Love Mission : 64

238 24 1
                                    

Hap!

Altair—Pemuda dengan surai keemasan itu melompat turun dari kudanya dengan cepat. Tangannya dengan fasih segera mengikatkan tali pengekang kuda putih miliknya—Ambrosetty, pada salah satu batang pohon mahoni yang berada tepat di sebelah ia berdiri saat ini.

"Bersikap baik, Rose. Duduk diam dan tunggu aku hingga urusanku selesai." ia mengelus kepala kuda itu sebelum akhirnya berjalan meninggalkan kuda itu sendirian. Tempat tujuannya berada persis di belakangnya.

Kapel Gloria Nora.

Tempat dimana bersemayamnya abu mendiang sang Ibu —Ratu Eleanor— dan juga peti mati berisi jasad mendiang sang Kakak—Pangeran Roenharts— disemayamkan. Sebuah kapel pemakaman yang menjadi tempat bisu perjuangan sang Kakak untuk mati-matian memindahkan abu sang Ibu—Ratu Eleanor, Ratu yang mati dibakar didepan umum—ke kapel makam tempat dimana seharusnya keluarga kekaisaran dimakamkan.

Sebelum tiba di pelataran makam Ibu dan Kakaknya, Altair berhenti di depan makam yang sangat ia benci. Makam seorang wanita yang telah menghancurkan kehidupan Ibunya, Kakaknya dan juga dirinya.

Eliana Sora, seorang selir yang diambil Ayahnya—Kaisar Earos—dari sebuah rumah bordil rendahan yang kemudian melakukan perselingkuhan dengan Kaisar hingga akhirnya bisa menjadi selir resmi Kaisar yang menyandang gelar nama berkat kekaisaran; la von Annora, meskipun wanita itu tidak memiliki darah bangsawan sedikitpun.

Ia menatap makam itu sebentar, lalu akhirnya kembali berjalan menuju makam Ibu dan Kakaknya.

Ketika sampai, Altair menatap makam yang bersebelahan itu dengan hati nanar.

"Kepada jiwa yang telah kembali kepada Cahaya, diberkahi kau dengan anugerah cahaya dalam kegelapan dimana jiwa-jiwa yang tersesat diantarkan kembali menuju Nirwana Cahaya. Dari Cahaya diturunkanNya kasih kepada hamba yang kembali kepadaNya. Amen."

Altair meletakkan dua tangkai bunga mawar merah tua di depan batu nisan merah yang bertuliskan nama kedua mendiang. Kemudian, ia menatap makam Kakaknya yang lain. 3 Pangeran lain yang dilahirkan Ibunya, namun tetap saja bernasib sama, yaitu meninggal. Dan dua makam kakak perempuannya yang merupakan seorang putri, namun sama-sama meninggal ketika masih berusia belia.

Sekarang, hanya tersisa Altair yang selamat. Satu-satunya putra Kaisar yang berasal dari rahim seorang Ratu yang meninggal dengan cara terhina, Ratu Eleanor.

Altair mendudukan dirinya di samping batu nisan tersebut. Dari samping, ia menatap ukuran batu nisan tersebut yang menyebutkan nama Ibu beserta Kakaknya.

Disini terbaring dengan damai,
Yang Mulia Ratu Eleanor Aretta la von Annora (1290-1339)
dan Yang Mulia Pangeran Ke-6, Pangeran Roenharts William la von Annora (1323-1347)

Bersatu dengan lantai kapel yang dingin, membuat Altair menyadari betapa teriritasi perasaannya saat ini. Di bangunan kapel yang dingin dan sunyi, di tengah kesendiriannya saat ini.

"Kakak, kini hanya tersisa saya."

"Apakah menyenangkan, Kakak? Merawat saya dengan penuh kasih sayang, lalu meninggalkan saya begitu saja, bahkan sebelum saya bisa sepenuhnya berdiri di atas kaki saya sendiri."

Altair tertawa miris. "Tidakkah aku begitu menyedihkan, Kak? Kau melakukan yang terbaik untuk mendapatkan kembali posisi kita, keberadaan kita, kehormatan kita. Tetapi aku malah menyalahkanmu seperti itu.."

Tanpa sadar, bulir air mata mulai berjatuhan dari matanya.

"Kau telah berjanji untuk kembali dengan selamat." ucapnya dengan suara yang bergetar.

Love Mission: Became the Next Duchess!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang