50. KEHANCURAN

59.8K 5.1K 1.3K
                                        

50. KEHANCURAN

********

Setelah mengantar Sagara ke bandara di temani Alvin, Kiyara langsung kembali ke rumah keluarganya. Tentu sempat terjadi drama antara Kiyara dan Sagara sampai akhirnya perempuan itu membiarkan Sagara pergi berkat bujukan kakaknya.

Kini Kiyara membawa salad yang baru dibuat oleh Bibi menuju kamar Alvin karena ia dan kakaknya akan nobar drama china. Iya Alvin juga nonton, tapi lebih tepatnya nonton karena dipaksa oleh adik kesayangannya itu.

Kiyara bersandar di bahu Alvin yang tengah selonjoran sambil makan kripik singkong. Keduanya anteng menyaksikan adegan demi adegan di layar laptop Kiyara.

"Dek, gimana rasanya hamil?" tanya Alvin tiba-tiba.

"Hah? Gimana? Ya gitu ada enaknya ada enggak. Tumben Kakak nanya."

"Enggak, Kakak, kan, cuma nanya. Kamu terbebani nggak?"

"Dulu mungkin iya. Tapi sekarang udah enggak, aku malah bersyukur dan senang dia ada dalam hidup aku." Kiyara tersenyum mengelus perutnya secara lembut.

Alvin mengalihkan arah pandangannya dari laptop ke wajah adiknya. "Kamu bahagia sama Gara, Dek?"

"Menurut Kakak?"

"Kakak serius, Kiya."

Kiyara tersenyum simpul turut memandang Alvin. "Kakak liat aku sekarang. Kak Gara selalu lindungin aku, menyayangi aku, dan dia mencintai aku, apa mungkin aku gak bahagia sama dia?"

"Syukur lah kalau gitu. Kamu tau, kan, Kakak paling enggak bisa lihat adek kesayangan Kakak sedih? Jadi kalau ada yang berniat buruk sama kamu, langsung aja kasih tau Kakak." Pesan Alvin dengan nada keseriusan.

***

Hari ke-dua di Bali.

Sagara tersenyum ke arah layar laptopnya. Di sana wajah cantik istrinya terpampang karena mereka tengah melakukan video call.

"Kenapa wajahnya cuman ditampilan setengah?" Sagara bertanya setelah menyesap wine yang tersaji di mejanya.

"Malu, jelek, kan, belum mandi," cengir Kiyara.

"Kata siapa jelek? Coba sini liatin semua wajahnya, Sayang, gue pengen liat." Ujar Sagara membuat Kiyara menampilkan semua wajahnya hingga terlihat di layar laptop. "Tuh cantik." Lanjutnya menggoda hingga pipi Kiyara bersemu.

Kiyara mengembungkan pipinya. "Kak, kangen," sebutnya dengan nada lucu.

"Ara jangan ngomong gitu. Kan, gue jadi pengin cepet-cepet pulang terus meluk lo seharian," sahut Sagara dengan tatapan lembut dan memuja. Percayalah rasa rindunya pada perempuan itu semakin besar melihat sikap manja Kiyara.

"BUCIN, BUCIN!" Romi yang baru masuk ke ruang Sagara menyahut dengan menggebu. Uwuphobianya kambuh mendengar percakapan dua insan yang tengah dimabuk asmara itu.

Sagara mendelik menatap tajam pada Romi. "Ngapain ke sini ganggu orang aja!"

"Sebagai asisten pribadi Tuan Muda Sagara, di sini saya mau melaporkan bahwa meeting dengan Tuan Brawijaya akan segera dimulai. Untuk itu mohon Tuan Muda Sagara segera bersiap dan stop dulu ngebucinnya." Sebut Romi dengan nada menyindir. Romi memang ikut ke Bali menemani Sagara karena Romi adalah asisten pribadi Sagara di kantor. Jadi segala keperluan di Bali pasti Romi yang mengurus.

SAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang