"Cleine!"
"Nona!"
Bersamaan dengan Abel yang melingkarkan tangannya di pinggang milik tunangannya, Sir Zester juga ikut menahan bahu dan punggung sang Nona dengan kedua tangannya.
Abel menatap Sir Zester dengan tatapan tidak suka. "Lepaskan dia, Sir."
"Tetapi, Grand Duke-!"
"Lepaskan. Aku akan membawanya sendiri." perintah Abel. Ia menggendong tunangannya dengan gaya bridal style dan kemudian mulai berlari menuju bangunan mansion. Meninggalkan keranjang berisi makanan ringan yang dibawakan Cleine untuknya disana.
"Maaf, tetapi makanannya sudah jatuh semua, Cleine." bisik Abel kecil. Ia tahu bahwa tunangannya nemiliki tubuh yang lemah, tetapi kali ini apa yang salah dengan tubuh tunangannya?! Kenapa saat ini, Cleine mengeluarkan darah?!
***
"Grand Duke muda?! Nona?! Tunggu, Yang Mulia, apa yang sedang terjadi?!" Emily yang sedang membersihkan jendela di kamar milik Cleine berteriak dengan suara kaget saat melihat tunangan sang Nona menggendong Nona-nya dengan langkah tergopoh-gopoh.
Abel membaringkan tubuh Cleine di atas kasur miliknya. Emily juga sudah berdiri di samping kasur Nona-nya dengan raut wajah cemas.
"Grand Duke, apa yang sedang terjadi?! Ada apa dengan Nona?!" tanya Emily panik. Abel berdiri di pinggiran kasur dengan nafas tidak beraturan.
"Segera panggilkan dokter!" seru Abel. Emily mengangguk, "Baik, Tuan Muda!"
Emily berlari keluar dengan cepat. Sementara itu, Abel terdiam memandangi wajah tunangannya yang pucat dengan perasaan takut.
Tak lama, Emily berhasil membawa Dokter Kalil, dokter pribadi keluarga Grand Duke. Dokter Kalil adalah dokter yang berusia sekitar 50 tahun lebih dengan kemampuan yang terampil. Itulah kenapa, beliau dipercayakan untuk menjadi dokter pribadi yang menangani masalah kesehatan anggota keluarga Macario.
"Grand Duke muda, bisakah Anda menjelaskan kondisi Nona sekarang?" tanya Dokter Kalil sambil mengecek denyut nadi milik Cleine.
"Dia pingsan dan wajahnya pucat. Sebelum pingsan, ia meringis kesakitan sambil memegang perutnya. Dan.. dia berdarah." jawab Abel cemas. Dokter Kalil mengangguk mendengar jawaban Abel.
"Berdarah?!" Emily menimpali dengan panik.
"Hem, apakah Nona mengalami batuk berdarah?" tanya Dokter Kalil. Abel menggeleng.
"Lalu?" tanya Dokter Kalil sambil membetulkan lecak kacamatanya. Abel menggigit ibu jarinya, "Gaun belakangnya dipenuhi beberapa bercak darah. Selain itu, wajahnya tampak sangat pucat."
"Bagaimana? Apakah Cleine sakit? Apakah kondisinya parah?!" tanya Abel lagi. Dokter Kalil menggeleng dengan tawa kecil di wajahnya.
"Tenanglah, Tuan Muda. Nona hanya mengalami menstruasi." ujar Dokter Kalil dengan nada tenang. Mendengar penjelasannya, Abel menaikkan satu alisnya dengan dahi berkerut.
"Menstruasi? Apakah itu normal?"
"Hal itu normal, Tuan Muda. Menstruasi selalu terjadi pada seorang perempuan ketika mereka menginjak usia 9 hingga 15 tahun. Siklus ini terjadi setidaknya sekali setiap bulannya."
"Benarkah hanya itu, Dokter?" tanya Emily lega. Dokter Kalil mengangguk, "Iya. Apakah ini adalah menstruasi pertamanya?" tanya Dokter Kalil. Emily mengangguk.
"Benar, Dokter. Ini adalah menstruasi pertama Nona."
"Jadi, bagaimana? Apakah Cleine benar-benar baik-baik saja?" tanya Abel sekali lagi. Dokter Kalil mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Mission: Became the Next Duchess!
FantasySetelah bereinkarnasi ke dalam sebuah novel, aku menyadari bahwa aku datang pada timeline yang salah! Kenapa tokoh utama pria dan tokoh utama wanita sudah menikah dan memiliki seorang putra?! Terlebih, putra mereka ternyata dua tahun lebih muda dari...