

"Kuharap, Yolaine tidak membenciku." sambungku pelan.

Mendengar ucapanku yang tiba-tiba, atmosfer seperti terasa berubah seketika. Emily menatapku dengan tatapan tidak menyangka bahwa aku akan berpikir seperti ini.

"Membenci? Kenapa Lady Tuvania harus membenci Nona kecil kami yang sangat baik dan cantik?! Jika itu terjadi, saya akan marah di depan wajahnya dan mengatakan bahwa beliau tidak pantas menerima kebaikan lagi dari seseorang sehebat Nona!" kesal Emily menggebu-gebu.

"Emily, tidak baik mengatakan seseorang yang buruk tidak pantas menerima kebaikan orang lain." tegurku. "Jika seseorang itu melewati pikiran yang buruk, maka sebagai manusia yang baik, kita harus membimbingnya dengan baik dengan cara memberikannya kebaikan. Bukankah begitu?"

Love Mission: Became the Next Duchess!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang