38. NEW HOUSE
*******
"SERIUS, RA?!"
Kiyara meletakkan jari telunjuknya di bibir, menyuruh Flora agar tidak berisik.
"Gak usah, teriak-teriak," bisiknya pelan.
"Maaf, abisnya kaget, sih. Terus siapa yang ngirim paket itu?"
Kiyara menggelengkan kepalanya. "Gak tau."
"Orang iseng kali," tebak Flora.
"Mungkin," sahut Kiyara.
Setelah menceritakan kronologi tentang paket bangkai tikus dan surat itu pada Flora, Kiyara menghela napasnya bingung, memilih menceritakan masalahnya dengan Sagara atau tidak.
Tadi pagi saja mereka diam-diaman. Tak ada yang memulai buka suara. Kiyara gengsi, sedang Sagara mungkin masih kesal dengan Kiyara. Padahal baru saja mereka baikkan, eh kemaren malah diam-diaman lagi.
"Flo?" panggil Kiyara ragu.
Flora menoleh mengangkat satu alisnya bertanya.
"Eh, gak jadi deh," ujar Kiyara.
"Apa, Ra?" tanya Flora penasaran.
"Gak jadi."
"Lo mah, gitu. Bikin gue kepo aja," sunggut Flora kesal.
"Enggak, tadinya pengen minta temenin ke toilet. Tapi gak jadi, takut lo gak mau," alibi Kiyara beralasan.
"Emang gue temen apaan, gitu doang gak mau. Yaudah, yuk gue temenin."
Setelah Kiyara pikir-pikir, tidak baik juga terlalu mencurahkan masalah rumah tangga pada orang lain, biarpun itu sahabat sendiri. Masalah itu harus diselesaikan bersama dulu dengan yang bersangkutan secara baik-baik.
Kiyara telah memutuskan untuk membicarakan masalahnya dengan Sagara nanti. Jika tidak menemukan jalan, barulah ia meminta saran pada orang terdekatnya.
***
"Eh, kamu tau Kak Sagara, gak?" Sasya menoleh pada teman sebangkunya.
Sedangkan gadis yang ditanyai itu menoleh sekilas. "Kak Sagara? Ya jelas tau lah. Cucu pemilik sekolah, siapa yang gak kenal dia."
Sasya tersenyum senang. "Kamu tau dia lagi deket sama siapa sekarang?"
Gadis bernama Wenda itu berhenti menulis, matanya menyipit. "Lo ngapain nanyain Kak Gara? Suka, ya lo sama dia?"
Sasya mengulum senyumannya dan itu membuat Wenda memutar bola matanya jengah. "Mending jangan deh. Dia udah punya cewek."
"Hah, masa sih? Emang siapa?" tanya Sasya pura-pura tidak tahu.
"Kiyara. Dia anak XI Ipa."
"Kamu punya kontaknya, gak?"
Wenda memandang Sasya aneh. "Lo masih murid baru, Sasya. Jangan macem-macem, deh," tambahnya memberi saran karena curiga pada gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA [END]
Novela JuvenilSemua manusia memiliki rencana untuk masa depannya, tercapai atau tidaknya hanya takdir yang dapat menentukan. Cerita ini berkisah tentang dua anak manusia yang harus terjebak dalam ikatan pernikahan tanpa didasari rasa cinta di dalamnya. Sagara dan...