"Cleine. Oh, putriku.. Kemarilah."
"Ibu." aku mendekat ke arah Grand Duchess yang sudah berdiri di depan kereta kuda yang akan membawanya ke villa di Brounen, tempatnya untuk menjalani masa pemulihan.
"Putriku.. Maafkan aku harus tiba-tiba meninggalkanmu sendirian di mansion ini."
"Apa maksud Anda, Ibu? Tolong jangan berkata seperti itu. Anda telah menjaga saya dengan baik selama ini. Lagipula, ibu akan segera kembali, bukan?"" sanggahku. Grand Duchess tersenyum dengan wajahnya yang pucat seputih salju itu.
"Terimakasih, Cleine. Berkat kehadiranmu, kediaman ini menjadi lebih hangat dan berwarna. Kehadiranmu membawa pengaruh besar bagi keluarga kami."
"Ya? Saya tidak melakukan apa-apa.."
"Cleine, terimakasih telah menjadi bagian dari keluarga Macario. Terimakasih telah menjadi putriku. Terimakasih telah menerima Abel menjadi tunanganmu."
"Sebagai seorang Ibu yang gagal, mungkin akan terdengar sangat egois bagiku untuk mengatakan ini. Tetapi bisakah aku meminta satu hal padamu Cleine?"
"Silakan katakan, Ibu.."
"Tolong terus berada di sisi Abel."
"Apa..?"
Kenapa Grand Duchess meminta hal seperti ini kepadaku?
"Kehadiranmu adalah sumber kebahagiaan dan kekuatan Abel. Sebagai Ibunya, aku sangat egois untuk mempertahankan sumber kebahagiaan putraku. Dan sumber itu bersumber darimu, Cleine."
"Aku telah meninggalkan Abel dalam 10 tahun hidupnya. Aku telah meninggalkannya dalam trauma dan rasa kesepian yang begitu besar bagi seorang anak kecil. Demi perasaanku sendiri, aku mengacuhkan perasaan putraku yang terus menerus mencoba mengerti kondisiku tanpa pernah marah padaku."
"Setelah melahirkan Abel, entah kenapa rasanya sangat sulit bagiku untuk mendekatinya. Seolah tidak ada perasaan kuat antara telepati ikatan ibu dan anak diantara kami. Tetapi, itu hanya keegoisanku sendiri."
"Aku tenggelam dalam perasaan kelamku selama nyaris 10 tahun lamanya. Setelah menjalani terapi rutin yang entah berapa lamanya, aku berhasil mendapat kewarasanku dan mencoba menebus kesalahanku. Abel menerimaku dengan baik, tetapi aku tahu, ketakutan dan traumanya tidak akan pernah hilang."
Aku telah mendengarnya dari Abel semalam. Dan kini aku mendapat pandangan baru dari sudut pandang Grand Duchess. Sebagai sesama perempuan, aku juga tidak bisa menyalahkan Grand Duchess atas ketidakhadirannya. Yang membuatnya seperti itu kemungkinan adalah efek baby blues dan karena depresi pasca melahirkan yang hebat.
"Seberapa kuat Abel, dia tetap anak kecil, Cleine. Kau mengerti maksudku, kan?"
"Ya.. Ibu." aku mengeratkan kepalan tanganku. Nyonya Paloma.. meskipun kamu telah mati sekalipun, akan sulit bagiku untuk memaafkanmu!
"Jadi, aku mohon padamu dengan sangat. Tolong jangan tinggalkan Abel, tolong berada di sisinya dan jagalah ia. Aku mohon padamu, Cleine. Aku mohon." Grand Duchess meraih tanganku. Matanya memerah, dan tak lama air matanya turun dari matanya yang menatapku melas itu.
"Baik, Ibu.. saya akan berusaha yang terbaik untuk melakukannya."
Ahn Seo-hyun, kira-kira bagaimana kamu akan menangani janjimu ini kedepannya?
Seolah mendapat berkah kehidupan, wajahnya yang redup kembali cerah, "Terimakasih, Cleine. Terimakasih banyak. Terimakasih."
"Sebagai gantinya, tolong segera sembuh, Ibu. Anda harus segera kembali dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan kami." aku menggenggam tangannya yang dingin itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Mission: Became the Next Duchess!
FantasiSetelah bereinkarnasi ke dalam sebuah novel, aku menyadari bahwa aku datang pada timeline yang salah! Kenapa tokoh utama pria dan tokoh utama wanita sudah menikah dan memiliki seorang putra?! Terlebih, putra mereka ternyata dua tahun lebih muda dari...