Love Mission : 66

235 23 0
                                    

"Cleine."

"Cleine."

Mendengar suara Abel memanggilku, perlahan-lahan aku membuka kelopak mataku, dan sesegera mungkin langsung menyipitkan mataku kembali ketika sinar matahari menembus masuk menyilaukan pandanganku.

"Abel..?" aku menoleh pada Abel yang duduk di pinggiran kasurku. Ekspresi wajahnya tampak cemas.

"Apa kau sudah merasa lebih baik?" tanya Abel. Aku mengernyitkan kening, "Maksudnya?"

"Kamu tertidur seharian.. sepertinya kamu benar-benar sakit akibat mabuk perjalanan." jelas Abel. Mendengar penjelasannya, mataku membelalak kaget, "Seharian?!"

Oh.. tidak! Apakah aku mengacaukan upacara sambutan murid baru yang harus didatangi Abel?!

"Iya. Kemarin, Emily bilang bahwa kau ingin beristirahat. Tetapi, daripada tidur, kau lebih seperti pingsan. Kami tidak bisa membangunkanmu untuk makan siang dan juga makan malam." Abel bangkit dari pinggir tempat tidur, lalu menarik troli yang entah sejak kapan berada tak jauh dari kasurku saat ini.

"Ayo kita basuh wajahmu dulu, supaya kau merasa lebih segar." Abel merendam handuk dan memerasnya. Dengan telaten, ia membersihkan wajahku dengan handuk tersebut.

Aku yang masih terdiam akibat efek terkejut hanya bisa membiarkannya melayaniku.

"Terimakasih, Abel." ucapku berterimakasih ketika Abel telah selesai membersihkan wajahku.

Abel tersenyum, "Kamu pasti lapar, Cleine. Aku akan menyuapimu."

"Aaa~ Buka mulutmu, Cleine," perintah Abel sambil menyuapkan sesendok krim sup kepiting ke mulutku. Dengan patuh, aku menerima semua perlakuannya hari ini.

Ketika merasakan rasa krim sup kepiting itu di mulutku, aku menutup mulutku terkejut.

"Mm! Ini enak!" kagumku. Dengan wajah cerah, Abel menanggapi.

"Benarkah?!" ia bertanya senang. Aku mengangguk, "Ya! Siapa koki yang memasak ini?"

"Aku yang memasaknya, Cleine." Abel menggaruk pipinya dengan gestur malu, "Aku belajar dari kepala koki kemarin."

"Kau yang membuatnya?" tanyaku tidak percaya. Abel mengangguk.

"Ya.. aku sangat khawatir karena kamu melewatkan jam makan. Aku ingin membuatkanmu sesuatu yang hangat untuk dimakan, jadi aku belajar membuat krim sup ini dengan kepala koki." jawab Abel. "Karena ini hasil percobaan keduaku, sejujurnya aku takut kalau-kalau rasanya tidak sesuai dengan seleramu."

"Apa maksudmu? Ini sangat enak, Abel! Sungguh!" aku memujinya dengan sungguh-sungguh.

Luar biasa! Apakah ini yang disebut dengan kemampuan dari pemeran utama laki-laki? Hanya dengan dua kali percobaan, Abel sudah berhasil membuat masakan sederhana tetapi dengan rasa restoran bintang lima?!

Abel tersenyum puas, "Aku senang kamu menyukainya. Aaa~ Ayo makan lagi." Abel kembali menyuapiku. Tetapi, perasaanku kini sedikit mengganjal.

"Um.. Abel, omong-omong.. bagaimana dengan upacaranya?" tanyaku.

"Upacaranya baru dimulai besok, Cleine. Setelah upacara, akan dilakukan beberapa kegiatan penyambutan seperti berburu dan kegiatan lainnya." Abel mengambil gelas dan menyodorkannya kepadaku.

Dengan hati lega, aku menghembuskan napas sambil menerima gelas itu dan meminumnya. "Syukurlah.. aku pikir aku mengacaukan upacaramu."

"Tenang saja." Abel menggeleng, "Sebenarnya, hari ini aku berniat mengajakmu untuk pergi berkeliling. Tetapi, kondisimu masih kurang baik. Jadi, aku berencana untuk melakukannya lain kali."

Love Mission: Became the Next Duchess!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang